Virus Corona Jabodetabek
Benarkah Harga Masker dan Hand Sanitizer Sudah Normal Kembali? Ini Fakta dan Penjelasan Pakar
Harga masker dan hand sanitizer pernah melambung gila-gilaan dan disayangkan banyak orang. Kini sudah normal kembali harganya
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Harga masker dan hand sanitizer pernah melambung gila-gilaan dan disayangkan banyak orang.
Terutama saat pandemi virus corona mulai melanda Indonesia. Saat itu permintaan dan ketersediaan barang tak seimbang.
Penjual pun memanfaatkan situasi dengan dengan menaikan harga.
• Harga Masker Mahal, Gubernur Anies Baswedan Jutsru Mengucapkan Syukur, Ini Maksudnya
• Warga Panik Virus Corona, Pasien Kanker Keluhkan Kosong dan Mahalnya Harga Masker
Itu pun barang kemudian tetap kosong di pasar, karena kebutuhan atas dua benda tersebut tak terhindarkan.
Namun, baru-baru ini sejumlah warganet mengaku telah menemukan produk masker dengan harga normal di beberapa minimarket.
"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," tulis akun Twitter @ferdiriva dalam twitnya, Minggu (26/4/2020).
"W abis beli jugak 9.900 di Indomart," tulis akun @novembergurll pada Minggu, (26/4/2020).
Lantas, apa penyebab harga masker kembali normal di tengah pandemi virus corona yang masih berlangsung?
Penjelasan INDEF
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengungkapkan, normalnya harga masker dan hand sanitizer merupakan bentuk wujud demand (permintaan) dan supply (pasokan) yang sudah seimbang.

"Kalau harga fundamentalnya cuma lokal, kalau demand dan supply relatif sudah seimbang, maka harga akan kembali normal," ujar Enny saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/4/2020).
Ia mengungkapkan, awal-awal harga masker mengalami lonjakan tinggi karena Pemerintah Indonesia mengekspor masker ke China di mana saat itu jumlah kasus terinfeksi virus corona mengalami peningkatan tajam
• TERUNGKAP Ternyata Erick Thohir Tak Punya Meja Kerja, Raffi Ahmad Bingung, Filosofi Meja Kerja Erick
Tetapi, saat pemerintah sibuk mengekspor masker, mereka lalai bahwa virus corona dapat masuk ke Indonesia.
Oleh karena itu, pasokan masker menjadi sedikit dengan jumlah permintaan stok masker terus mengalami peningkatan.
Hal inilah yang menyebabkan harga masker di Indonesia melonjak naik.
"Tapi beriring dengan waktu, ada proses produksi pasokan menjadi meningkat lagi, jadi tidak hanya masker dalam kodisi normal, proses produksi juga membutuhkan waktu," terang Enny.
• Kematian Akibat Covid-19 di AS Lebihi Kematian Saat Perang Vietnam, Kepercayaan Pada Trump Terkikis
Menurutnya, kenormalan harga tidak hanya terjadi pada produk masker, namun produk-produk lain di mana permintaan dan adanya pasokan melimpah yang membuat harga turun.
Tidak adanya pengatur
Sementara itu, Enny mengungkapkan bahwa terjadinya kelangkaan masker yang sempat terjadi di Indonesia, dikarenakan tidak adanya "pengatur" saat kegiatan ekspor dilakukan.

"Coba kalau kita di awal ada yang mengatur, ada yang mengantisipasi kita ekspor maskernya, tidak ugal-ugalan begitu, tidak terjadi kekurangan stok pasokan," ujar Enny.
• Dianggap Lebih Bahaya, CIA Kumpulkan Data Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Begini Data Awalnya
Selain itu, penurunan harga masker juga disebabkan oleh masyarakat saat ini telah menemukan alternatif dari kelangkaan masker bedah, yakni membuat masker kain.
Tak hanya pembuatan masker kain, pembuatan hand sanitizer sendiri dan beberapa sumbangan dari instansi atau lembaga yang memberikan produk secara suka rela di masyarakat yang membuat produk hand sanitizer tidaklah langka.
"Itu yang membuat pasokan kembali seimbang dan membuat harga normal kembali," lanjut dia.
Apakah kenormalan harga akan berlangsung dalam jangka panjang?
• Tiga Hari Berturut-turut Klaten Trending Twitter, Selain Lucu-lucuan Ada Dukungan Buat Bupati Klaten
Terkait masih berlangsungnya wabah virus corona di Indonesia, Enny menyampaikan bahwa kenormalan harga masker dan hand sanitizer akan berlangsung lama jika pasokan masih terus bisa diproduksi.
"Selama pasokan ada dan masih bisa diproduksi, masalah harga ya masih seimbang," katanya lagi.
Sementara itu, hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah yakni pihak-pihak yang telah membantu memberikan jalan keluar bagi fenomena kelangkaan alat kesehatan.
Misalnya, di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator yang mulai langka di Indonesia.
• Oknum Polisi Babel Jual Tiga Pucuk Pistol Seharga Rp45 Juta ke Polisi di Sumsel, Ini Kronologinya
Alat ini mampu membantu gangguan pernapasan, terutama pada paru-paru, akibat terinfeksi virus corona dengan kondisi parah.
"Mestinya yang begitu diberi insentif agar pasokan tidak terganggu. Anggaran pemerintah yang Rp 75 triliun itu tidak digunakan untuk impor-impor alkes justru ini kesempatan bahwa anggaran tersebut dapat dioptimalkan kepada public health untuk menggerakan ekonomi," kata Enny.
Selain itu, Enny mengungkapkan, beberapa produk yang perlu dioptimalkan yakni vitamin dan produk-produk yang meningkatkan imunitas tubuh, bisa juga dengan alat olahraga mandiri.
Adapun alat olahraga yang dimaksud adalah alat yang dapat digunakan atau dimainkan oleh 2-3 orang saja, agar warga tidak perlu berkerumun untuk melakukannya.
• Ini Kisah Agung Korban PHK, Impian Mudik Agar Hidup Lebih Tenang Kandas di Check Point Kota Bekasi
"Contohnya raket, alat kesehatan ini bisa dikerjakan oleh 2-3 orang, justru alat olahraga yang mendiri itu lebih banyak permintaannya," lanjut dia.
Dengan anggapan banyaknya permintaan, hal ini dapat menjadi penggerak ekonomi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Masker dan Hand Sanitizer Kembali Normal, Apa Saja Faktor Penyebabnya?", Penulis : Retia Kartika Dewi