UMKM
Gandeng Lazada, Kemenkop Percepat UMKM Go Marketplace Lewat Program Kakak Asuh, Begini Caranya
“Kami butuh marketplace untuk nampung anak didik kami (pelaku UMKM) guna mangaplikasikan ilmu dalam pemasaran digital...”
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
"Selain itu adik asuh yang mendapatkan pelatihan langsung dan bimbingan dari Kakak Asuh, juga bisa mengikuti pelatihan-pelatihan lainnya di Lazada seperti Lazada training dan sebagainya yang merupakan program rutin yang kami lakukan untuk pemberdayaan UMKM di platform kami," jelas Monika.
Gernas #banggabuatanIndonesia
Monika menambahkan, program KAU sejalan dengan program Gerakan Nasional (Gernas) #banggabuatanIndonesia yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo 14 Mei 2020 lalu.
Ini juga sebagai bagian dari program Bangkitkan Bisnismu yang digagas Lazada Indonesia sejak awal masa pandemi, dalam upaya menjaga keberlangsungan bisnis pelaku bisnis, terutama UKM.
“Salah satu inisiatif dalam program #BangkitkanBisnismu ini adalah KAU, yang merupakan kemitraan Lazada dengan SMESCO Indonesia," tutur Monika.
"Program KAU ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong pelaku UMKM mengembangkan bisnis mereka di ranah digital melalui e-commerce,” imbuhnya.
Saat ini ribuan penjual dan jutaan barang produksi UKM lokal sudah aktif di kanal Bangga Buatan Indonesia di platform Lazada.
Dalam satu minggu pertama diperkenalkannya kanal khusus #banggabuatanIndonesia di platform Lazada, lebih dari 750.000 pengunjung datang dan berbelanja produk lokal di kanal tersebut.
Saat ini, sellers Lazada yang sudah berhasil membangun bisnis mereka di Lazada sangat aktif berbagi ilmu melalui berbagai payung komunitas seperti Lazada Club dan Lazada University.
Di tahap awal, Lazada Indonesia akan memulai dengan merekrut 100 calon kakak asuh, masing-masing dengan maksimum tiga adik asuh yang akan dibimbing.
Tantangan
Sementara, menurut Deputi Bidang Pengembangan SDM KemenkopUKM, Arif Rahman Hakim, bahwa tantangan UMKM saat ini adalah memaksimalkan pemasaran digital melalui platform online, untuk menjangkau pasar yang lebih luas secara lebih efektif dan efisien.
Namun, kata dia, baru sekitar 13 persen UMKM yang sudah masuk ke online marketplace.
“Kami targetkan pada akhir 2020 bisa bertambah sekitar dua juta UMKM yang bisa akses pemasaran digital,” ujarnya.
Menurut Arif, melalui program KAU, para UMKM yang sudah dibentuk kemudian membentuk komuitas adik asuh yang akan didampingi dan diantarkan ke marketplacenya, mulai dari cara membuat toko online, cara menampilkan produk, hingga cara memasarkannya.
“Kami ingin mewujudkan digitalisasi ini dengan melakukan pelatihan untuk UMKM yang nantinya bisa diterapkan serta adanya pendampingan setelah dilatih,” ujarnya.
Arif menambahkan, upaya mendorong semakin banyak UMKM untuk masuk ke pasar online tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah, namun juga perlu melibatkan semua pihak terkait.
Dalam hal ini, Kemenkop menggandeng Lazada Indonesia sebagai penyedia marketplace, dan komunitas Bolu.ID yang menjadi ruang berbagi pengalaman di antara UMKM.
“Kami butuh marketplace untuk nampung anak didik kami (pelaku UMKM) guna mangaplikasikan ilmu dalam pemasaran digital,” ungkapnya.