Virus Corona

Di Gorontalo, Hand Sanitizer Dibuat dari Minuman Keras Cap Tikus karena Alkohol Susah Dicari

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memelopori pembuatan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan saat beraktivitas.

YouTube@BNPB Indonesia
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memproduksi hand sanitizer dari minuman keras Cap Tikus. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memelopori pembuatan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan saat beraktivitas, serta untuk mencegah penularan Covid-19.

Hand sanitizer tersebut merupakan asli produk Gorontalo.

"Ini namanya hand sanitizer Sophie, produksi Gorontalo, di mana kita begitu sulitnya mendapatkan bahan baku yaitu alkohol."

"Jadi Ini dari minuman khas Sulawesi Utara cap tikus dari pohon enau," kata Rusli dalam siaran BNPB, Rabu (24/6/2020).

Kadar alkohol dari minuman tersebut, kata Rusli, sekitar 40 persen.

Kemudian karena mendesaknya kebutuhan akibat Covid-19, ditingkatkan kadar alkoholnya untuk produksi handsanitizer sebesar 70 persen.

Tak Hadiri Sidang Majelis Partai Gerindra, Arief Poyuono: Saya Sibuk Ngurus Ayam

Rusli kemudian menceritakan ide awal pembuatan Sophie sebagai handsanitizer.

"Jadi ketika saya diundang oleh Kapolda Gorontalo dan Dandem untuk memusnahkan kurang lebih 40 ton cap tikus yang dijadikan barang bukti. Sayang kalau dibuang-buang," tutur Rusli.

Rusli pun menghubungi Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, menawarkan kerja sama antara kedua provinsi soal pembuatan hand sanitizer dari cap tikus tersebut.

Tak Bisa Ajukan Peninjauan Kembali, KPK Tidak Bisa Lagi Jerat Mantan Dirut PLN Sofyan Basir

"Petani anda tidak rugi, saya juga tidak rugi masyarakatnya tak minum miras, kita coba bikin ini sebagai hand sanitizer yang berkualitas," katanya.

"Beliau setuju, lalu bikin MOU agar cap tikus itu tidak kucing-kucingan dengan petugas dan masyarakat, sehingga bisa dijadikan hand sanitizer," jelas Rusli.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 23 Juni 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 10.250 (21.4%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 10.115 (21.1%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 4.062 (8.5%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 2.901 (6.1%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 2.766 (5.8%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 2.685 (5.6%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 1.855 (3.9%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 1.495 (3.1%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 1.373 (2.9%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 1.232 (2.6%)

BALI

Jumlah Kasus: 1.116 (2.3%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 1.081 (2.3%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 861 (1.8%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 796 (1.7%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 712 (1.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 634 (1.3%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 465 (1.0%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 447 (0.9%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 336 (0.7%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 313 (0.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 291 (0.6%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 281 (0.6%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 231 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 224 (0.5%)

RIAU

Jumlah Kasus: 193 (0.4%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 181 (0.4%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 179 (0.4%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 177 (0.4%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 148 (0.3%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 118 (0.2%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 114 (0.2%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 111 (0.2%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 104 (0.2%)

ACEH

Jumlah Kasus: 49 (0.1%). (Reza Deni)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved