Virus Corona
Perseteruan FKM UI dengan Pemerintah, dr Shela Putri Sundawa : Maaf Sayang, Aku Belum Lupa Ingatan
Perseteruan FKM UI dengan Pemerintah, dr Shela Putri Sundawa : Maaf Sayang, Aku Belum Lupa Ingatan
Umumnya, ketika para profesional medis percaya bahwa pneumonia disebabkan oleh agen infeksi, mereka akan memulai perawatan antibiotik pada pasien tanpa terlebih dahulu mengevaluasi apakah itu bakteri atau virus.
Kurangnya tes viral di banyak rumah sakit di seluruh Indonesia membuat diagnosis pneumonia virus semakin sulit.
Pemberian terapi antibiotik pada kasus-kasus dengan pneumonia virus dalam kasus-kasus reguler bisa dibilang dapat diterima, karena pneumonia virus kemudian dapat memaparkan pasien pada risiko tertular pneumonia bakteri.
Namun, pada saat wabah virus, seperti COVID-19, kemampuan kami untuk mendiagnosis infeksi saluran pernapasan virus sangat penting.
Ini bukan hanya masalah dokter meresepkan antibiotik atau tidak; ini adalah masalah memutuskan apakah anggota masyarakat harus dikarantina untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Jika kita terus mengobati infeksi pernapasan tanpa mempertimbangkan kemungkinan disebabkan oleh virus, kita mungkin kehilangan diagnosis COVID-19.
Jika kita melanjutkan bisnis seperti biasa, ada risiko signifikan bahwa kita akan kehilangan kasus coronavirus, sehingga membahayakan anggota masyarakat.
Seperti yang dikutip Lipsitch dalam penelitiannya, kita harus mempertimbangkan bahwa kita mungkin tidak cukup teliti dalam mencari kasus alih-alih mengabaikan hasil penelitian sama sekali.
Penelitian harus dianggap sebagai alarm untuk bertindak lebih hati-hati.
Meskipun kematian dan penderitaan tragis akibat wabah, wabah ini juga merupakan berkah tersembunyi jika dapat mendorong profesi medis untuk menjadi lebih baik dalam mendiagnosis infeksi saluran pernapasan virus.