Virus Corona

China Akui Telah Hancurkan Sampel Covid-19 Ketika Awal Pandemi Berlangsung, Tapi Bantah Tutupi Kasus

Selama ini China selalu membantah adanya rekayasan terkait virus corona yang berkembang di negara tersebut.

Wuhan Virology Institut
Petugas sedang bekerja di Wuhan Virology Institut. Inirtelijen Israel menduga virus corona yang menghebohkan adalah virus pelarian senjata bilologi China. Tapi China membantahnya meski mengakui hancurkan sampel virus corona ketika awal terjangkit 

WARTAKOTALIVE.COM, BEIJING -- Selama ini China selalu membantah adanya rekayasan terkait virus corona yang berkembang di negara tersebut.

Kini dikabarkan muncul pengakuan bahwa China sudah menghancurkan beberapa sampel virus corona saat awal kemunculan pandemi ini.

Walaupun begitu, China menampik tuduhan Amerika Serikat ( AS) dan Eropa jika hal tersebut dilakukan untuk menutup-nutupinya.

Pekerja terlihat di sebelah kandang tikus (kanan) di Institut Virologi Wuhan China dalam file foto. Pejabat AS dilaporkan percaya Coronavirus pertama kali menyeberang ke manusia di dalam laboratorium Virologi Wuhan ini.
Pekerja terlihat di sebelah kandang tikus (kanan) di Institut Virologi Wuhan China dalam file foto. Pejabat AS dilaporkan percaya Coronavirus pertama kali menyeberang ke manusia di dalam laboratorium Virologi Wuhan ini. (AFP/getty images)

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Liu Dengfeng seorang pengawas di divisi sains dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional China, dalam konferensi pers pada Jumat (15/5/2020) di Beijing.

Duta Besar China untuk Israel, Du Wei Ditemukan Tewas Misterius, China Kirim Tim Investigasi

Tak Ingin Disaingi China, Presiden Donald Trump Kembali Akan Membantu Pendanaan WHO

Liu Dengfeng menyampaikan, pemerintah China sudah mengeluarkan perintah pada 3 Januari untuk membuang sampel Covid-19 di fasilitas tertentu yang tidak memenuhi persyaratan.

Hal ini dikarenakan penyakit ini menular dan sampelnya dibuang untuk "mencegah risiko terhadap keamanan biologis laboratorium, dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal".

Dilansir dari Newsweek Jumat (15/5/2020), Liu menjelaskan, keputusan tersebut diambil usai SARS-CoV-2 digolongan sebagai Kelas II menurut penelitian dan rekomendasi para ahli.

2 Karyawan Ini Mengadu ke Posko Pengaduan karena Belum Dapat THR, Kasudin Menduga Perusahaan Kecil

Liu juga mengungkapkan jika hal tersebut mengharuskan "persyaratan yang jelas tentang pengumpulan, transportasi, penggunaan eksperimen, dan penghancuran patogen" guna menghindari kemungkinan kecelakaan atau kebocoran.

Namun, menurut Menteri Luar Negeri AS,  Mike Pompeo, perintah China pada 3 Januari itu adalah upaya untuk menutupi tingkat penyebarannya.

Dia menuding negara yang dipimpin Xi Jinping tersebut menyensor penelitian mengenai Covid-19, dan berusaha memengaruhi upaya internasional untuk menangani penyakit itu.

Tagar #IndonesiaTerserah, Indro Warkop Kecewa : Kita Kehilangan Nasionalisme

"Partai Komunis China berusaha membatasi informasi tentang virus ini, tentang dari mana virus itu muncul, bagaimana mulainya, bagaimana menular antarmanusia, tentu saja melibatkan WHO untuk memperdalam alur cerita itu," kata Pompeo.

Liu langsung membela China, dengan menyebut jika UU kesehatan masyarakat China dengan jelas menetapkan bahwa lembaga yang tidak memenuhi persyaratan untuk menangani sampel semacam itu, harus memberikannya ke tempat penyimpanan yang memenuhi syarat untuk disimpan atau dihancurkan.

Dalam sebuah konferensi pers tersebut, Liu juga menerangkan jika pernyataan yang disebarkan pejabat AS murbi di luar konteks dan membuat bingung banyak orang.

