Pemerintahan Jokowi

Kemunduran Belva Devara dari Posisi Stafsus Presiden Diperbolehkan, Tapi Tidak Menghapus Kesalahan

Kemunduran Belva Devara dari Posisi Stafsus Presiden Diperbolehkan, Tapi Tidak Serta Merta Menghapus Kesalahan adanya dugaan konflik kepentingan

Editor: Dwi Rizki
Antara/HO-Ruangguru/aa
Pendiri dan Direktur Utama Ruangguru, Belva Devara (kiri) bersama Presiden Joko Widodo 

Pengunduran diri Adamas Belva Devara dari posisi Staf Khusus (Stafsus) Presiden lewat surat terbuka dalam status instagramnya @belvadevara; pada Selasa (21/4/2020) petang diapresiasi banyak pihak. Hanya saja, pengunduran diri CEO RuangGuru itu tidak serta merta menghapus kesalahan yang diperbuatnya. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mundurnya Belva Devara dari jabatannya sebagai Staf Khusus Kepresidenan menuai pro kontra di tengah masyarakat.

Namun, pengamat sosial dari Univeristas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menilai, mundurnya Belva merupakan langkah yang baik.

Menurutnya, hal itu merupakan suatu bentuk dari sikap dan pengetahuan bertanggungjawab atas tindakan yang diambil.

Dalam budaya politik, kata Drajat, tindakan bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan politik yang menimbulkan respons-respons yang kurang baik dari masyarakat adalah hal yang tepat.

Tak langsung menghapus kesalahan

Kendati demikian, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan kultur budaya mundur tersebut.

"Bahwa mundur itu tidak dengan serta merta kemudian menghapuskan kesalahan, apa yang terjadi kalau itu dianggap salah tentu oleh pimpinannya atau pihak-pihak hukum yang terkait, tentu itu tetap harus mendapatkan perhatian," kata Drajat saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/4/2020).

"Apakah itu karena kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja, direncanakan atau tidak direncanakan, yang memang dengan maksud untuk menguntungkan dirinya atau perusahaannya," tambahnya.

Pasalnya, imbuh Drajat, hal yang hampir mirip juga terjadi pada beberapa pejabat lain.

Mereka menyodorkan perusahaan yang dulu pernah dijabat atau sekarang masih dijabat untuk ikut dalam proses-proses yang terkait dalam pengadaan barang dan jasa di pemerintahan.

Sehingga, budaya mundur tidak dengan serta merta kemudian menyebabkan masalahnya atau kekeliruannya tersebut dianggap selesai.

Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Maruf ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Ketujuh stafsus milenial tersebut mendapat tugas untuk memberi gagasan serta mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang.
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Maruf ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Ketujuh stafsus milenial tersebut mendapat tugas untuk memberi gagasan serta mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz)

Drajat mengungkapkan, mundurnya Belva juga mencerminkan kontrak kerja kesepahaman dari presiden ke staf khusus, masih belum betul-betul jelas.

"Sehingga, staf khusus itu kemudian melakukan kekeliruan itu, tentu saja dengan asumsi bahwa kekeliruan itu tidak disengaja," ungkap Drajat.

"Tetapi terjadi karena memang ketidak-tahuan bahwa sejuh itu sudah melampaui," tambahnya.

Oleh karena itu, Drajat menekankan bahwa kontrak kerja atau aturan-aturan seperti itu perlu lebih jelas.

Pengakuan Jujur Peserta Kartu PraKerja, Berharap Dapat Duit Ketimbang Pelatihan di Tengah Pandemi

Konflik kepentingan

Karena pencampuran antara politik dengan pelaku-pelaku bisnis memang harus dibatasi dengan ketat agar tidak terjadi conflict of interest atau konflik kepentingan.

Menurutnya, secara ekonomi politik, pelaku bisnis selalu berusaha untuk memaksimalisasi ruang-ruang di mana mereka bisa melakuan investasi.

"Artinya selalu berusaha untuk menguntungkan perusahaannya sendiri atau orang-orang di sekitarnya," kata Drajat.

Padahal lanjutnya, negara seharusnya memiliki fungsi untuk mengatur regulasi, harus netral dan berpihak untuk kepentingan publik.

Apabila hal ini tidak diatur dengan jelas, maka akan menimbulkan permasalahan-permasalahan seperti ini.

"Hal ini mengapa penting, karena kemungkinan akan terjadi kesalahan yang sama pada pejabat yang lain, atau staf-staf yang lain," papar dia.

Drajat mengatakan, pada dasarnya pejabat yang memiliki kesalahan harus segera mundur.

Tidak hanya mundur saja, tetapi juga mempunyai komitmen moral untuk betul-betul sama sekali tidak kemudian melibatkan perusahaannya di dalam urusan-urusan dalam jabatannya sebagai pejabat.

"Tidak boleh memperkaya diri atau membuat sedemikian rupa sehingga orang lain, perusahaannya kemudian mendapatkan keuntungan dari jabatannya," pungkas dia.

Pengunduran Diri Belva Devara Dinilai Rachland Nashidik Cuma Trik Melindungi Kepentingan Bisnis Saja

Tarik RuangGuru Dari Proyek Kartu Prakerja Jokowi

Kemunduran Belva Devara dinilai sejumlah pihak sebagai langkah yang tepat dalam mengembalikan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi.

Namun, tidak hanya sebatas pengunduran diri semata, Belva Devara diminta untuk menarik RuangGuru dari proyek Kartu PraKerja yang bernilai triliunan rupiah. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi Rachland Nashidik.

Diungkapkapkannya, Belva Devara sebaiknya membawa mundur RuangGuru dari kemitraan dengan pemerintah.

Bila tidak, pengunduran dirinya dari Stafsus Presiden itu dinilai Rchland Nashidik cuma trik untuk melindungi kepentingan bisnisnya saja.

"Mundur dari Stafsus itu bukti akal budi. RuangGuru masih dipertahankan itu bukti akal-akalan," ungkap Rachland Nashidik dihubungi pada Rabu (22/4/2020).

Pengunduran diri dari posisi Stafsus Presiden diungkapkan Rachland Nashidik merupakan manifestasi yang dituntut publik.

Selain itu, pengunduran diri menurutnya bukti pengakuan penuh adanya conflict of interest (konflik kepentingan) dalam kepesertaan RuangGuru sebagai mitra proyek pemerintah.

 Rachland Nashidik Sebut Stafsus Jokowi Bukti Kekuasaan di Atas Hukum, Fadli Zon : Agen Perusahaan

Akar dari konflik kepentingan tersebut pun diungkapkannya tidak terletak di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, tetapi berada di dalam Istana Presiden.

"Akarnya ada di istana, pada kejadian ketika Stafsus Presiden tidak bisa memberi rekomendasi terbaik pada Presiden, bahwa sesuai pendapat publik, pelatihan online saat ini tidak dibutuhkan," ungkap Rachland Nashidik.

"Kenapa? Lantaran sebagai pemilik perusahaaan, ia punya kepentingan terhadap duit triliunan rupiah dalam proyek pemerintah yang soal itu, di mana perusahaannya sendiri menjadi mitra. Benturan kepentingan meledak dengan keras di situ," tegasnya.

 Belva Devara Undur Diri, Tapi Ruang Guru Masih Pegang Proyek Jokowi, Rachland Nashidik : Akal-akalan

Terkait pengunduran diri Belva Devara dari posisi stafsus presiden yang tanpa diikuti dengan penarikan RuangGuru dalam proyek Jokowi dinilainya sangat konyol.

