Virus Corona Jabodetabek
Luhut Panjaitan Tolak Usulan Anies dan Ridwan Kamil soal Penghentian KRL, Ini Kata Sandiaga Uno
Luhut Panjaitan Tolak Usulan Anies dan Ridwan Kamil soal Penghentian KRL menarik perhatian Sandiaga Uno. Berikut Pendapatnya soal pembatasan KRL PSBB
Beda pendapat hingga penolakan usulan penghentian layanan Kereta Rel Listrik (KRL) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil oleh Luhut Binsar Panjaitan ditangapi Sandiaga Uno. Dirinya menegaskan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah satu visi dalam penanganan penyebaran virus corona, khususnya dalam moda transportasi umum.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Terus bertambahnya jumlah pasien positif virus corona di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya memicu Anies dan Ridwan Kamil mengusulkan penghentian layanan comuter line selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Namun, usulan tersebut rupanya ditolak oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan.
Perbedaaan pendapat tersebut pun kian berpolemik, lantaran dikaitkan dengan kepentingan politik Luhut Panjatain dengan kedua kepala daerah.
Terkait hal tersebut, Sandiaga Uno angkat bicara.
Menurut pria yang akrab disapa Sandi itu, kebijakan soal pembatasan transportasi sangat berat dilakukan.
Sebab banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada transportasin umum dalam beraktivitas.
"Ya tentunya pertama kita sangat prihatin dengan adanya covid-19 ini dan semakin merebaknya, sehingga setelah PSBB kita melihat ada pemikiran untuk pembatasan transportasi umum," ungkap Sandi dalam siaran tertulis pada Jumat (18/4/2020).
"Bahwa kita ketahui banyak masyararakat berangkat menggunakan layanan transportasi umum, baik KRL, (bus) Transjakarta, maupun juga MRT dan transportasi umum lainnya," tambahnya.
Namun, dirinya mengingatkan kepada semua pihak untuk kembali melihat data dan fakta.
"Tapi saya melihat bahwa kita harus melihat data-data dan melakukan investasi. Jika data-data semakin memburuk, kita harus berinvestasi agar penyelesaian covid-19 ini lebih dapat segera kita atasi," jelas Sandi.
"Dan investasinya itu adalah bagaimana kita melakukan pembatasan transportasi umum yang merupakan satu kebijakan yang mungkin sangat berat untuk bisa diambil, tapi ini adalah sebuah kebijakan yang mudah-mudahan bisa menghambat (penyebaran virus corona)," tambahnya.
• Anies dan Ridwan Kamil Minta Layanan KRL Dihentikan Selama PSBB, Luhut Panjaitan Bersikeras Menolak
Sebab diakuinya, pembatasan sisial berdampak cukup baik bagi penekanan kasus dan penyebaran virus corona ini.
Namun, diakuinya pula, banyak masyarakjat, terutama pengguna trasnportasi umum tidak ingin transportasi umum dibatasi, apalagi disetop, seperti KRL.
"Tapi kalau angkanya semakin meningkat dan kita ada di zona merah, saya rasa ini satu kebijakan yang harus diambil sebagai bagian daripada memastikan kita mengurangi dampak penularan virus corona ini," ungkap Sandi.