Berita Internasional
Pemimpin Korea Utara Tidak Meninggal, Kim Jong Un Terluka saat Hindari Uji Coba Rudal, Ini Buktinya
Kabar Kim Jong Un meninggal ditepis, yang diketahui Kim Jong Un terluka saat hindari uji coba rudal Korea Utara.
Kim Yo Jong (31) dipromosikan menjadi kepala departemen propaganda Partai Buruh Korea pada Oktober 2017.
Kim Jong Un menjadi pemimpin Korea Utara ketika ayahnya, Kim Jong Il, meninggal pada 2011 karena serangan jantung.
Setiap perubahan di singgasana pemimpin Korea Utara telah meningkatkan peluang kekosongan pemerintahan atau runtuhnya dinasti Kim, yang telah memerintah negara itu sejak didirikan pada 1948.
Sejauh ini masing-masing dari tiga Kim yang memimpin Korut telah memupus harapan itu, dan menerapkan kekuasaan tangan besi.
Namun di bawah komando Kim Jong Un, gudang senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara telah tumbuh secara substansial, memicu kekhawatiran tentang siapa yang akan mengendalikannya jika Kim Jong Un tiada.
Tembak Rudal Saat Virus Corona
Di tengah mewabahnya virus corona di ratusan negara dunia, Korea Utara menembakkan dua proyektil yang tampaknya merupakan rudal balistik jarak pendek pada Sabtu pagi (21 /3/2020).
Aktivitas militer Korut itu mendapat tanggapan negatif dari tetangganya, Korea Selatan.
Korsel menyebut tindakan Korut tersebut "sangat tidak pantas" mengingat pandemi global virus corona.
Melansir ChannelNewsAsia, rudal tersebut diduga ditembakkan sekitar pukul 06.45 pagi hingga 06.50 pagi waktu setempat ke laut lepas pantai timur semenanjung Korea dari sekitar Sonchon, provinsi Pyongan Utara.
Sonchon merupakan wilayah yang berada di Pyongyang, atau sudut barat laut semenanjung Korea.
Selain menilai kegiatan Korut tersebut kurang pantas di tengah pandemi global virus corona, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) meminta kegiatan tersebut dihentikan.
"Tindakan militer semacam itu oleh Korea Utara sangat tidak pantas pada saat Covid-19 menyebabkan kesulitan di seluruh dunia," kata JCS.
Peluncuran rudal itu terjadi hanya beberapa jam setelah Korea Utara mengkonfirmasi akan melanjutkan kegiatan sidang Majelis Rakyat Tertinggi, di Pyongyang.
Kegiatan itu akan mengumpulkan hampir 700 pejabat tinggi negara itu di satu tempat, sehingga para analis mengatakan itu adalah pertunjukan kekuatan di tengah wabah virus.