Virus Corona Jabodetabek

Cerita Tenaga Medis Atasi Pengap Seragam APD dan Rasa Jenuh Selama Melayani Pasien Positif Corona

"Kita ketemu langsung dengan orang positif, pasti itu ada rasa takut, khawatir. Tapi ini panggilan profesi

twitter
Ilustrasi: Para tenaga medis memberi penghormatan terakhir pada salah seorang perawat seniornya yang meninggal dunia karena posotiif virus corona. 

WARTAKOTALIVE.COM, SETU - "Pasti ada rasa takut kita, walaupun APD (alat pelindung diri) lengkap.

Demikian Samuel Salen perawat medis pasien infeksi corona di Eka Hospital saat ditemui Wartakotalive.com di Wisma Tamu Puspiptek, Setu, Kota Tangsel, Senin (27/4/2020).

"Kita ketemu langsung dengan orang positif, pasti itu ada rasa takut, khawatir. Tapi ini panggilan profesi saya, bekerja untuk merawat orang yang sakit," imbuh Samuel.

Covid-19, Deltomed Laboratories Beri Donasi 1 Juta Paket Antangin untuk Tenaga Medis dan Masyarakat

Akhirnya 51 Tenaga Medis RSUD Kota Bogor Dinyatakan Negatif Corona, Bisa Dampingi Pasien Lagi

 Wajah terlihat membingung saat pertanyaan tersebut dilontarkan Wartakotalive.com kepadanya. 

Samuel Salen selaku perawat pasien infeksi corona di Eka Hospital saat ditemui di Wisma Tamu, Puspiptek, Setu, Kota Tangsel 
 
Samuel Salen selaku perawat pasien infeksi corona di Eka Hospital saat ditemui di Wisma Tamu, Puspiptek, Setu, Kota Tangsel   (Warta Kota/Rizki Amana  )

Ia hanya sedikit memberikan senyuman dibalik penampilan yang rapih dan serius.

Samuel Salen merupakan sosok pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Ia berusia 29 tahun yang telah menjalani profesi sebagai perawat medis sejak 2015 lalu.

Bahkan, sinyal penugasan untuk merawat pasien infeksi corona telah diterimanya sebelum Pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama corona pada 2 Maret 2020 lalu.

2 Bocah Tewas Tenggelam Usai Terpeleset ke Kali Buatan di Perumahan Grand New Residen Bekasi

"Kami sudah disiapkan sekitar Februari (2020) akhir dan langsung ditempatkan disitu (Eka Hospital)," ucapnya. 

Penugasan itu pun sempat menjadi dilema bagi ia dan juga keluarga tercintanya, terkhusus kedua orang tuanya. 

Pasalnya tak henti-henti keluarga yang bertempat tinggal jauh di bagian Timur Indonesia itu mengirim pesan akan kekhawatirannya terhadap Samuel.

Nicholas Saputra Pernah Ingin Menikah Muda

Samuel bercerita, beribu pesan serta upaya disampaikan kepada kedua orang tuanya untuk dapat memberi restu dirinya bertugas.

Alhasil, upaya tersebut membuat luluh kedua orang tua beserta keluarganya. 

"Begitupun orangtua, bukan dari saya saja, orangtua juga, dari keluarga juga. Mereka was was."

"Waktu pertama kali dapat kabar akan ditempatkan di situ saya juga konsultasi ke orangtua. Disitupun orang tua kadang dilema, gimana kamu nak, ini pandemi besar," katanya.

Sering Terlihat di Kantor, Posisi Anak Direktur PT LIB Kejutkan Direksi

"Tapi namanya panggilan tugas saya harus maju, saya minta dukungan dari orang tua.

"Mereka doakan, ikhlaskan artinya maju saja, kita didukung. Dan terasa sekali dukungan orangtua dan keluarga ke kita saat bertugas," lanjutnya. 

Belum habis sampai disitu, tantangan baru pun harus dihadapinya saat dipastikan tugas pertamanya sebagai perawat pasien positif corona di pertengahan Maret lalu. 

Sebab, saat tugas mulai dilaksanakan dirinya bersama perawat lain harus bertugas di tengah suasana yang kurang nyaman. 

Dulu Ngebor Antar-Panggung, Kini Inul Daratista Ikut Arisannya Milyarder, Sekali Kocok dapat Berlian

Alasannya, alat pelindung diri harus terus terpakai selama minimal delapan jam saat bertugas. 

Banyak hal yang tak dapat diungkapkan dirinya saat bertugas mengenakan seragam kedap udara tersebut. 

"Kita lebih sering pakai APD, APD itu lengkap dari keseluruhan dari baju hazmat, masker penutup kepala, sarung tangan, bot (sepatu).

Sering Terlihat di Kantor, Posisi Anak Direktur PT LIB Kejutkan Direksi

"Nah itu yang dirasakan enggak bisa gantian jadi di pakai sepanjang  bertugas," ungkap Samuel.

"Kendalanya kalau siang panas, gerah itu yang sering dikeluhkan sama kami karena panas sekali.

"Sampai mau minum pun enggak bisa karena benar-benar dibatasin pergerakan juga.

"Makan minum tuh habis selesai shift (pergantian tugas) baru kita bisa lepas baju, lepas APD baru bisa makan minum," sambungnya. 

Sebagai perawat medis, tentu keutamaan melayani pasien menjadi tanggung jawab dirinya.

Tak sedikit kisah yang didapatinya dalam merawat pasien positif corona, terlebih pasien tersebut didominasi oleh orang lanjut usia (lansia).

Usia Sudah Kepala 4, Begini Rahasia Sehat Iis Dahlia yang Terus Dilakukan Sejak Dulu Sampai Sekarang

Namun, atas dasar panggilan porfesinya ia pun rela untuk berjuang menyelamatkan nyawa pasien yang dirawatnya. 

"Jenuh pasti ya. Kalau jenuh coba cari hal-hal distraksi gitu. Jadi keingat orangtua, doa juga dalam hati, saling menguatkan antar tim kami sambil bercanda.

Biar rasa jenuh itu enggak ada cara seperti itu yang kami perbuat," tandasnya. 

Di tengah situasi wabah virus corona, tenaga medis menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien virus corona. 

Blunder Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Soal Pengusaha Boleh Bepergian Jika Ada Urusan Bisnis

Tentunya, dukungan serta motivasi masyarakat menjadi senjata utama lara tenaga medis untuk tetap tegar merawat pasien positif corona di sela potensi besar tenaga medis terinfeksi virus corona. (m23).

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved