Virus Corona
China Akui Telah Hancurkan Sampel Covid-19 Ketika Awal Pandemi Berlangsung, Tapi Bantah Tutupi Kasus
Selama ini China selalu membantah adanya rekayasan terkait virus corona yang berkembang di negara tersebut.
Berdasarkan dari informasi laporan Badan Intelijen Pusat yang dikonfirmasi dua pejabat senior AS, Newsweek pun memberitakan bahwa Komunitas Intelijen percaya Beijing ikut menekan WHO untuk meremehkan pandemi ini pada Januari.
• Mulai 1 Juni 2020 Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka, Ini Bentuk Tes Masuk yang Harus Dijalankan
WHO memuji usaha penanganan pandemi virus corona China waktu itu, Hal ini sama seperti yang sempat dilakukan Donald Trump.
Namun, saat virus corona mulai menjangkiti seluruh dunia, kondisi ini langsung menjadi panggung masalah baru antara Washington dan Beijing.
Amerika Serikat menjadi negara terparah akibat virus corona saat ini.
Trump dan pemerintahannya kemudian mulai melimpahkan kesalahan ke China yang dituduh gagal membendung penyebaran virus di awal pandemi.
• Aplikasi Mandiri Lawan Covid FC19S Diluncurkan, Warga Bisa Diagnosa Mandiri
Lemari pendingin tempat menyimpan 1.500 virus di Institut Virologi Wuhan. (daily mail)
China Akui Perintahkan Laboratorium yang Tidak Resmi untuk Menghancurkan Sampel Virus Corona Awal
Kemudian, pada Jumat (15/5/2020), China mengkonfirmasi telah memerintahkan laboratorium yang tidak sah untuk menghancurkan sampel virus corona baru pada tahap awal wabah, hal itu dilakukan karena alasan keamanan hayati.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah berulang kali mengatakan bahwa Beijing menolak untuk menyediakan sampel virus corona yang diambil dari pasien ketika penularan dimulai di China akhir tahun lalu, dan mengatakan bahwa otoritas China telah menghancurkan sampel awal.
• Konser Berbagi Kasih dan Lelang Motor Listrik Tanda Tangan Jokowi Galang Dana Hingga Rp 4 Miliar
Dilansir oleh South China Morning Post, Liu Dengfeng, seorang pejabat di departemen ilmu pengetahuan dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan ini dilakukan di laboratorium yang tidak sah untuk "mencegah risiko keselamatan biologis laboratorium dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal".
"Pernyataan yang dibuat oleh beberapa pejabat AS diambil di luar konteks dan dimaksudkan untuk membingungkan," katanya pada sebuah pengarahan di Beijing.
Ketika penyakit seperti pneumonia pertama kali dilaporkan di Wuhan, "lembaga profesional tingkat nasional" bekerja untuk mengidentifikasi patogen yang menyebabkannya, kata Liu.
• Pensiun dari Bulu Tangkis, Tontowi Ahmad Ingin Teknuni Bisnis Properti
"Berdasarkan penelitian yang komprehensif dan pendapat ahli, kami memutuskan untuk sementara waktu mengelola patogen yang menyebabkan pneumonia sebagai Kelas II - sangat patogen - dan memberlakukan persyaratan keamanan hayati pada pengumpulan sampel, transportasi dan kegiatan eksperimental, serta menghancurkan sampel," katanya.
Liu menambahkan bahwa tindakan ini sejalan dengan praktik standar China untuk menangani sampel yang sangat patogen, yang seharusnya tidak dilakukan oleh laboratorium yang tidak memenuhi persyaratan.
Patogen Kelas II dapat ditularkan di antara manusia atau hewan, atau antara manusia dan hewan, dan menyebabkan penyakit serius seperti sindrom pernapasan akut (Sars) dan cacar.
Artikel ini telah tayang di Tribunwiki.com dengan judul Hal Mengejutkan, China Mengaku Sengaja Hancurkan Sampel Covid-19 Ketika Awal Pandemi Berlangsung