Virus Corona

Heboh Penemuan Obat Covid-19 dalam Bentuk Jamu, WHO Tak Percaya Begitu Saja, Minta Diuji Klinis

Presiden Madagaskar Andry Rajoelina mengklaim telah menemukan obat virus corona dalam bentuk herbal atau jamu.

europeanpharmaceuticalreview.com
Ilustrasi: Remdesivir obat Virus Corona segera diproduksi jutaan di Amerika. WHO setujui obat virus ini diproduksi dalam jumlah besar. Madagaskar klaim temukan jamu penangkal virus corona, tapi WHO belum percaya 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Presiden Madagaskar Andry Rajoelina mengklaim telah menemukan obat virus corona dalam bentuk herbal atau jamu.

Sang presiden bahkan menyebut telah mengirimkan penemuan hebat tersebut ke sejumlah negara.

Namun Badan Kesehatan Dunia ( WHO) pada Kamis (7/5/2020) menyarankan para pemerintah menguji ramuan jamu yang digembar-gemborkan Presiden Madagaskar Andry Rajoelina, sebagai obat Covid-19.

Sampel Covid Organics atau CVO, dipajang di Antananarivo pada 20 April 2020. Covid Organics atau CVO diproduksi oleh Malagasy Institute of Applied Research (IMRA) yang dibuat dari Artemisia dan diduga membantu mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus corona.
Sampel Covid Organics atau CVO, dipajang di Antananarivo pada 20 April 2020. Covid Organics atau CVO diproduksi oleh Malagasy Institute of Applied Research (IMRA) yang dibuat dari Artemisia dan diduga membantu mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus corona. (AFP/RIJASOLO)

Minuman itu disebut Covid-Organics, diproduksi dari artemisia, sebuah tanaman yang berkhasiat dan terbukti dalam pengobatan Malaria serta campuran ramuan herbal lainnya.

BREAKING NEWS: Angka Covid-19 Dunia Lewati 4 Juta Kasus, Brasil Cetak Rekor Jumlah Kematian

FAKTA BARU: 2 Pelaku Pembunuhan Elvina Ternyata Mantan Napi yang Baru Dibebaskan Program Asimilasi

Ternyata Ayah Ferdian Paleka Sudah Memintanya Menyerahkan Diri, Ferdian Pilih Kabur karena Takut

Rajoelina berharap dapat mendistribusikan Covid Organics ke seluruh Afrika Barat dan sekitarnya, serta mengklaim bisa menyembuhkan pasien Covid-19 dalam 10 hari.

Guinea Ekuatorial, Guinea-Bissau, dan Niger telah menerima kiriman jamu Madagaskar ini.

Kemudian negara lain seperti Tanzania telah menyatakan minatnya.

Akan tetapi WHO berulang lali memperingatkan, tidak ada studi ilmiah yang dipublikasikan tentang teh herbal yang diklaim sebagai obat Covid-19 ini dan efeknya belum diuji.

Aidil Jadi Kreator Konten Sembako Sampah Ferdian Paleka, Ayahnya Kisahkan Anaknya Sulit Cari Kerja

"Kami memperingatkan dan menyarankan negara-negara agar tidak mengonsumsi produk yang belum diuji untuk melihat kemanjurannya," kata Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti dalam jumpa pers pada Kamis (7/5/2020).

Moeti mengatakan pada 2000, para pemerintah Afrika telah berkomitmen untuk mengharuskan "terapi tradisional" melalui uji klinis, sama dengan uji pengobatan lainnya.

"Saya memahami kebutuhannya, dorongan menemukan sesuatu yang dapat membantu," kata Moeti.

Baim Wong Sesalkan Driver Ojol yang Tipu Dirinya, Pura-pura Habis Bensin Biar Dikasih Duit

"Tapi kami sangat ingin mendorong proses ilmiah ini di mana para pemerintah sendiri yang membuat komitmen."

Sementara itu Rajoelina mempertahankan argumennya dalam kampanye pengenalan di Toamasina, Madagaskar timur, pada Kamis.

"WHO telah mengindikasikan bahwa artemisia dapat mengarah ke penyembuhan virus corona," kata sang presiden, yang berjanji akan mengirimkan jamu obat Covid-19 ini ke uji klinis.

Tetap ada keraguan

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved