Wirausaha
Ali Chamis : Dari Jadi TKI hingga Sukses Kembangkan Usaha Bumbu Instan Khas Timur Tengah
Pengalamannya menjadi pekerja restoran di Arab Saudi mengantarkan Ali Chamis menjadi pengusaha bumbu instan khas Timur Tengah.
Penulis: Ign Agung Nugroho |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Bermula dari hobi masak, hingga menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di restoran di Jeddah, Arab Saudi, mengantarkan Ali Chamis sebagai wirausahawan.
Sebagai pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), peluang usaha yang lirik pria kelahiran Jakarta, 27 Januari 1970 itu, memproduksi dan memasarkan aneka macam bumbu instan.
Bukan sembarang bumbu instan, melaikan bumbu instan masakan khas Timur Tengah berlabel Alkandara.
"Alhamdulillah, Alkandara menjadi pelopornya bumbu instan Timur Tengah di negara kita (Indonesia)," kata Ali kepada Wartakotalive.com Sabtu (25/4/2020).
Pria tamatan SMA ini mengaku tertarik menggeluti dunia kuliner.
• Dorong Percepatan Wirausaha, Sandiaga Uno Tantang 12 Pengusaha Muda Ciptakan Lapangan Kerja
• Pengangguran dan Warga Binaan Lapas Diajak Berwirausaha, Diberikan Pelatihan Barista oleh YIIM
Berawal dari pengalaman masa kecil yang rajin membantu ibu belanja dan meracik bumbu di dapur.
"Saya jadi hobi masak, basic-nya dari orang tua. Kebetulan juga orang tua saya, kalau masak cinta sekali dengan bumbu-bumbu dari rempah-rempah Indonesia," kata Ali Chamis.
Dari hobi memasak, Ali Chamis sempat selama 2 tahun menjadi TKI di Arab Saudi.
Dia bekerja di rumah makan di Kandara, yang kini menjadi nama brand usahanya.
Alkandara yang dirintis Ali pada awal 2013, semula konsepnya resto dan katering. Kala itu, ia
memberanikan menerima pesanan kecil seperti arisan dan acara keluarga.
• Bukan Sekedar Beri Motivasi Seperti Mario Teguh, Ario Kiswinar Kini Jadi CEO Wirausaha Sosial
• Dorong Pengembangan Usaha, Bank DKI Beri Pinjaman Modal Pada Wirausaha IKM
Seiring berjalannya waktu, ada beberapa pelanggan Alkandara menyarankan untuk membuat bumbu instan khas Timur Tengah.
Pada akhir 2013 Ali banting stir fokus membuat bumbu instan Alkandara dengan berbagai macam bumbu khas Timur Tengah.
"Alhamdulillah, respon masyarakat sangat baik dan penjualan pun bisa melebihi target sebagai pelaku usaha untuk pemula," ujar Ali.
7 varian bumbu
Bumbu instan khas Timur Tengah produksi Alkandara ada 7 varian yakni bumbu nasi mandi, kebuli, briyani atau biryani, bukhori, sayur marak, dan sauce pasta.
"Bumbu instan yg paling diminati dan digemari bumbu nasi mandi, nasi kebuli, dan nasi briyani," ucap Ali.
Sedangkan keistimewaan dari bumbu instan ini, kata Ali, memudahkan pelanggan untuk memasak di rumah dengan biaya murah dan rasa lebih enak dari restoran.
"Alhamdulillah pelanggan setiap hari bertambah. Saat ini pasar bumbu Alkandara untuk pelanggan tetap katering, restoran, toko oleh-oleh haji, marketplace hampir keseluruh nusantara," kata Ali.
Namun, pandemi virus corona (Covid-19) turut membuat pesanan bumbu instannya agak merosok, khususnya jasa katering yang untuk sementara ditutup.
"Tapi secara umum masih stabil. Apalagi saat Ramadan ini, banyak juga yang order untuk buat menu buka puasa. Jadi Alhamdulillah permintaan costumer ada saja," kata Ali.
• Ini 8 Bumbu Dapur & Sayur Murah Untuk Cegah Virus Corona dari Wuhan
• Bumbu Dapur Kunyit Ampuh Mengobati Rheumatoid Arthritis atau Radang Sendi, Ini Bukti Penelitiannya
Sedangkan untuk pemasaran produk bumbu instannya ini, Ali menggunakan cara offline (buka toko) dan online.
Untuk toko ada 7 yakni 2 di Otista, Jakarta Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Bekasi, Rawakalong,
Mataram (NTB), Purwakarta (Jawa Barat), Kudus (Jawa Tengah), dan Sulawesi Selatan.
Sedangkan pemasaran secara online, Alkandara menggandeng reseller yang membuka toko di semua marketplace, seperti di Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan Shopee.
Produk bumbu instan masakan khas Timur Tengah kreasi Ali ini, diproduksi di kawasan Jatikramat Bekasi.
Dia mempekerjakan 5 tenaga kerja yang dalam sebulan bisa memproduksi 3000-an paket bumbu instan.
Saat ini produk Alkandara dipasarkan dengan harga bervariasi.
Untuk bumbu instan (200 gram) Rp 45.000/paket, bumbu rempah (50 gram) Rp 20.000/paket, dan sauce pasta (500 gram) Rp 55.000.
"Jadi varian bumbu instan ada 7 dan 1 bumbu rempah serbaguna. Bahan baku rempah 95 persen produk dalam negeri dan 5 persen saya masih impor. Saya impor untuk kapulaga dan bawang bombay dari India," kata Ali.
• Dua Sosok Mentor Bisnis Kaesang, Wisudawan dari SUSS yang Berprestasi di Bidang Wirausaha
• Hendri Saparini Ajak Milenial Bangun Wirausaha Sosial untuk Berdayakan Petani
Bapak lima anak ini berusaha mensyukuri jerih payahnya sejak lama hingga sekarang.
Dari perjalanannya merintis usaha hingga berkembang pesat seperti sekarang, banyak hal yang bisa dia petik.
"Dari pengalaman saya, dalam usaha harus ada kecintaan atau kesukaan dalaam bidang yang akan ditekuni."
"Selain itu, kita harus yakin untuk menjalankan usaha, supaya bisa fokus dan tidak setengah-setengah menjalankannya," kata Ali.
Selain itu, kata dia, orang harus belajar, menerima kritikan, masukan, dan berani berinovasi.
"Dan yang tak kalah penting dukungan dari keluarga," kata Ali Chamis.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/ali-chamis1.jpg)