Virus Corona
WHO Kutuk Konsep Herd Immunity, Berdampingan dengan Virus Corona Termasuk New Normal Versi Jokowi
Belakangan sedang tren konsep berdamai dengan virus corona, Herd Immunity atau kekebalan kelompok, hingga New Normal. Tapi dikutuk WHO
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Belakangan sedang tren konsep berdamai dengan virus corona, Herd Immunity atau kekebalan kelompok, hingga New Normal terkait pandemi virus corona yang belu reda.
Dalam berbagai kesempatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan masyarakat harus bisa berkompromi, hidup berdampingan, dan berdamai dengan Covid-19 agar tetap produktif.
Untuk itu, pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat agar dapat kembali berjalan normal.
• PT Angkasa Pura II Siapkan Protokol The New Normal untuk Aktivitas di Bandara Soekarno Hatta
• Ini Sosok dan Foto-foto Letda Ajeng Tresna Dwi Wijayanti Penerbang Pesawat Tempur Perempuan Pertama
Dia pun menyebutnya dengan istilah new normal.
Benarkan New Normal seperti video di bawah ini?:
Pandemi Covid-19 tak dipungkiri menimbulkan dampak bagi kehidupan umat manusia, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.
Bahkan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada rutinitas sehari-hari manusia yang biasanya menjalankan aktivitas seperti bekerja, sekolah, berolahraga, dan lainnya, kini dipaksa untuk berdiam diri di rumah.
• Viral #IndonesiaTerserah, Ketua Gugus Tugas : Kehilangan Dokter Adalah Kerugian Besar Bagi Bangsa
Oleh karenanya, istilah new normal hadir sebagai kehidupan baru dari adanya pandemi Covid-19.
Namun tampaknya Presiden Joko Widodo harus memikirkan ulang wacana meminta masyarakat Indonesia untuk 'berdamai' dengan virus corona selama vaksin yang efektif belum ditemukan.
Sebabnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam berita terkininya mengutuk konsep herd immunity atau kekebalan kelompok yang mulai digaungkan berbagai negara dalam mengelola pandemi Covid-19.
• Suasana Pembayaran Zakat di Masjid Al Azhom Tangerang Tampak Sepi
Menurut Direktur Eksekutif Program Kedaruratan kesehatan WHO, Dr. Michael Ryan, negara-negara yang berpikir bahwa 'berdamai' dengan virus corona akan secara ajaib menciptakan kekebalan kelompok adalah pemikiran yang keliru.
Langkah-langkah melonggarkan lockdown di mana pemerintahan suatu negara belum benar-benar melakukan sesuatu dalam memerangi Covid-19 disebutnya amat berbahaya.
Dr. Ryan menjelaskan, konsep herd immunity sejatinya digunakan untuk menghitung berapa banyak vaksin yang harus disebar di suatu populasi untuk melindungi orang-orang yang tidak divaksinasi.
"Kita perlu hati-hati saat menggunakan istilah-istilah ini di sekitar infeksi alami pada manusia," kata Dr. Ryan dikutip dari laman WHO (17/05/2020).
• Tidak Ada Standar Pelaksanaan, Pendistribusian Bantuan Presiden di Depok Dievaluasi
"Karena hal ini justru dapat menyebabkan akibat yang sangat brutal, yang tidak menempatkan orang, kehidupan, dan penderitaan di tempat semestinya," tambahnya.
Konsep herd immunity bisa diartikan sebagai upaya untuk menghentikan laju penyebaran virus dengan membiarkan populasi terpapar.
Mereka diharapkan bisa mendapatkan imunitas atau kekebalan alami sehingga virus hilang dengan sendirinya.
Namun, konsep yang kini mulai digaungkan berbagai negara, mendapat kritik dari para peneliti.
Sebabnya, strategi herd immunity dinilai bakal menimbulkan banyak korban meninggal sebelum kekebalan kelompok bisa tercapai.
• Jadi Pasangan Duet Syakir Daulay Nyanyikan Bidadari Surga, Adiba Uje: Awalnya Sempat Nggak Pede
"Ini adalah penyakit serius, ini adalah musuh publik nomor satu. Kami telah mengatakan ini berulang kali. Tidak ada yang aman sampai semua orang aman," tegas Dr. Ryan.
"Satu-satunya cara aman kita akan bisa mendapatkan herd immunity terhadap virus ini adalah vaksin," kata Natalie Dean, seorang ahli biostatistik di University of Florida yang berspesialisasi dalam epidemiologi penyakit menular, dikutip dari New York Post (04/05/20)
Ahli lain pun berpendapat setidaknya untuk saat ini, herd immunity bukanlah tujuan yang dapat dicapai.
• Konsumen Tagih Uang Pembelian Apartemen, Developer Apartemen T Plaza Malah Salahkan Pihak Lain
Baca Juga: Seorang Pria Memungut Anak Anjing Mungil yang Terlantar di Jalan, Setelah Dipelihara Ternyata Bukan Anjing Melainkan Hewan Ini...
Melakukan herd immunity seperti pada kasus cacar air dan campak adalah ide yang mengerikan, para ilmuwan menjelaskan.
Tidak hanya karena Covid-19 jauh lebih berbahaya daripada cacar air, tetapi juga karena seseorang tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.
"Kami telah mendengarkan dengan prihatin terhadap suara-suara yang keliru menyarankan bahwa herd immunity dapat segera memperlambat penyebaran Covid-19," tulis David Dowdy dan Gypsyamber D'Souza, dari Departemen Epidemiologi di Sekolah Kesehatan Publik Johns Hopkins Bloomberg, dikutip dari Reuters (07/05/20).
• Bekas Kiper PSMS Medan Choirun Nasirin Tersangka Bandar Narkoba, Langsung Dipecat PS Hizbul Wathan
"Covid-19 100 kali lebih mematikan daripada cacar air. Misalnya, di kapal pesiar Diamond Princess, tingkat kematian di antara mereka yang terinfeksi SARS-CoV-2 adalah 1%," jelas mereka.
Sehingga seseorang yang pergi ke "pesta virus corona" untuk terinfeksi tidak hanya akan secara substansial meningkatkan peluang mereka sendiri untuk mati di bulan berikutnya, efek dari herd immunity ini juga akan membahayakan keluarga dan teman-teman mereka. (*)