Virus Corona
Pagebluk Pes Indonesia Masa Kolonial Belanda Mirip Pandemi Corona, Berikut Kisah Lengkapnya
Jauh sebelum pandemi corona, pada masa penjajahan Belanda Indonesia, khususnya Jawa pernah dilanda pagebluk pes (tikus).
Jalur-jalur air rancangan zaman kolonial juga mengatur aspek-aspek tertentu terkait sanitasi. “Terutama tuk hunian bumiputra yang dianggap momok karena penyakit dan kumuh," ujarnya.
Kendati menjadi pagebluk besar, ingatan warga seolah sirna tentang peristiwa ini.
“Yang aneh, di buku peringatan 25 tahun Gemeente Malang atau di buku laporan Kota Malang 1950-an,” kata Sisco penasaran, “narasi pes seolah-olah hilang.”
Kita memiliki pengalaman meremehkan datangnya pagebluk sehingga terlena dalam mitigasinya. Ketika kita menyadarinya, pagebluk itu sudah jauh merasuk. Apakah kita sudah berguru kepada pengalaman, atau melupakannya?
• Soal dan Jawaban Belajar dari Rumah di TVRI untuk SMA Senin 4 Mei 2020
Biang keladi peristiwa pagebluk besar di Malang
Riwayat kota ini memang dibangun ketika kecamuk pagebluk pes berjangkit hebat. Tikus-tikus menjadi mimpi buruk yang memecah kedamaian dan kesejukan warganya. Kenapa wabah pes bisa terjadi di Malang?
“Sebenarnya ada banyak faktor,” kata Syefri Luwis, peneliti sejarah dan tim penulis buku Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda.
Salah satu faktor, menurutnya, pagebluk ini tergolong baru sehingga pemerintah kolonial Hindia Belanda dibikin terlena dengan meremehkannya.
Mitigasi atas bencana pagebluk ini pun kedodoran dan bergerak lambat.
Karut-marutnya pemberantasan pes mengakibatkan puluhan ribu jiwa melayang di Malang dan sekitarnya. Kawasan Malang benar-benar malang nasibnya.
Syefri mengatakan bahwa sebelum kasus Malang, pagebluk pes belum pernah terjadi di Jawa, bahkan Hindia Belanda.
Pes atau sampar adalah zoonosis, penyakit yang penyebarannya dari hewan ke manusia.
Penyakit ini berasal dari bakteri yang hidup di kutu-kutu tikus. Kutu tikus itu biasanya mencari inang-inang sehat untuk hidup.
• Patroli PSBB Tahap 2, Petugas Gabungan Temukan Warga Masih Melanggar Aturan PSBB di Kota Bekasi
Biasanya, tikus-tikus yang terinfeksi bakteri ini akan mengalami pembengkakan di limpa, atau getah beningnya. Putaran berikutnya, kutu-kutu yang terinfeksi itu mencari inang-inang baru lagi.
“Permasalahnannya adalah ketika kutu-kutu itu tidak menemukan inang yang sehat, kutu-kutu itu bisa menyerang manusia,” ujarnya.