Virus Corona Jabodetabek
Wali Kota Bekasi, Depok Sampai Bogor Minta Operasional Commuterline Dihentikan Selama PSBB
Para kepala daerah wilayah Bodebek (Bogor Depok Bekasi) kembali mengajukan penghentian operasional KRL Commuter Line.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI -- Para kepala daerah wilayah Bodebek (Bogor Depok Bekasi) kembali mengajukan penghentian operasional KRL Commuter Line.
Akan tetapi, nampak usulan penghentian KRL sulit direalisasikan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
Oleh karena itu, kepala daerah Bodebek mengusulkan opsi kedua yakni kapasitas penumpang hanya boleh 30 persen dan diminta jadwal perjalanan KRL diperbanyak.
"Ya itu opsinya, distop atau dikurangi lagi kapasitas penumpangnya dibarengi penambahan jadwal," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, pada Sabtu (9/5/2020).
Rahmat menyebut dua opsi itu hasil kesepakatan para kepala daerah wilayah Bodebek.
• CATAT, Jam Operasional KRL Commuterline Mulai Senin Dibatasi dari Pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB
Surat usulan dan permintaan itu telah didesain dan dibuat konsepnya oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Surat itu juga telah dikirim ke Kementerian Perhubungan melalui Gubernur Jawa Barat.
"Usulan ini kan karena ternyata pergerakan di KRL masih tinggi. Dites ada positif penumpang, bahaya kan. Kita tunggu bagimana keputusannya," jelas Rahmat.
Rahmat menuturkan jika opsi penyetopan tidak bisa direalisasikan. Maka kepala daerah Bodebek meminta agar kapasitas penumpang lebih diperkecil lagi.
• Waspada, Orang Tanpa Gejala Banyak Berkeliaran di Bekasi Bebas Naik Commuterline
Misalnya, saat ini satu gerbong 60 penumpang menjadi disii 30. Itu harus diperkecil lagi menjadi 15 hingga 20 penumpang.
"PSBB ini yang dilarang pergerakan orang, saat naik KRL. Nah orangnya yang dibatasi atau KRL yang dibatasi? Kan harusnya orangnya, kalau nggak ada, KRL juga nggak ada," ucap.
Akan tetapi kenyataan pergerakan orang yang menaiki KRL masih banyak untuk berangkat kerja.
Tercatat pergerakan penumpang KRL di Kota Bekasi dari 100.000 penumpang tiap hari saat kondisi normal, masih ada 12.000 pergerekan penumpang.
Jika seperti itu maka keretanya harus lebih diperbanyak.
"Kalau orangnya ada berarti keretanya diperbanyak, tinggal ngimbanginnya gitu aja sebenernya, kan yang dijaga sebetulnya jarak, physical distanting. Ini yang kadang-kadang orang lupa, virus itu kan menyebar karena dari orang ke orang bukan barang ke orang," jelas dia.