PSBB Jakarta
Cerita Sumardi Lolos Mudik ke Sukoharjo Bayar Rp 500.000 tanpa SIKM, di Jakarta Langsung Dikarantina
Dengan biaya sebesar itu, Sumardi bersama para penumpang lainnya melewati jalur alternatif dari Sukoharjo sampai Jakarta.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Mohamad Yusuf
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebuah rumah warga di RT 01/RW 07 Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ditempeli stiker karantina mandiri.
Pasalnya karena lolos balik mudik tanpa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).
Ada dua rumah yang di antaranya di RT 01/RW 07 Kelurahan Papanggo ditempeli stiker bertuliskan pemberitahuan karantina mandiri.
Dengan tulisan ‘Rumah Pendatang Mudik Dalam Pengawasan Karantina Mandiri 14 Hari’.
Wakil Ketua RW 07 Kelurahan Papanggo, Supatman mengatakan hal tersebut untuk menandai adanya warga yang baru kembali ke rumahnya masing-masing usai sempat mudik.
• Lion Air Group Hentikan Sementara Operasional Penerbangan Mulai 5 Juni 2020, ini Penyebabnya
• Anies akan Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Lokal di 62 RW, ini Daftarnya
"Jadi intinya kita mengawasi sesuai anjuran pemerintah, setiap pemudik yang datang wajib dikarantina mandiri selama 14 hari di rumahnya masing-masing," kata Supatman, Selasa (2/6/2020).
Supatman mengatakan bahwa para penghuni dari dua rumah tersebut baru saja tiba di Jakarta Senin (1/6/2020) lalu usai mudik ke Sukoharjo, Jawa Tengah dan Madura, Jawa Timur.
Sementara itu penghuni rumah yang ditempeli stiker, Sumardi Sri Handoko (54) menceritakan pulang kampung ke Sukoharjo, Jawa Tengah sejak sebelum bulan Ramadan atau April lalu bersama istrinya, Poniyem.
Dalam perjalanan berangkat maupun pulang dari Sukoharjo ke Jakarta, Sumardi mengaku tak menemui kendala berarti.
Meskipun masih dalam suasana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Nggak pernah diberhentiin petugas," kata pedagang bakso cilok itu.
Dirinya lolos razia PSBB karena menggunakan jasa angkutan travel yang enggan disebutkan namanya.
Sumardi dan sang istri mendapatkan jaminan tiba di tujuan tanpa terjaring razia.
"Bayarnya Rp 500.000. Itu lebih mahal dari harga normal. Harga normalnya Rp 200.000," katanya.
• Kim Kardashian Cari Pelajar Perempuan yang Wajahnya Ditembak saat Demo di AS ini,Aku Mau Obati Dia
• Beredar Kabar Para Pilot Kena PHK, ini Penjelasan Dirut Garuda Indonesia
• DMI Terbitkan Surat Edaran Serukan Masjid Dibuka kembali untuk Salat Lima Waktu dan Salat Jumat
Dengan biaya sebesar itu, Sumardi bersama para penumpang lainnya melewati jalur alternatif dari Sukoharjo sampai Jakarta.
Bahkan Sumardi juga mengaku diantarkan hingga masuk ke gang rumahnya.
"Jadi lewat jalur alternatif, saya juga nggak tahu persisnya," ucap Sumardi. (jhs)