TKA China
Tolak TKA China Menjadi Trending, Umumnya Disuarakan Netizen Berseberangan dengan Pemerintah
TKA China akhirnya masuk trending twitter setelah ramai diperbincangkan sehari sebelumnya.
Terkait hal tersebut, Gubernur Ali Mazi Menyampaikan jika ia telah mengundang pihak Virtue Dragon agar menunda sementara waktu keinginannya tersebut.
Nanti setelah wabah ini berakhir, baru akan dibicarakan kembali.
Sebelumnya Ali Mazi mengaku khawatir dengan masuknya puluhan tenaga kerja asing atau TKA asal China untuk bekerja dalam perusahaan tambang di Kabupaten Konawe.
Terlebih, puluhan TKA itu masuk saat pemerintah tengah mengatasi penyebaran virus corona.
• Pemudik dengan Sepeda Motor Mulai Muncul, yang Diputar Balik Meningkat
"Jelas kita khawatir, ternyata TKA itu baru datang dari China," ungkapnya.
Ali Mazi pun langsung memerintahkan Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara dan BPBD Sulawesi Tenggara untuk mengisolasi 49 TKA yang sudah berada di Konawe.
Hal itu dilakukan guna memastikan TKA asal China bebas dari virus corona.
“Saya sudah turunkan langsung Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra dan RSUD Bahteramas, mereka memang ada tim gugus tugas sesuai dengan Keputusan Presiden nomor 7. Saya perintahkan untuk segera turun, sekitar pukul 04.00 WITA, subuh tadi,” terangnya.
• Lawan Covid-19, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa Terima 30.000 APD dari Hary Tanoesoedibjo
Ali Mazi mengungkapkan, hanya berwenang mengarantina 49 TKA itu, dan tidak bisa melakukan lockdown kawasan tempat mereka bekerja.
Penolakan Bupati Konawe
Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa menegaskan bahwa ia menolak masuknya 500 TKA China ke Konawe.
Dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Selasa (28/4/2020), awalnya Kery mengatakan info masuknya 500 TKA China ia dapat dari media.
"Sebenarnya informasi ini saya dengar dari wartawan juga, bahwa akan ada tenaga asing yang akan masuk," ujar dia.
• IPW Kritik Kebijakan Jokowi: Larang Mudik, tapi 500 TKA China boleh Masuk ke Sultra
• 49 TKA China yang Masuk Kendari, Gubernur Sultra Perintahkan Dinkes untuk Isolasi
Penolakannya sendiri disebabkan untuk tidak membuat suasana masyarakat keruh di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19).
"Saya sebagai bupati menolak sebenarnya karena kita sudah sepakat bahwasanya dengan Covid, Corona dulu kita selesaikan dulu, baru masuk tenaga asing ini," jelas Kery.