Bulan Suci Ramadan
Masjid Mendadak Terang Benderang Bikin Heboh Warga, Tujuh Cahaya Turun dari Langit, Berikut Kisahnya
Kisah sebuah masjid mendadak terang benderang bikin heboh warga setempat. Diketahui tujuh gumpalan caya turun dari langit ke masjid tersebut.
Bahkan, bila ada di antara warga melakukan perbuatan zina, Gurutta langsung diberitahu.
Beliau lalu menyampaikan kepada masyarakat agar orang tersebut dikeluarkan dari kampung.
Gurutta meminta agar tradisi lama masyarakat yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti memuliakan batu-batu kubur dan pohon-pohon besar segera dihentikan.
Gurutta bahkan memerintahkan agar batu-batu nisan yang telah dibongkar itu dijadikan pondasi jalan agar bisa diinjak oleh masyarakat untuk menunjukkan bahwa batu-batu tersebut tidak punya kekeramatan apa-apa.
Di masa pemerintahan Arung Petta Cowa, ia sangat mempertahankan tradisi tersebut.
Namun sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, Petta Coa memerintahkan supaya amalan yang mengandung unsur khurafat itu segera dihentikan.
Imam Laepo Polewali
Berkah Lailatul Qadar juga datang menjemput Imam Lapeo di Campalagian, Polewali, Sulawesi Barat. Waktu itu masih dalam wilayah Sulsel, tahun 1952.
Mantan Ketua Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Unhas, (almarhum) As’ad Bua sering menyampaikan kisah Lailatul Qadar turun menjemput Imam Lapeo.

Salah satu buku yang mengulas keramahnya Imam Lapeo (Ahmad Arfah Mubasyarah)
Menurutnya, Imam Lapeo menghembuskan nafas terakhir dengan tenang dalam usia 114 tahun, pada hari Selasa, tanggal 17 Juni 1952 di Lapeo, bertepatan 27 Ramadhan 1362 H.
“Malam itu, suasana sangat tenang tanpa hembusan angin di Lapeo. Segala benda, alam dan pepohonan rebah sujud, seberkas cahaya menerobos kegelapan. Imam Lapeo mengalami malam Lailatul Qadar dan keesokan harinya beliau wafat,” kata As’ad Bua, suatu ketika di Fakultas Sastra Unhas.
Malam itu, Imam Lapeo diyakini “sudah tiada” di dunia fana.
Sejumlah masyarakat yang pernah mengangkat jenazah Imam Lapeo ke halaman masjid Imam Lapeo tempat pemakaman, mengaku, seakan hanya mengangkat kain kafan, sangat ringan.
Salah seorang cucu Imam Lapeo, Ahmad Arfah Mubasyarah, mengaku tidak tahu banyak tentang kejadian spiritual kakeknya itu.