RUU Cipta Kerja Bisa Ciptakan Lapangan Kerja Bagi Anak Muda? Begini Penjelasan Lengkapnya

"Pernyataan yang disebar oleh para pejabat AS ini murni di luar konteks dan sengaja membingungkan banyak orang," ujar Liu .

Badan Intelijen Pertahanan merevisi penilaiannya mengenai asal-usul pandemi virus corona pada 27 Maret, dengan memasukan kemungkinan bahwa hal tersebut dapat dimulai dari kecelakaan lab di Institut Virologi Wuhan, di samping teori awal yang berkembang bahwa virus bermula dari hewan.

Berdasarkan dari informasi laporan Badan Intelijen Pusat yang dikonfirmasi dua pejabat senior AS, Newsweek pun memberitakan bahwa Komunitas Intelijen percaya Beijing ikut menekan WHO untuk meremehkan pandemi ini pada Januari.

Mulai 1 Juni 2020 Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka, Ini Bentuk Tes Masuk yang Harus Dijalankan

WHO memuji usaha penanganan pandemi virus corona China waktu itu, Hal ini sama seperti yang sempat dilakukan Donald Trump.

Namun, saat virus corona mulai menjangkiti seluruh dunia, kondisi ini langsung menjadi panggung masalah baru antara Washington dan Beijing.

Amerika Serikat menjadi negara terparah akibat virus corona saat ini.

Trump dan pemerintahannya kemudian mulai melimpahkan kesalahan ke China yang dituduh gagal membendung penyebaran virus di awal pandemi.

Aplikasi Mandiri Lawan Covid FC19S Diluncurkan, Warga Bisa Diagnosa Mandiri

Lemari pendingin tempat menyimpan 1.500 virus di Institut Virologi Wuhan. (daily mail)
China Akui Perintahkan Laboratorium yang Tidak Resmi untuk Menghancurkan Sampel Virus Corona Awal

Kemudian, pada Jumat (15/5/2020), China mengkonfirmasi telah memerintahkan laboratorium yang tidak sah untuk menghancurkan sampel virus corona baru pada tahap awal wabah, hal itu dilakukan karena alasan keamanan hayati.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah berulang kali mengatakan bahwa Beijing menolak untuk menyediakan sampel virus corona yang diambil dari pasien ketika penularan dimulai di China akhir tahun lalu, dan mengatakan bahwa otoritas China telah menghancurkan sampel awal.

Konser Berbagi Kasih dan Lelang Motor Listrik Tanda Tangan Jokowi Galang Dana Hingga Rp 4 Miliar

Dilansir oleh South China Morning Post, Liu Dengfeng, seorang pejabat di departemen ilmu pengetahuan dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan ini dilakukan di laboratorium yang tidak sah untuk "mencegah risiko keselamatan biologis laboratorium dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal".

"Pernyataan yang dibuat oleh beberapa pejabat AS diambil di luar konteks dan dimaksudkan untuk membingungkan," katanya pada sebuah pengarahan di Beijing.

Ketika penyakit seperti pneumonia pertama kali dilaporkan di Wuhan, "lembaga profesional tingkat nasional" bekerja untuk mengidentifikasi patogen yang menyebabkannya, kata Liu.

Pensiun dari Bulu Tangkis, Tontowi Ahmad Ingin Teknuni Bisnis Properti

"Berdasarkan penelitian yang komprehensif dan pendapat ahli, kami memutuskan untuk sementara waktu mengelola patogen yang menyebabkan pneumonia sebagai Kelas II - sangat patogen - dan memberlakukan persyaratan keamanan hayati pada pengumpulan sampel, transportasi dan kegiatan eksperimental, serta menghancurkan sampel," katanya.

Liu menambahkan bahwa tindakan ini sejalan dengan praktik standar China untuk menangani sampel yang sangat patogen, yang seharusnya tidak dilakukan oleh laboratorium yang tidak memenuhi persyaratan.

Patogen Kelas II dapat ditularkan di antara manusia atau hewan, atau antara manusia dan hewan, dan menyebabkan penyakit serius seperti sindrom pernapasan akut (Sars) dan cacar.

Artikel ini telah tayang di Tribunwiki.com dengan judul Hal Mengejutkan, China Mengaku Sengaja Hancurkan Sampel Covid-19 Ketika Awal Pandemi Berlangsung

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved