Histori

Wanita Cantik Jadi Rebutan Pejabat, dari Soekarno Sampai Mantan KSAD Bahkan Sudah Menikah

Ada seorang wanita cantik di era 1940 an yang menjadi rebutan para pria, mulai dari Presiden, politisi sampai mantan KSAD. Dia adalah Gusti Nuril

Wikipedia
Gusti Nuril wanita cantik yang jadi rebutan para pejabat di masa dulu 

Salah satunya adalah Kolonel Gusti Pangeran Haryo Djatikusumo, mantan KSAD - Kepala Staf Angkatan Darat.

mantan KSAD GPH Djatikusumo
mantan KSAD GPH Djatikusumo (Wikipedia)

Namun Gusti Nurul tetap teguh menolak karena sang pangeran sudah beristeri.

Di luar deretan bangsawan tersebut, Soekarno juga sempat mengutarakan keinginannya untuk mempersunting sang primadona Mangkunegaran kala itu.

Bahkan Sutan Syahrir juga ikut bersaing mendapatkan hati Gusti Nurul.

Sedih Lihat Penolakan Pemakaman Tenaga Medis Karena Corona, Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan

Peringati Hari Kartini, Cinta Laura Unggah Foto Bersama Dua Perempuan Berseragam Militer

Berhasilkah mereka mendapatkan hati Gusti Nurul?

Tentu saja tidak.

Walau dia mendapat banyak hadiah seperti sutra, tas atau jam tangan, namun Gusti Nurul menolak semua pria yang mengutarakan niat untuk mempersuntingnya.

Alasannya masih sama, selain tidak suka poligami, dia juga tak siap menikah dengan tokoh politik seperti Soekarno dan Sutan Sjahrir.

Sutan Sjahrir dan Soekarno saling berebut wanita bernama Gusti Nuril
Sutan Sjahrir dan Soekarno saling berebut wanita bernama Gusti Nuril (net)

Dia lantas memilih pria dari kalangan orang biasa dan tentunya masih melajang.

Pria yang beruntung tersebut adalah Raden Mas Sujarso Surjosurarso atau Kolonel Surjo Sularso.

Ia adalah lulusan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda.

Pada Rabu tanggal 24 Maret 1951 atau ketika berusia 30 tahun, keduanya menikah.

Seusai menikah, Gusti Nurul bersama sang suami menetap di Bandung dan hingga akhir hayatnya ia dikaruniai 7 anak, 14 cucu, dan 1 cicit. 

HARI PAHLAWAN, Fakta-Fakta Ini Tunjukkan Ibu Tien Soeharto Pahlawan Nasional, Bagaimana Soeharto?

“Menurut kabar beberapa orang, Bung Karno pun menaruh simpati padaku. Namun aku sendiri tak pernah mendengar pernyataan ungkapan isi hari Bung Karno. Tapi, saya mendengar dari Bu Hartini, istrinya. Menurutku, Bung Karno hanya sebatas mengagumi saja,” lanjut Gusti Nurul.

Setelah tentara Belanda angkat kaki, Gusti Nurul pernah diundang ke Istana Cipanas. Ia datang bersama ibunya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved