Virus Corona

Rumah Sakit di New Delhi Alami Kekurangan Tempat Tidur Akibat Lonjakan Jumlah Penderita Covid-19

Diprediksi jumlah penderita di kota tersebut bakal mencapai angka 550.000 pada bulan depan, sedangkan kapasitas tempat tidur cuma sekitar 9.000.

Penulis: |
SAJJAD HUSSAIN / AFP
Dalam foto yang diambil pada 3 Juni 2020 ini, kerabat menyiapkan pembakaran kremasi untuk seseorang yang meninggal karena virus corona Covid-19, di tanah kremasi Nigambodh Ghat di New Delhi. Antrean pelayat menunggu di pintu masuk ke krematorium terbesar di New Delhi ketika tumpukan korban coronavirus di dalam menunggu dibakar. Nigambodh Ghat telah bekerja lembur sejak New Delhi, India menjadi hotspot pandemi. Tetapi hanya tiga dari enam tungku yang digunakan untuk mengkremasi korban Virus Corona. 

Wartakotalive, Jakarta - Rumah sakit di Ibu Kota India, New Delhi, mengalami kekurangan tempat tidur untuk merawat pasien covid-19 akibat terjadi lonjakan jumlah penderita secara luar biasa.

Apalagi diprediksi jumlah penderita di kota tersebut bakal mencapai angka 550.000 pada bulan depan, sedangkan kapasitas tempat tidur cuma sekitar 9.000.

Angka mengkhawatirkan tersebut dipaparkan Wakil Menteri Manish Sisodia kepada wartawan, Selasa, 9 Juni 2020, sebagaimana dikutip straitstimes.com.

Sampai dengan kemarin jumlah penderita covid-19 di seluruh negeri berpenduduk 1,3 miliar itu mencapai 266.598.

New Delhi menjadi daerah terparah dengan jumlah kasus mencapai 29.000.

Angka tersebut bakal menggelembung setelah pemerintah membuka kembali penguncian (lockdown) guna menghidupkan kembali perekonomian yang sudah nyaris bangkrut.

Akibat pelonggaran tersebut, kata wakil menteri itu, jumlah penderita covid-19 bakal mencapai angka 550.000 pada bulan Juni.

Personel polisi mencoba mengendalikan pekerja migran setelah mereka memblokir jalan raya nasional selama protes terhadap Pemerintah Punjab menuntut pengembalian lebih awal ke kota asal mereka di pinggiran Amritsar, India, Rabu (29/5/2020).
Personel polisi mencoba mengendalikan pekerja migran setelah mereka memblokir jalan raya nasional selama protes terhadap Pemerintah Punjab menuntut pengembalian lebih awal ke kota asal mereka di pinggiran Amritsar, India, Rabu (29/5/2020). (NARINDER NANU / AFP)

Dalam situasi tersebut, dibutuhkan sebanyak 80.000 tempat tidur untuk merawat pasien yang sudah gawat, padahal kapasitas sekarang ini sekitar 9.000 saja.

Pada kondisi sekarang saja, banyak pasien darurat yang tidak dapat dirawat di rumah sakit.

Salah satunya dialami oleh Aniket Goyal, seorang mahasiswa universitas Delhi.

Ia memaparkan, kakeknya ditolak masuk ke enam rumah sakit yang dikelola pemerintah pekan lalu karena tidak ada tempat tidur lagi yang tersedia.

Ia lantas membawa sang kakek ke rumah sakit swasta kota, tapi urung lantaran tarif RS itu kelewat mahal.

"Kakek sekarat di depan kami sekeluarga, dan kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Goyal.

Sang kakek yang berusia 78 tahun itu akhirnya meninggal dunia.

Nasib serupa dipaparkan seorang warga lain melalui Twitter.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved