Andre Rosiade Desak Najwa Shihab Klarifikasi Dugaan Terlibat Proyek Kartu Prakerja
Andre Rosiade, mendesak Najwa Shihab mengklarifikasi dugaan keterlibatan presenter itu dalam proyek kartu prakerja senilai Rp 5,6 triliun.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade, mendesak Najwa Shihab mengklarifikasi dugaan keterlibatan presenter itu dalam proyek Kartu Prakerja senilai Rp 5,6 triliun.
Menurut informasi yang didapat Andre, satu di antara penyedia layanan pelatihan, yakni startup Sekolahmu, memiliki hubungan dengan Najwa Shihab.
"Ini kan kita mendapat informasi bahwa yang bersangkutan itu punya hubungan dengan Sekolahmu."
• Gara-gara Pandemi Covid-19, Pemprov Tunda Cicilan Pinjaman ke Bank DKI Sampai Desember 2020
"Di mana perusahaan Narasi TV terlibat untuk mengadakan konten yang dipakai Sekolahmu," kata Andre ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/5/2020).
"Nah, kita minta klarifikasi Najwa apa betul memang Mbak Najwa terlibat atau punya hubungan dengan startup Sekolahmu yang mendapatkan proyek penunjukkan langsung Kartu Prakerja."
"Kita tunggu sudah tiga hari tidak dijawab," imbuhnya.
• Jokowi Bilang Ada Daerah Terlalu Over Terapkan PSBB, Doni Monardo Jelaskan Maksudnya
Anggota Komisi VI DPR itu menilai program Kartu Prakerja menjadi pro dan kontra karena momentum yang tidak pas saat pandemi Covid-19.
Selain itu, ia menilai saat ini masyarakat lebih membutuhkan bantuan ketimbang pelatihan.
"Ternyata ada nih perusahaan yang diduga punya hubungan dengan Mbak Najwa."
• Puan Maharani Bilang Kita Tak Hanya Butuh PSBB, tapi Juga Gotong Royong Berskala Besar
"Makanya kita minta klarifikasinya aja, sudah tiga hari nih tolong dijawab sama Mbak Najwa terlibat atau tidak, berhubungan atau tidak, itu saja."
"Kami penasaran juga karena ini menjadi pertanyaan publik," ujar Andre.
Sebelumnya, Najwa Shihab mengkritik kinerja DPR dalam video di Instagram terkait surat terbuka untuk DPR RI dengan judul 'Kepada Tuan & Puan Anggota DPR Yang Terhormat.
• Surat Pengunduran Diri Putra Amien Rais dari PAN dan DPR Beredar, Wakil Ketua Mengaku Belum Terima
Dalam video yang berdurasi hampir lima menit itu, Najwa Shihab menyampaikan kritikannya terhadap kinerja DPR di tengah-tengah wabah Covid-19 saat ini.
Najwa Shihab mempertanyakan kinerja para anggota DPR dalam menangani Virus Corona.
Najwa Shihab banyak menyentil peran serta anggota dewan yang justru sibuk meloloskan RUU di saat negara tengah dirundung wabah seperti saat ini.
Surat Terbuka Najwa Shihab untuk Para Anggota DPR RI
Kepada tuan dan Puan para anggota DPR yang terhormat.
Apa kabar hari ini?
Sepertinya tidak sebaik biasanya?
Sama, di sini pun begitu.
Kita semua memang sedang diuji.
Hidup memang tidak selalu baik kan?
Seperti kami-kami ini tuan dan puan mungkin lebih banyak bekerja di rumah.
Kalau lihat siaran sidang atau rekaman di gedung DPR sekarang sih kelihatannya banyak kursi yang kosong.
Eh tapi biasanya juga kosong kan ya
Tuan dan puan anggota DPR yang terhormat.
Saya perhatikan parlemen-parlemen negara lain fokus melawan corona.
Tapi rasa-rasanya, isu-isu yang keluar dari Senayan belakangan kebanyakan kok tidak terkait corona ya?
Kami malah membaca DPR bersemangat membahas isu-isu lain, contohnya Rancangan Undang-undang Cipta Kerja yang banyak ditolak karena dinilai mementingkan kepentingan investor di atas kebutuhan pekerja.
Presiden Jokowi pekan lalu sempat mengatakan Pemerintah dan DPR menunda pembahasan salah satu Klaster di Rancangan Undang-undang itu, Klaster Ketenagakerjaan (dalam RUU Cipta Kerja)
Ini untuk memberikan kesempatan mendalami substansi dan mendapatkan masukan dari banyak pihak.
Berpegang pada alasan itu, maka sudah seharusnya kluster lain dalam RUU Cipta Kerja pun perlu ditinjau ulang.
Karena yang lain bukan tanpa masalah.
Terutama dalam perspektif lingkungan dan keadilan gender.
Tidak cukup hanya menunda pembahasan satu kluster saja!
Ada juga RUU lain yang masih nekat mau dibahas.
Ada RUU KUHP yang tahun lalu diserbu unjuk rasa.
Lalu RUU Pemasyarakatan. Ada koruptor yang ngebet pengen bebaskah?
Eh, apa kabar pak YAsonna..
Terus terang saja, membahas Undang-undang yang menyangkut hajat hidup orang banyak di masa seperti sekarang ini terlalu mengundang curiga.
Gara-gara pandemi, yang jatuh cinta saja berani menunda nikah lho.. Ini kok DPR buru-buru banget kayak lagi kejar setoran!," ungkap Najwa Shihab.
Tidak ada Undang-undang yang tidak penting, semua penting.
Justru karena Undang-undang itu penting, aneh jika pembahasannya diseriusi di waktu seperti sekarang.
Saat seluruh perhatian dan konsentrasi kita sedang terkuras bertahan hidup di tengah wabah.
Produk hukumnya pun berpotensi cacat bila tidak memenuhi ketentuan.
Dan rasanya belum ada aturan pembahasan RUU secara virtual!
Jika ngotot menuntaskan Omnibus Law, atau RUU KUHP atau RUU Permasyarakatan, jangan salahkan kalau ada yang menilai DPR tidak menjadikan perang melawan corona sebagai prioritas.
Saya percaya setiap tindakan dan keputusan di masa krisis mencerminkan skala prioritas.
Atau inikah prioritas wakil-wakil rakat kami saat ini?
Bikin ribut juga jelas tak seharusnya jadi prioritas!
Satgas Covid-19 DPR kemarin dikabarkan mengimpor jamu ilegal dari Tiongkok secara besar-besaran untuk pasien positif virus corona.
Satgas kemudian membantah itu, katanya ini diproduksi di Jakarta dan merupakan sumbangan Wakil Ketua DPR RI Sumi Dasco yang akan dibagikan gratis ke berbagai rumah sakit.
Kemudian dikabarkan juga jamunya mengandung bahan berbahaya dan belum terbukti klinis.
Satgas lagi-lagi membantah katanya sedang proses mendapatka Izin Edar di Badan Pengawasan Obat dan Makanaan.
'Sedang' itu berarti belum kan ya?
Tuan dan Puan yang terhormat.
Niat naik pun perlu proses yang baik.
Proses yang semrawut hanya akan disusul polemik.
Sementara kita sekarang sedang banyak-banyaknya menaruh harapan kepada negara.
Tindak-tanduk DPR, salah-benarnya akan selalu dilihat.
Makanya sempat ramai juga warganet mengkritik Satgas Covid-19 DPR RI yang berfoto mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) saat hendak berkunjung ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet menyerahkan sumbangan DPR.
Ini dinilai melukai hati masyarakat.
Tenaga medis kita saja bertaruh nyawa benar karena kekurangan APD.
Tidak ada yang meragukan jumlah sumbangan DPR, kami yakin pasti banyak! namanya juga DPR, beli ribuan rapid test aja mampu, ngeborong jamu apalagi!
Tapi ini soal rasa dan empati!
Kecuali ya, kalau yang dipakai anggota DPR itu APD yang lain.
Alat Pelindung Dewan.
Salam hormat dari kami yang kalian wakili. (Chaerul Umam)