Virus Corona Jabodetabek

Bus Sekolah Dimodifikasi Jadi Bus Pengangkut Pasien Covid-19, Ini Penjelasan UPAS Dishub DKI Jakarta

Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/Rangga Baskoro
Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19 dijelaskan pihak Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, di Kantor UPAS, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (13/6/2020). 

Para penumpang hanya diperbolehkan untuk membuka jendela untuk sirkulasi udara.

"Lalu pemutusan sentra AC. Tidak ada AC. Jendelanya dibuka. Itu demi menjalankan protokol kesehatan," tuturnya.

Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19 dijelaskan pihak Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, di Kantor UPAS, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (13/6/2020).
Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19 dijelaskan pihak Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, di Kantor UPAS, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (13/6/2020). (Warta Kota/Rangga Baskoro)

Setelah mengantarkan penumpang menuju Wisma Atlet atau rs rujukan, bus kemudian disterilisasi di kawasan Sunter.

Dilakukan proses disinfeksi agar bus terbebas dari virus.

"Kru nya kemudian setelah menjalankan tugas, kami isolasi di mess UPAS dengan ruangan tersendiri. Dalam 3 hari, kami lihat apakah dia mengalami gejala terpapar atau tidak"

"kalau ada gejala, maka akan kami minta bantuan dinkes untuk pemeriksaan. Kalau 3 hari tidak ada gejala, baru boleh pulang ke rumahnya," ucapnya.

50 Bus Sekolah Antar Penumpang ke 5 Stasiun KRL di Jakarta

Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dishub DKI Jakarta kemarin, Jumat (12/6/2020), operasikan sebanyak 50 unit bus untuk mengantarkan penumpang di 5 stasiun.

Kepala UPAS Dishub DKI Jakarta Ali Murtadho menjelaskan warga cukup antusias diangkut menggunakan bus sekolah sebagai solusi penumpukan penumpang kereta rel listrik (KRL) di stasiun-stasiun saat jam sibuk.

"Total ada 371 penumpang yang kami antarkan pulang ke wilayah Bodetabek," ucap Ali saat dikonfirmasi, Sabtu (13/6/2020).

Petugas Dishub DKI menempelkan stiker pada bus sekolah yang digunakan untuk mengangkut penumpang.
Petugas Dishub DKI menempelkan stiker pada bus sekolah yang digunakan untuk mengangkut penumpang. (Warta Kota/Rangga Baskoro)

Ali merinci, jumlah penumpang yang diangkut di Stasiun Tebet berjumlah 115 orang, Stasiun Tanah Abang 78 orang, Stasiun Sudirman 72 orang, Stasiun Manggarai 74 orang dan Stasiun Juanda sebanyak 32 orang.

Dilihat dari lokasi tujuannya, sebanyak 67 orang telah diantarkan ke daerah Bekasi, 135 orang ke Bogor, 25 orang ke Tangerang dan 144 orang ke Bogor.

"Dari 50 bus yang kami siapkan, sebanyak 44 bus yang melakukan operasional, ini di luar ekspektasi kami karena begitu banyak warga yang minta diantarkan," ujarnya.

Sebelumnya, UPAS Dishub DKI Jakarta mengoperasikan sebanhak 50 bus yang ditempatkan di 5 stasiun yang disinyalir sering terjadi penumpukan penumpang KRL.

Sebanyak 50 bus tersebut mengantarkan penumpang menuju 6 lokasi tujuan di kota-kota satelit.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved