Virus Corona
WHO Nyatakan Covid-19 Lebih Dasyat Mematikan Dibanding Pandemi Flu Babi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa virus corona10 kali lebih mematikan daripada flu babi. Butuh vaksin untuk menghentikannya
Jarak jumlahnya pun sangat jauh dari Spanyol dan Italia, yakni 586.941 untuk jumlah kasus infeksinya sendiri.
"Keterhubungan global kita berarti risiko pengenalan kembali dan kebangkitan penyakit ini akan terus berlanjut," jelas Tedros memperingatkan.
Tedros mengatakan bahwa meski virus corona sangat cepat, namun virus ini juga melambat dengan sangat lambat.
"Dengan kata lain, jalan turun jauh lebih lambat daripada naik," katanya.
Tedros merujuk pada langkah-langkah kontrol harus dilonggarkan secara perlahan dan masih dengan pengamatan yang ketat.
Menurutnya, langkah ketat dalam mengontrol pandemi tidak seinstan itu, butuh waktu untuk benar-benar memastikan.
"Langkah-langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika langkah-langkah kesehatan masyarakat yang tepat ada, termasuk kapasitas yang signifikan untuk pelacakan kontak," katanya.
Namun terlepas dari semua upaya kontrol sosial itu, WHO mengakui bahwa vaksin masih menjadi pilihan paling efektif dalam mengendalikan wabah.
Vaksin diperkirakan setidaknya 12 hingga 18 bulan lagi.
Pandemi flu babi
Sebelum adanya virus corona yang menyebabkan Covid-19 seperti yang terjadi saat ini, ada juga penyakit yang kemudian dinyatakan sebagai pandemi global, yaitu flu babi.
Adapun pandemi flu babi yang disebabkan virus H1N1 terjadi sekitar 11 tahun yang lalu, tepatnya pertengahan tahun 2009 hingga tahun 2010.
Ini merupakan pandemi terakhir yang terjadi sebelum Covid-19 sekarang. Jika dilihat dari angkanya, Covid-19 dan Flu Babi sama-sama memakan banyak korban jiwa.
Untuk infeksi virus corona baru yang masih menyebar hingga saat ini, setidaknya dalam rentang waktu 3 bulan sudah ditemukan 307.280 kasus yang terkonfirmasi positif, dan 13.069 di antaranya berujung kematian.

Angka ini diperoleh dari SCCE John Hopkins University data per Minggu (22/3/2020) pukul 12.43 dan diperkirakan masih akan terus bertambah, karena tren persebarannya di sejumlah negara juga belum menunjukkan penurunan.