Liga 1
Terlanjur Menggilai Bola, Presiden Persita Tangerang Tak Mau Asal-asalan dalam Mengelola Klub
Ia pun rela berinvestasi di bola (Persita). Artinya, sejauh ini dirinya rela mengeluarkan uang demi kehidupan Persita.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Murtopo
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM Rafsanzani Simanjorang
WARTAKITALIVE.COM, TANGERANG - Tak banyak yang tau sosok Ahmed Rully Zulkifar dalam memperjuangkan klub kebanggaan kabupaten Tangerang, Persita Tangerang agar tetap eksis di kompetisi sepak bola Indonesia.
Delapan tahunan menjadi tim musafir dan berkutat di Liga 2 Indonesia, tak membuatnya mau mengurangi cintanya kepada klub berjuluk Pendekar Cisadane ini.
Pria yang akrab disapa "pak Rully" ini memang jarang berbicara banyak ke publik.
Seakan sosok dibalik layar, dirinya tetap namun tetap menyusun dan menjalankan program Persita beserta dengan tim yang dipercayanya dapat membangun Persita.
• Pemain Bertahan Persita Tangerang Muhammad Toha Jadi Bek yang Jarang Kena Bullying
Kesabarannya pun berbuah manis dengan lolosnya Persita ke Liga 1 Indonesia musim 2020 dan punya rumah baru, Stadion Sport Center. Namun, targetnya tak berhenti disitu.
"Saya berharap suatu saat nanti Persita menjadi klub profesional," tuturnya dikutip dari podcast Persita Talks yang dipandu oleh media officer Persita, Yetta Angelina belum lama ini.
Ia mengatakan dirinya terlanjur menggilai sepak bola dan tak ingin asal-asal dalam mengelola klub kebanggaan masyarakat Tangerang ini.
• Bek Persita Tangerang Bangga Jarang Mendapatkan Kartu Kuning dan Merah saat Bertanding
Ia pun rela berinvestasi di bola (Persita). Artinya, sejauh ini dirinya rela mengeluarkan uang demi kehidupan Persita.
Hal yang mendasari kata "gila" yang dilontarkan sendiri olehnya, karena tak banyak orang akan melakukan hal yang sama.
Selanjutnya, langkah menuju klub profesional tidaklah mudah, namun Persita perlahan melangkah menuju target itu.
• Rindu Pendekar Kamis Sore, Persita Hadirkan Raphael Maitimo dalam Live Instagram
Selain pengembangan usia muda, Persita juga membangun infrastruktur tim sedikit demi sedikit.
Sebelum pandemi, bus tim Persita pun dibeli guna menghemat anggaran agar bisa dipergunakan untuk infrastruktur lainnya.
"Bila pengembangan usia muda maju, didukung pula oleh infrastruktur yang memadai, maka sepak bola akan menjadi industri. Itu yang saya harapkan terjadi ke depannya,"tutupnya.