Virus Corona
Trump Marah Diberitakan Mau Pecat Bawahan yang Mengkritiknya, Itu Tak benar, Dia Pria Luar Biasa
Dengan marah, Presiden AS Donald Trump membantah isu bahwa dia berencana memecat pejabat top kesehatannya, Anthony Fauci.
WARTAKOTALIVE.COM, NEW YORK -- Dengan marah, Presiden AS Donald Trump membantah isu bahwa dia berencana memecat pejabat top kesehatannya, Anthony Fauci.
Tak hanya itu, dalam konferensi pers di Gedung Putih, sang presiden juga melontarkan serangan baik kepada oposisi maupun media massa.
Semua berawal dari jumpa pers yang tak biasanya, di mana Dr Anthony Fauci yang pertama kali memberi pernyataan untuk mendinginkan situasi.
• Kritik Presiden Trump Lamban dalam Penanganan Pandemi Corona, Pejabat Kritis Ini Terancam Dipecat
• Rakyatnya Disarankan Pakai Masker, Donald Trump Malah Menolak Mengenakannya dengan Alasan Ini
Anggota gugus tugas untuk melawan virus corona itu menjadi sorotan buntut wawancaranya dengan CNN yang disiarkan pada Minggu (12/4/2020).
Saat itu, Fauci mengungkapkan bahwa jika saja Gedung Putih lebih tanggap dalam merespons wabah, maka mereka bisa menyelamatkan banyak nyawa.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular itu kemudian menjelaskan bahwa dia hanya memberikan jawaban secara "hipotesis".
Dia menerangkan, wawancaranya itu merupakan sebuah tanggapan dia sebenarnya "menekankan" penolakan atas pertimbangan menerapkan lockdown yang menghantam ekonomi.
• Cerita 310 Orang Satu RW Harus Jalani Isolasi Mandiri karena Pasien Positif Corona yang Tak Jujur
Kemudian dalam kicauannya di Twitter, Trump me-ritwit kritikan berisi tagar #PecatFauci, memunculkan isu bahwa sang pejabat top AS bakal dilengserkan.
Tetapi sebagaimana diwartakan AFP Senin (13/4/2020), presiden berusia 73 tahun itu membantah dia hendak mendepak pejabatnya.
"Saya menyukainya. Saya sudah mendengar saya akan memecat dia. Itu tak benar. Saya melihat dia adalah pria yang luar biasa," ujar dia.
• Disnakertrans DKI Gandeng Instansi Lain Awasi Perusahaan yang Beroperasi di Tengah PSBB Jakarta
Setelah itu, Trump kemudian melancarkan serangan ke sejumlah pihak, menunjukkan rasa frustrasi setelah dia dianggap gagal menangani virus corona.
Dengan Pilpres AS bakal digeber November ini, dia mendapat tekanan berat untuk menyelamatkan ekonomi AS, sembari mencegah lebih banyak korban pandemi.
Serangan ke media
Menganggap sebagai media yang tidak berpihak kepadanya, Trump kemudian meluncurkan kritikannya ke sejumlah outlet seperti CNN dan The New York Times.
• Anies Terbitkan Pedoman RT/RW Siaga Pandemi Covid-19, Ini Link untuk Mengunduhnya
"Masalahnya adalah pers tidak melakukan peliputan sesuai dengan tugas mereka," keluh pemimpin yang berasal dari Partai Republik itu.