Virus Corona
Surat Terbuka Sandiaga Uno Buat Milenial: Tidak Apa Jadi Kaum Rebahan Asalkan Tidak Berpangku Tangan
Surat Terbuka Sandiaga Uno Buat Milenial: Tidak Apa Jadi Kaum Rebahan Asalkan Tidak Berpangku Tangan
"Jika belum mampu menjadi solusi, jangan mau jadi beban. Gunakan keterbatasan untuk melatih kesabaran. Jadikan kesendirian untuk membangun masa depan," tambahnya.
Bukan hanya imbauan atau sekedar wacana, harapan agar kaum rebahan dapat maju dan berkembang diegaskan Sandi karena keadaan.
Sebab, lanjutnya, setelah masa pandemik berakhir, peran serta kaum milenial sangat dibutuhkan.
Roda ekonomi ditegaskan Sandi harus kembali berputar.
Begitu juga terkait penciptaan lapangan kerja hingga visi mensejahterakan rakyat yang ditegaskannya harus buktikan nyata.
"Setelah semuanya usai, bangsa ini membutuhkan teman-teman lebih dari yang dibayangkan. Roda ekonomi harus bergerak kembali, teman-teman milenial yang motornya," ungkap Sandi.
"Lapangan kerja harus tersedia luas, kreativitas teman-teman yang akan membukanya. Rakyat harus tercukupi kebutuhannya, kerja cerdas teman-teman yang akan membantunya," jelasnya.
"Pandemi ini mungkin alih generasi, bersiaplah untuk mengisi," tutup Sandi.
Berikut Surat terbuka Sandiaga Uno Bagi kaum Milenial :
Milenial (Kaum Rebahan)
Teman-teman yang mengaku sebagai kaum rebahan. Mungkin lebih senang mendengarkan podcast daripada membaca tulisan. Lebih banyak berdiam daripada memenuhi jalanan. Yang terbiasa menggunakan dua jempol untuk menjawab tantangan. Saatnya sudah tiba, dunia butuh jawaban dari teman-teman yang terbiasa santuy menghadapi persoalan.
Social distancing seharusnya tidak jadi masalah. Tidak ada yang mau diganggu saat rebahan. Tetapi memastikan orang-orang terdekat mau menjaga jarak jadi tantangan. Melindungi kakek dan nenek yang sudah lanjut usia. Ayah atau ibu yang punya penyakit bawaan. Atau saudara yang berisiko tinggi. Kaum rebahan harus pintar mengedukasi, jadi contoh bagi sanak famili.
Nongkrong di masa pandemi, tidak perlu sambil ngopi-ngopi. Teman-teman sudah biasa berkreasi sendiri. Unjuk kebolehan di media sosial, berbagi kreativitas di grup-grup percakapan. Lupakan salam dan salim sementara waktu tapi silaturrahmi tetap dijaga dengan saling membantu. Gunakan media sosial sebagai sarana untuk saling mengingatkan dan menguatkan.
Bekerja dari rumah, bukankah itu yang ditunggu-tunggu. Memberikan kesempatan pada bumi untuk sejenak bernafas. Membuka peluang untuk menggali potensi diri sebesar-besarnya. Manfaatkan waktu luang untuk belajar tanpa batas. Menonton tutorial menajamkan bakat. Mengikuti kelas online untuk menambah pengetahuan. Berdiskusi lintas komunitas untuk menambah kepercayaan diri. Teman-teman harus menularkan virus harapan setiap waktu.
Teman-teman milenial adalah harapan. Tidak apa jadi kaum rebahan asalkan tidak berpangku tangan. Walaupun pandemi pasti berlalu tetapi ini bukan waktunya untuk menunggu. Teman-teman harus jadi peluru, menembus ruang dan waktu. Jika belum mampu menjadi solusi, jangan mau jadi beban. Gunakan keterbatasan untuk melatih kesabaran. Jadikan kesendirian untuk membangun masa depan.
Setelah semuanya usai, bangsa ini membutuhkan teman-teman lebih dari yang dibayangkan. Roda ekonomi harus bergerak kembali, teman-teman milenial yang motornya. Lapangan kerja harus tersedia luas, kreativitas teman-teman yang akan membukanya. Rakyat harus tercukupi kebutuhannya, kerja cerdas teman-teman yang akan membantunya. Pandemi ini mungkin alih generasi, bersiaplah untuk mengisi.