Penelitian
Memprediksi Pergerakan Covid-19 Melalui Model Matematis, Ini Hasil Kajian Sejumlah Peneliti
Sejumlah peneliti dan ahli memprediksi puncak wabah virus corona di Indonesia. Apa hasilnya?
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
"Penggunaan grey model dapat memprediksi deret waktu dengan data kasus baru, serta keunggulannya hanya membutuhkan data yang terbatas..."
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sejumlah peneliti dan ahli memprediksi puncak wabah virus corona di Indonesia.
Prediksi ini dilakukan melalui permodelan matematis yang menghitung perkiraan puncak wabah. Tujuannya, agar langkah-langkah antisipatif bisa dimaksimalkan.
Peneliti dan perekayasa muda di Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah (PTPSW) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Anisah melakukan prediksi melalui permodelan yang disebut Grey Forecasting Model atau GM (1,1) dan Grey Model Verhulst.
• PENELITIAN Terbaru di 41 Negara, Panjang Jari Manis Berhubungan Tingkat Kematian Pasien Covid-19
• Penelitian di Eropa, Anjing Bisa Endus Orang yang Positif Covid-19
• Fakta, Pendapatan Pajak DKI Turun dari Rp50.17 Triliun Jadi Rp22.5 Triliun Akibat Covid-19
Pada kedua Grey Model tersebut, Anisah memasukan data kasus Covid -19 di Indonesia dengan jumlah kasus baru yang muncul dan telah terkonfirmasi dengan pasien positif Covid-19, serta sumber data dari kemenkes RI yang diambil dari laman http://covidtrack.bppt.go.id.
"Penggunaan grey model dapat memprediksi deret waktu dengan data kasus baru, serta keunggulannya hanya membutuhkan data yang terbatas," ungkap Anisah saat webinar PTPSW- BPPT bertajuk Model Matematis dan Covid-19 di Indonesia melalaui zoom meeting, Kamis (28/5/2020).
Untuk fitting kurva GM 1.1 (garis biru) dan modifikasinya (garis merah) memperlihatkan bahwa kedua garis kurva terus mengalami peningkatan semenjak kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020.
Pada hari ke-80, mencapai titik puncak dengan menyentuh angka 1000 jumlah kasus positif.
Selain itu, fitting kurva ini juga menunjukkan prediksi akan peningkatan kasus baru Covid-19 untuk 30 hari ke depan yang bisa dilihat dari garis merah panjang keatas yang melampaui titik puncak kasus positif.
Begitu pula terjadi pada fitting kurva grey model verhulst dan modifikasinya.
Puncak jumlah kasus terlewati
Meski grafik memperlihatkan puncak jumlah kasus positif Covid-19 sudah terlewati, hanya saja prediksi kenaikan kasus positif Covid-19 dalam jangka waktu satu bulan ke depan, jumlahnya tidak akan melebihi titik puncak.
"Dengan hasil kurva fitting grey model ini, kita optimis bahwa kita sudah melampaui puncak (kasus baru positif Covid-19), tapi tetap perlu diperhatikan karena prediksi 30 hari ke depan trennya masih naik," sebut Anisah.
Data Driven SIR
Berbeda dengan Anisah yang menggunakan Grey Model, peneliti PTPSW BPPT Dr Albert Sulaiman menggunakan Data Driven SIR (Susceptible, Infectious, Recovered) Model Fit New Normal.
Pada fitting kurva SIR Model, menunjukkan ada satu titik pertemuan antara garis merah (pergerakan kasus positif covid 19) dan garis hijau (pergerakan pulih) yang diprediksi pada titik pertemuan tersebut Indonesia bisa dikatakan sudah masuk pada tahap new normal.
"Mungkin ini titik di mana kita boleh melakukan new normal. Tapi ini bukan kewenangan saya untuk menginterpretasikan hal ini. Kita harus bergantung kepada ahli epidemiologi," ucapnya.