Bulan Suci Ramadan

Niat Puasa Cukup Satu Kali atau Harus Diulang Setiap Hari? Berikut Penjelasan Ustadz Yusuf Mansur

Apakah Niat Puasa Ramadan Cukup Satu Kali untuk Sebulan atau Harus Diulang Setiap Hari? Berikut Penjelasan Ustadz Yusuf Mansur

Editor: Dwi Rizki
wartakota/nur ichsan
Ustaz Yusuf Mansur meminta kepada seluruh umat Muslim, untuk bermimpi untuk mnggapai sebuah cita ciita dan berupaya mewujudkannya dengan berdoa kepada Alloh. 

Bukan hanya soal niat berpuasa, Muslih diakuinya sudah menjadi rujukan bagi teman sejawatnya dulu.

Muslih bahkan diakui Ustadz Yusuf Mansur telah menjadi guru baginya maupun rekan-rekannya soal kitab kuning.

"Mangga. Manfaat sekali. Beliau ini dari dulu sejak kuliah hari I, dah jd guru kami dan rujukan kami soal kitab kuning," ungkap Ustadz Yusuf Mansur.

"Dari 1992 kami bersahabat. Sekelas, akur semua ampe ke anak2 kami saling kenal. Suka berkumpul. Yaaa Allah... 1992... 2020...
Met shalawat yaaa...," tutupnya.

Pandangan Nahdlatul Ulama Soal Niat Puasa Ramadan

Serupa dengan Ustadz Yusuf Mansur, Dewan Pembina Pesantren Raudlatul Qur’an Geyongan Arjawinangun Cirebon Jawa Barat, Ustadz M Mubasysyarum Bih menjelaskan, Imam Maliki memiliki pendapat berbeda soal niat puasa Ramadhan dengan ketiga Imam besar lainnya, yakni Imam Hambali, Imam Hanafi dan Imam Syafii.

Menurut Imam Hambali, Imam Hanafi dan Imam Syafii, umat muslim wajib mengulangi niat di setiap kali puasa.

Sedangkan menurut Imam Maliki cukup untuk menjamak niat puasa sebulan di malam pertama bulan Ramadhan. Mereka tidak mewajibkan mengulangi niat di hari berikutnya.

Dikutip dari islam.nu.or.id, Pendapat Malikiyyah ini juga lazim dipakai di Indonesia.

Meski penduduknya mayoritas penganut mazhab Syafi’i, tetapi dalam kasus niat puasa sebulan ini mereka dibimbing oleh para kiai dan masyayikh untuk mengadopsi teorinya mazhab Maliki dalam praktik niat di awal Ramadhan.

Banyak di beberapa masjid dan mushala saat malam pertama Ramadhan masyarakat dibimbing oleh para tokohnya untuk bersama-sama melaksanakan niat puasa sebulan versi mazhab Malikiyyah.

Namun demikian, tuntunan tersebut bukan berarti menyimpulkan tidak perlu niat di hari-hari berikutnya. Masyarakat tetap dibimbing untuk rutin melaksanakan niat puasa setiap hari.

Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi bila mana di kemudian hari lupa niat, puasanya tetap sah dan bisa diteruskan, sebab dicukupkan dengan niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan.

Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH A Idris Marzuqi di dalam karyanya Sabil al-Huda yang berisikan himpunan wadhifah dan amaliyah menegaskan: “Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadhan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadhan hanya pada permulaan saja. Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya, tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa,” (KH. A. Idris Marzuqi, Sabil al-Huda, hal. 51).

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved