Viral Media Sosial
Kisah Perbudakan ABK Indonesia di Kapal China, Makan Sisa Umpan Ikan dan Minum Sulingan Air Laut
Kisah Perbudakan ABK Indonesia di Kapal China, Tidur Hanya Tiga Jam, Makan Sisa Umpan Ikan hingga Minum Hasil Sulingan Air Laut untuk Bertahan Hidup
Upaya mereka agar jenazah 'disimpan' di ruang berpendingin, dan kelak dikubur 'secara layak' di daratan, ditolak kapten kapal.
Mereka berulang-ulang meminta kepada kapten kapal agar jenazah rekannya itu dikubur saat kapal berlabuh.
• Soal Denny Siregar, Rachland Nashidik : Biasanya Denny Cuma Murahan, Kali Ini Dia Keterlaluan
"Kami sudah ngotot, tapi kami tidak bisa memaksa, wewenang dari dia [kapten kapal] semua," kata NA.
"Mereka beralasan, kalau mayat dibawah ke daratan, semua negara akan menolaknya," NA menirukan jawaban kapten kapal.
Dihadapkan kenyataan pahit seperti itu, NA dan rekan-rekannya yang beragama Islam, akhirnya hanya bisa memandikan dan menshalati jenazah rekan-rekannya.
"Kami mandikan, salati dan baru 'dibuang'," ungkapnya.
MY mengatakan, hal itu melanggar kontrak ABK, karena di perjanjian awal.
"(jenazah) ABK bisa dipulangkan," ungkapnya.
• Politisasi Surat Terbuka Almira, Rachland Nashidik Menilai Denny Siregar Terbelakang Sewenang-wenang

Minta Pemerintah Indonesia Gugat
Baik RV, BR maupun KR, MY maupun NA sepakat bahwa pemerintah Indonesia harus melakukan gugatan hukum kepada pemilik kapal asing.
"Agar kejadian ini tidak terulang lagi," ujar mereka.
Sementara, MY dan NA berharap pengalaman buruk mereka di atas kapal Long Xin 629 tidak dialami warga Indonesia yang tertarik untuk melaut.
Untuk itulah, mereka mengharapkan agar perusahaan yang mengirimkan calon ABK agar lebih memperhatikan soal hak-hak mereka sebagai ABK.
"Kita kan sudah ada perjanjian, dan ada pelanggaran kayak gini. Kita maunya perusahaan (yang mengirimkan mereka) bersikap lebih tegas," kata MY.