Virus Corona

WHO Nyatakan Covid-19 Lebih Dasyat Mematikan Dibanding Pandemi Flu Babi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa virus corona10 kali lebih mematikan daripada flu babi. Butuh vaksin untuk menghentikannya

intisari
Virus corona (Covid-19). 

Perbedaan selanjutnya antara Flu Babi dan Covid-19 terletak pada cara penyebarannya.

Virus H1N1 yang menyebabkan terjadinya Flu Babi menyebar melalui cairan (droplets) juga partikel di udara. Sementara SARS-CoV-2 sebagian besarnya menyebar melalui droplets.

Tetesan cairan yang di dalamnya terdapat virus ini bisa berpindah dari pasien yang telah terinfeksi ke orang yang sehat.

Namun droplets yang tertinggal di berbagai benda mati juga berbahaya, sebab penularan juga bisa terjadi lewat sana.

Untuk itu, salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah tertular virus ini adalah dengan sering-sering mencuci tangan menggunakan sabun.

Gejala

Pada Flu Babi, gejala yang muncul mirip dengan gejala yang muncul pada flu pada umumnya, yakni demam, batuk, sakit kepala, sakit tubuh, sakit tenggorokan, menggigil, kelelahan, dan pilek.

Gejala itu akan muncul 1-4 hari setelah seseorang terinfeksi virus.

Flu Babi cenderung tidak terlalu menular jika dibandingkan dengan Covid-19.

Nilai R-nought yang dimiliki adalah 1,46 sedangkan Covid-19 adalah 2-2,5.

R-nought atau angka reproduksi dasar adalah jumlah kasus yang dihasilkan oleh satu kasus secara rata-rata selama periode menularnya, dalam populasi yang tidak terinfeksi atau jumlah orang yang bisa terpapar virus dari seseorang yang menderita.

42 ABK Positif Corona, Pelni Lakukan Karantina KM Lambelu

Kemudian untuk Covid-19, sebagian besar gejala yang muncul adalah korban mengalami demam, batuk kering, dan sesak nafas.

Sesak nafas yang terjadi pada penderita Covid-19 bisa mengarah pada masalah pernafasan yang serius seperti pneumonia.

Ada juga gejala lain yang mengikuti, seperti sakit kepala, tenggotokan, perut, bahkan diare. Namun gejala-gejala ini jarang terjadi.

Yang lebih mengkhawatirkan, ada pula penderita Covid-19 yang hanya menunjukkan gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali.

Hal itu dimungkinkan, karena virus memiliki masa inkubasi di dalam tubuh selama 14 hari. Bisa jadi, seseorang masih terlihat sehat namun sesungguhnya di dalam tubuhnya sudah terdapat virus yang bisa ditularkan ke siapa pun yang ada di sekitarnya.

Penanganan Amerika Serikat disebut lebih cepat dalam mengangani Flu Babi 2009 dibanding dengan Covid-19 yang terjadi saat ini.

Di awal kemunculannya, 2 virus baru itu sesungguhnya tidak lama langsung diumumkan urutan genetiknya, sehingga vaksin bisa diproduksi sesegera mungkin.

Misalnya urutan genetik dari H1N1 Flu Babi yang diumumkan CDC hanya 4 hari setelah kasus pertama ditemukan, mengunggahnya ke basis data publik dan mengembangkan vaksin untuk menanganinya.

Tidak jauh berbeda, dalam kasus Covid-19 pun, China sudah mengunggah urutan genetik virus di hari ke-5 sejak kasus pertama ditemukan, 31 Desember 2020.

Namun, perbedaan penanganan mulai terlihat setelah itu.

Kasus pertama Covid-19 di Amerika Serikat terdeteksi pada 20 Januari 2020 dan departemen kesehatan setempat menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat 11 hari setelahnya.

Ketika itu, CDC mulai mengirimkan kit pengujian yang berasal dari tahun 2014 untuk menangani Sars-CoV-2 ke ratusan laboratorium di sepenjuru negeri.

Namun, sebagian mendapatkan peralatan yang salah sehingga terjadi penundaan dalam menangani virus ini.

Pengujian pun hanya bisa dilangsungkan di markas CDC hingga dikirimkan peralatan pengganti ke laboratorium-laboratorium yang sebelumnya menerima peralatan yang salah.

Sementara saat Flu Babi menyerang, status darurat kesehatan masyarakat sudah dikeluarkan sejak 2 hari setelah ditemukannya kasus pertama.

Dan hanya dalam waktu 4 minggu atau sebulan, CDC mulai melepaskan obat-obatan yang dapat mencegah flu tersebut.

Sebagian besar negara bagian di AS pun memiliki laboratorium yang bisa mendiagnosis H1N1 tanpa verifikasi dari CDC.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani-Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WHO Sebut Virus Corona 10 Kali Lebih Berbahaya daripada Flu Babi

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved