Virus Corona

Dua Bulan Wabah Virus Corona Merebak di Indonesia, Kapan Puncak dan Akhir Pandemi Terjadi?

Dua Bulan Wabah Virus Corona Merebak di Indonesia, Kapan Puncak dan Akhir Pandemi Terjadi?

Editor: Dwi Rizki
Shutterstock/dailymail
China kembali lakukan pengujian vaksin Virus Corona dan segera diproduksi 100 juta dosis. September 2020 vaksin itu rencananya akan diluncurkan ke publik. Demikian dikatakan seorang juru bicara dari China National Biotec Group. Gambar menunjukkan seorang medis yang menyiapkan pengobatan Covid-19 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Indonesia pertama kali mengonfirmasi adanya kasus infeksi virus corona pada 2 Maret 2020.

Hampir dua bulan wabah virus corona menyebar di Indonesia, data hingga Kamis  (30/4/2020) sore menunjukkan ada 10.118 kasus Covid-19 di seluruh Tanah Air.

Dari jumlah itu, sebanyak 792 orang meninggal dunia dan 1.522 orang sembuh.

Bagaimana melihat kasus Covid-19 di Indonesia selama dua bulan ini?

Epidemiolog Indonesia dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, angka kasus saat ini bisa dilihat dari dua sisi.

Pertama, angka tersebut menunjukkan cakupan tes yang dilakukan Indonesia telah mulai meningkat. Hal ini dinilainya sebagai sebuah pertanda baik.

“Kedua, menunjukkan tren kasus kita sesuai estimasi, masih meningkat atau belum pada puncak,” kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/5/2020).

Banyak PHK Imbas Covid-19, Aboebakar Alhabsyi:Pemerintah Justru Buka Peluang Bagi 500 TKA Asal China

Puncak Pandemi

Mengenai puncak pandemi virus corona, Dicky mengatakan, akan bervariasi di setiap wilayah.

Alasannya, waktu terjadinya kasus di setiap kepulauan juga bervariasi.

“Dari tren yang ada, Pulau Jawa akan mengalami puncak lebih awal, di sekitar akhir Mei dan awal Juni. Ini yang harus diantisipasi dengan penyediaan layanan kesehatan (ICU, ventilator, jumlah tenaga medis, APD dan sebagainya),” ujar Dicky.

Biasanya, lanjut Dicky, masa puncak memiliki durasi waktu relatif lama yakni kisaran 10-20 hari.

Di sisi lain, ia mengingatkan, Indonesia perlu mewaspadai adanya gelombang kedua.

“Mengingat sampai saat ini Covid-19 di Indonesia diperkirakan masih memiliki angka reproduksi di atas 1, ditambah kita belum memiliki vaksin," jelas Dicky.

"Selain itu, sebagian besar populasi global di mana menurut WHO 90 persen lebih belum memiliki imunitas, maka potensi penyakit Covid-19 tetap ada dan menyerang kembali dalam bentuk gelombang kedua atau ketiga,” ujar dia.

Oleh karena itu, menurut Dicky, penguatan data saat ini penting untuk menilai keberhasilan intervensi serta mengantisipasi gelombang kedua.

Kisah Marsinah yang Melegenda, Disiksa dan Dibunuh 5 Algojo karena Kritis Membela Nasib Buruh

Penanganan cukup baik

Dicky mengatakan, sejauh ini penanganan pandemi virus corona di Indonesia sudah dilakukan dengan cukup baik oleh pemerintah.

Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang menjadi catatan. Salah satunya mengenai sinergi pusat dan daerah yang dinilainya belum maksimal.

“Strategi utama pandemi masih harus ditingkatkan. Selain itu, perlu kejelasan strategi nasional menghadapi pandemi Covid-19 yang disampaikan pada masyarakat juga stakeholders,” kata Dicky.

Strategi utama itu meliputi tes, pelacakan, perawatan, dan isolasi yang juga dilengkapi upaya pencegahan melalui physical distancing.

Selain itu, harus ada grand design untuk jangka menengah, jangka panjang, serta exit strategy. Tujuannya, agar ada kejelasan arah terkait strategi yang akan dilakukan.

Anies Berdayakan UKM Ibu Kota Produksi 20 Juta Masker untuk Diberikan Gratis kepada Warga Jakarta

Update Virus Corona Jakarta hingga Jumat (1/5/2020)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per 1 Mei 2020.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani memaparkan, sebanyak 427 orang dinyatakan telah sembuh, dari total 4.283 orang kasus positif, dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 393 orang.

“2.151 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.312 orang melakukan self isolation di rumah. Dan sebanyak 1.567 orang menunggu hasil laboratorium,” paparnya dalam siaran tertulis pada Jumat (1/5/2020).

Sedangkan, untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 1.319 orang.

Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 8.246 orang (8.031 sudah selesai dipantau dan 215 masih dipantau) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 5.604 orang (4.607 sudah pulang dari perawatan dan 997 masih dirawat).

Fify turut menerangkan, untuk rapid test masih terus berlangsung di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP).

Total sebanyak 79.152 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif COVID-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 3.022 orang dinyatakan positif COVID-19 dan 76.130 orang dinyatakan negatif.

Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga telah memberikan layanan kesehatan jiwa (mental) terhadap masyarakat yang terdampak COVID-19.

Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id.

Pemprov DKI Jakarta juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkolaborasi menangani pandemi COVID-19.

Sampai dengan tanggal 30 April 2020, terdapat total 134 kolaborator yang telah berpartisipasi, yang berasal dari Lembaga Usaha, LSM/OMS, Badan PBB, Universitas, Kementerian dan setingkat Kementerian, dan perorangan.

Bagi masyarakat yang ingin berkolaborasi, dukungan berupa Alat Pelindung Diri, masker, sarung tangan, dan disinfektan, dapat langsung disampaikan ke Sekretariat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta, Balai Kota, Blok G Lantai 2 atau melalui kanal jdcn.jakarta.go.id.

Pemprov DKI Jakarta juga membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi COVID-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB di bulan Ramadan ini. Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai.

Pemprov DKI Jakarta bermitra dengan penyalur bantuan resmi, yaitu Palang Merah DKI Jakarta, Baznas Bazis DKI Jakarta, Yayasan Rumah Zakat, dan Aksi Cepat Tanggap. Informasi lengkapnya dapat kunjungi situs corona.jakarta.go.id/ksbb.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved