Virus Corona Jabodetabek
BREAKING NEWS : Ambil Paksa Jenazah PDP Virus Corona di RS Mekar Sari, Keluarga Minta Maaf
Video warga mengambil paksa jenazah dari RS Mekar Sari Bekasi populer di media sosial. Jasad ini diduga pasien dalam pengawasan virus corona.
Penulis: Muhammad Azzam |
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Polisi masih menyelidiki kasus warga ambil paksa jenazah dari Rumah Sakit Mekar Sari, Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Sebelumnya beredar di media sosial video dan WhatsApp yang menampilkan warga mengambil paksa jenazah dari RS Mekar Sari.
Jenazah yang diambil paksa itu diduga pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau Covid-19 yang sebelumnya dirawat di RS Mekar Sari.
Dalam video berdurasi tiga menit itu memperlihatkan warga bergerombol dan masuk ke rumah sakit.
Mereka menggedor pintu rumah sakit sambil berteriak penuh emosi.
Gerombolan orang itu merangsek masuk dan menuju salah satu ruangan. Kemudian, mereka keluar membawa jenazah sembari mengucapkan kalimat tahlil.
• Eko S Nugroho : Masyarakat Tidak Paham dan Salah Paham Kasus Ambil Paksa Jasad PDP di RS Mekar Sari
Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing membenarkan kejadian jenazah diambil paksa di RS Mekar Sari, Senin (8/6/2020).
"Iya benar kejadian Senin (8/6/2020) siang," kata Erna ketika dikonfirmasi, Selasa (9/6/2020).
Pasien itu berinsial R, merupakan warga Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Informasi awal kejadian itu dipicu akibat pihak keluarga ingin membawa pulang jenazah karena ingin segera dimakamkan.
"Pasien itu hasil rekam medis jantung dan paru, masuk itu PDP, untuk positifnya saya belum tahu intinya pasien Covid-19," kata dia.
"Kita lagi dalami cari tahu pangkal masalahnya," tutur Erna lagi.
Sementara itu, Polres Metro Bekasi Kota bersama Polsek Bekasi Timur tengah mendalami kasus pengambilan paksa.
Polisi melakukan pengecekan, mencari data-data, bukti-bukti serta saksi-saksi untuk ditindaklanjuti dalam proses penyelidikan.
"Perlu diperiksa dulu baru ketahuan sesuai SOP (Standard Operating Procedure-Red) Covid-19," ucap Erna.
• ARSSI Sesalkan Insiden Ambil Paksa Jenazah PDP Corona di RS Mekar Sari Bekasi
Menyesalkan
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyesalkan insinden ambil paksa jenazah di RS Mekar Sari, Bekasi Jaya, jika jasad itu PDP virus corona.
Pasalnya, jenazah pasien positif atau orang dalam pantauan (ODP) dan PDP, wajib menjalankan prosedur tetap pemakaman standar lembaga kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).
"Jadi sangat menyesalkan sekali kejadian itu, kalau betul itu PDP, seharusnya pemusaran harus sesuai SOP, baik itu SOP dari pemerintah kota ataupun standar WHO," kata Rahmat di Stadion Patriot Chandrabhaga, Selasa (9/6/2020).
Keluarga minta maaf
Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menyerahkan kasus ini kepada polis dan pemerintah setempah.
Berdasarkan informasi , pihak keluarga sudah menghubungi rumah sakit dan meminta maaf atas kejadian tersebut.
Pihak rumah sakit juga tidak akan membesarkan kasus ini. Tidak ada fasilitas rumah sakit yang dirusak, meskipun ada satu petugas yang terkena pukul massa tapi tidak akan melaporkan.
"Pihak rumah sakit bilang bahwa keluarga meminta maaf atas kejadian itu, massa itu juga bukan dari keluarganya," kata dr Eko S Nugroho, Ketua ARSSI Kota Bekasi, Selasa (9/6/2020).
• Heboh Ambil Paksa Jenazah PDP Corona di RS Mekar Sari, Jika Benar Wali Kota Bekasi Menyayangkan
ARSSI juga menyesalkan atas insiden pengambilan paksa jenazah PDP di RS Mekar Sari.
Menurut Eko, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua unsur pihak, khususnya masyarakat.
Dia menjelskan, kebijakan pasien ODP, PDP dan positif virus corona ketika meninggal wajib menjalankan protokol berdasarkan aturan WHO.
Eko menilai, masih banyak masyarakat yang tidak paham terkait kebijakan dan aturan tersebut sehingga terjadi kesalahpahaman.
"Saya (ARSSI) sangat menyesalkan kejadian ini dan minta ke depannya itu pihak rumah sakit lebih waspada lagi berarti kan," katanya.
"Kita sudah menjalankan aturan, protokol, tetapi kita tidak bisa cegah perilaku-perilaku dari masyarakat yang tidak bisa memahami kebijakan-kebijakan yang ada," ucap Eko lagi.
• Kematian Pandemi Corona Terus Meningkat, WHO Sebut Ini Bukan saatnya Negara Manapun untuk Santai!
Dia mendapat informasi dari RS Mekar Sari bahwa rumah sakit telah menjalankan protokol yang berlaku, hasil pemeriksaan pasien itu dengan kecurigaan Covid-19 hingga berstatus PDP.
Pasien juga telah dilalukan tes, akan tetapi lebih dahulu meninggal sebelum hasil pemeriksaan keluar.
"Sudah sempat melakukan pemeriksaan yang di perlukan. Untuk PCR (polymerasi chain reaction--Red) saya belum mendapatkan informasi dari pihak rumah sakit. Kemungkinan masih menunggu hasil," tuturnya.
"Kan sering tuh kita jumpai, lagi menunggu hasil tiba-tiba pasien meninggal. Dalam meninggal itu, perlakuannya harus sesuai jenazah khusus tetap protokol Covid-19," kata Eko.
• New Normal, Kemenhub Revisi Aturan Transportasi Selama Pandemi Virus Corona. Simak Penjelasannya
Dia menambahkan, rumah sakit sebenarnya akan mengizinkan jenazah itu dibawa keluarga untuk dimakamkan, tetapi wajib menjalankan prosedur standar WHO.
Namun, ketika itu puluhan orang datang langsung mengambil jenazah tanpa mendengarkan penjelasan rumah sakit.
"Rumah sakit akan memberikan sebetulnya kalau memang mau diambil karena tidak berhak menahan jenazah. Rumah sakit itu posisinya hanya menjalankan kebijakan atau aturan pemerintah," ucapnya.
Akan tetapi sepanjang masyarakat atau warga menginginkan jenazah itu dibawa pulang, rumah sakit akan menyerahkan baik-baik dengan memberikan surat keterangan bahwa mereka memahami risikonya.
"Ini belum sempet begitu udah dibawa, bikin heboh entah siapa yang (bikin dan unggah) video," ucap Eko.