"Sungguh lelucon yang buruk bila kepesertaan RuangGuru dibiarkan, padahal pengakuan kesalahan dari CEO-nya sudah dimaklumkan dengan langkah pengunduran diri dari kantor Stafsus Presiden," ungkap Rachland Nashidik.

"RuangGuru seharusnya memang tidak pernah punya tempat di ruang Stafsus Presiden. Kecerdasan dan integritas yang seharusnya berkantor di seluruh ruang istana," tutupnya.

Belva Devara Ajukan pengunduran Diri

Terkuaknya RuangGuru milik Staf Khusus (stafsus) Presiden, Adamas Belva Devara sebagai mitra program Kartu Prakerja mengundang kecaman dari publik.

Desakan pemecatan hingga tudingan adanya konflik kepentingan dari masyarakat pun dijawab Belva Devara dengan pengunduran diri dari Stafsus Milenial Jokowi itu hari ini, Selasa (21/4/2020). 

Pengunduran diri CEO RuangGuru dari posisi Staf Khusus Presiden Joko Widodo itu disampaikannya lewat akun instagramnya @belvadevara pada Selasa (21/4/2020).

Dalam postingannya, Belva Devara menuliskan sebuah surat terbuka yang ditujukannya kepada Jokowi.

"Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020," tulis Belva di akun Instagram miliknya, Selasa (21/4/2020).

Belva mengundurkan diri berkaitan dengan terpilihnya Ruang Guru, perusahaan yang didirikan dan dipimpinnya, sebagai mitra program Kartu Prakerja.

Mengutip keterangan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), Belva menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam terpilihnya Ruang Guru.

Sebab, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku dan pemilihan mitra pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.

"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," ungkap Belva Devara.

"Yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19," tambahnya.

 Perseteruan FKM UI dengan Pemerintah, dr Shela Putri Sundawa : Maaf Sayang, Aku Belum Lupa Ingatan

Belva pun berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran dirinya.

Walau singkat, Belva merasa banyak pengalaman dan pelajaran yang didapat dari pekerjaan sebagai Stafsus Presiden.

"Saya merasakan betul bagaimana semangat Bapak Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan," ungkap Belva Devara.

 Hotman Paris Ikuti Sunnah Nabi Muhammad, Mengkonsumsi Kurma untuk Kesehatan dan Daya Tahan Tubuh

"Sehingga di manapun saya berada, di posisi apa pun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI," tambahnya.

Dalam tulisan itu, Belva juga menjelaskan, ia tidak dapat merespons pertanyaan-pertanyaan media dalam beberapa hari terakhir karena ingin fokus dalam menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu.

Terkait pengunduran dirinya tersebut, Kompas.com masih mencoba melakukan konfirmasi.

Namun, belum ada jawaban dari Belva Devara hingga berita ini diturunkan.

 Tren Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Fahira Idris dan Fadi Zon Sepakat PSBB DKI Jakarta Diperpanjang

Berikut Surat Terbuka Belva Devara kepada Jokowi

Surat Terbuka Belva Devara, CEO Ruangguru

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.⁣

Semoga di masa pandemi ini kita diberikan kesehatan dan kekuatan dari Allah yang Maha Penyayang.⁣

Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden. Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020. ⁣

Seperti yang telah dijelaskan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.⁣

Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19. ⁣

Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya.⁣

Walau singkat, sungguh banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari pekerjaan sebagai Stafsus Presiden. Saya merasakan betul bagaimana semangat Bapak Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan. Sehingga di manapun saya berada, di posisi apapun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI.⁣

Dengan ini, saya juga ingin menjelaskan bahwa saya tidak dapat merespon pertanyaan-pertanyaan media dalam beberapa hari terakhir karena saya ingin fokus dalam menyelesaikan hal ini terlebih dahulu. Terima kasih untuk teman-teman yang telah menghormati dan menghargai keputusan saya tersebut.⁣

Semoga kita semua bisa segera keluar dari masalah pandemi yang berat ini.⁣

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.⁣

Belva Devara

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved