Trending Twitter
Ganjar Pranowo Jadi Trending Twitter, Idenya Membangun TMP Khusus Tenaga Medis Dibully, Tetap Tenang
Gubernur Jawa Tangah Ganjar Pranowo dibully karena usulkan TMP Tenaga Medis. Ia pun menjadi trending di twitter pagi ini.
WARTAKOTALIVE.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tangah Ganjar Pranowo menjadi trending di twitter pagi ini.
Salah satunya ide Ganjar untuk mendirikan Taman Makam Pahlawan (TMP) khusus untuk tenaga medis.
Ide ini menjadi polemik. Bahkan Ganjar Pranowo di bully di medsos antara lain via twitter.
• Hanya Ketemu Tukang Sayur Positif Corona, Begini Perbincangan Ibu Rumah Tangga dengan Ganjar Pranowo
• Ganjar Pranowo Perintahkan Seluruh Desa di Jawa Tengah Sediakan Tempat Isolasi
Namun Gubernur dari PDIP ini tetap tenang, tak terganggu dengan penyerangan verbal atas idenya mambangun TMP.
Bahkan Ganjar mempersilahkan pembullynya menelepon. Namun begitu mendapat reaksi Ganjar malah ada yang menghapus cuitannya.
Di bawah ini cuitan dihapus begitu ditanggapi Ganjar
Ketenangan Ganjar menghadapi netizen dan ide-idenya menghadapi wabah virus corona kemudian menempatkan sang gubernur sebagai salah satu kandidat Presiden RI 2024-2029.
Antara lain ada yang memasangkan Ganjar dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
Ihwal Ide Membuat TMP
Sebelumnya Ganjar angkat bicara terkait penolakan pemakaman jenazah seorang perawat yang positif corona.
Seorang perawat berjenis kelamin perempuan yang dinyatakan positif Covid-19 meninggal dunia para Kamis 9 April 2020.

Perawat berusia 38 tahun ini harus mengalami nasib miris lantaran jenazahnya ditolak warga saat akan dimakamkan.
Rencananya, pemakaman perawat RSUP Kariadi Semarang ini akan dimakamkan di Sewakul, Ungaran Timur Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
• UPDATE Bentrok Anggota TNI-Polri di Papua, Pangdam: Prajurit TNI yang Terbukti Bersalah Akan Dihukum
Namun rencana pemakaman pun berubah lantaran adanya penolakan dari warga.
Seperti yang diketahui, virus corona juga menyerang para tenaga medis.
Sejumlah dokter dan perawat harus meregang nyawa lantaran terpapar virus corona dari pasien yang mereka rawat.
Pemerintah dan masyarakat pun memberikan apresiasi sebesar-besarnya pada para dokter dan perawat yang menjadi pahlawan garda terdepan dalam menangani Covid-19.
Namun beberapa warga justru memperlakukan para tenaga medis dengan semena-semena.
• Jangan Ditiru, Istri Kerja Keras Jadi TKW di Hongkong, Suami Justru Gauli Anak Tiri Selama Dua Tahun
Mulai diusir dari kos hingga pemakaman jenazah mereka ditolak.
Terkait jenazah ditolak warga, Ganjar Pranowo pun memberikan tanggapannya.
Terkait adanya penolakan pemakaman tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan, pengurusan jenazah pasien Covid-19 sudah dilakukan sesuai prosedur penanganan yang aman baik dari segi agama maupun medis.
Sambungnya, mulai dari penyucian secara syar'i kemudian dibungkus kantong plastik yang tidak tembus air hingga dimasukkan peti.
Masih dikatakan Ganjar, seperti yang sudah ditegaskan para ahli kesehatan, ketika jenazah itu dikubur, secara otomatis virusnya akan mati karena inangnya juga mati.
"Saya tegaskan sekali lagi kalau jenazah itu sudah dikubur virusnya ikut mati di dalam tanah. Tidak bisa keluar kemudian menjangkiti warga," tegasnya Ganjar dalam cuplikan video yang diunggah di akun instagram @ganjar_pranowo, Jumat (10/4/2020).
• Siap-siap Buat Warga Tangerang Raya, Kemenkes Terima Permohonan, PSBB Akan Segera Diterapkan
Selain itu, Ganjar meminta kepada pihak yang mengurus jenazah pasien Covid-19 untuk berkomunikasi dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat.
"Kalau warga sudah paham saya yakin semua akan menerima dan juga akan mencegah berkembangnya isu yang tidak benar atau hoaks yang seringkali ini memecah belah masyarakat," ungkapnya.
Ganjar mengingatkan Majelis Ulama pun sudah berfatwa bahwa mengurus jenazah itu wajib hukumnya sementara menolak jenazah itu dosa.
"Semestinya kita memberi hormat dan penghargaan kepada seluruh tenaga medis dimanapun berada serta mendoakan agar mereka selalu diberikan kekuatan dan kesehatan," terangnya.
Ganjar menyebut seluruh dokter, perawat, dan tenaga medis merupakan pejuang kemanusiaan seharusnya diberikan penghormatan karena sudah berjuang dan mengorbankan diri untuk mengatasi wabah Covid-19.
• Tanpa Gejala, Mantan Pelatih Liverpool Ini Dinyatakan Positif Terpapar Covid-19
"Dan mereka tahu, bahwa itu berisiko pada keselamatannya, kita harus memberikan penghormatan setinggi-tingginya. Saya kira, taman makam pahlawan adalah tempat yang sangat tepat untuk mereka,"ujarnya di Semarang, Sabtu (12/4/2020).
Menanggapi hal tersebut, Alumnus Universitas Gajahmada itu mengaku tengah menyiapkan taman makam pahlawan (TMP) untuk tenaga medis yang gugur karena virus corona.
Ia pun telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jawa Tengah terkait permintaannya.
"Saya sudah perintahkan Dinsos dan Kesra untuk mempersiapkan ini. Satu, soal tempatnya; kedua, soal administrasinya, agar penempatan seseorang di taman makam pahlawan sesuai," ungkap Kader PDIP tersebut.
Selain Taman Makam Pahlawan, Ganjar juga menyiapkan skenario kedua untuk memberikan penghormatan bagi tenaga medis itu.
• Tanpa Gejala, Mantan Pelatih Liverpool Ini Dinyatakan Positif Terpapar Covid-19
Yakni, pembuatan TMP baru jika yang sudah ada tidak mencukupi.
"Kalau ada area existing di taman makam pahlawan, maka bisa dipakai, tapi kalau sudah penuh, kita bisa membuat tempat khusus baru yang dikasih nama taman makam pahlawan khusus untuk mereka," ujarnya.
Cara Pemulasaran Jenazah Korban Covid-19?
Sementara itu Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti menjelaskan hal tersebut bisa saja terjadi.
Cairan di dalam tubuh yang mengalami proses pembusukan sama halnya seperti droplet.
Oleh sebab itu, Kombes Sumy Hastry menjelaskan butuh penanganan khusus untuk memakamkan korban Covid-19.
Prosedur pemulasaran jenazah positif virus corona tak hanya dibuat oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah, tetapi diungkapkannya berasal dari kajian Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).
Dalam prosesnya, jenazah dijelaskan Kombes Sumy Hastry Purwanti diperlakukan khusus.
Berbeda dengan jenazah pada umumnya, pihaknya membungkus jenazah dengan kantong plastik secara menyeluruh.
• Jika Hari Ini Liga Inggris Kembali Bergulir, Manchester United Sangat Siap
Tujuannya agar cairan yang keluar dari lubang tubuh tidak menyebar saat mengalami pembusukan.
Langkah tersebut katanya bertujuan untuk mencegah penularan virus corona.
"Kami (tim forensik) membawa kain kafan, plastik, dan kantong jenazah ke ruang perawatan," jelas Kombes Sumy Hastry Purwanti dihubungi pada Minggu (12/4/2020).
"Jadi kami berusaha meminimalisir (penyebaran virus corona) jenazah kita tangani di ruang perawatan," tambahnya.

Dalam prosesnya, tim forensik dijelaskannya mengenakan alat pelindung diri (APD).
APD tersebut dikenakan mulai dari awal hingga proses pemulasaran jenazah pasien virus corona selesai dilakukan.
Selanjutnya, sterilisasi jenazah dilakukan dengan menyumbat lubang tubuh jenazah dengan menggunakan kain kasa beralkohol atau clorine.
"Semua lubang kita tutup, hidung, mulut, anus, dan kemaluan bila wanita, kita tutup," ujar Kombes Sumy Hastry Purwanti.
Kemudian, jenazah disemprot clorine atau dilakukan proses disinfektan guna memastikan virus Covid-19 yang masih menempel mati.
"Kita semprot (disinfektan). Kita tutup dengan plastik, setelah itu kita kafani, kalau muslim. Kalau non muslim biasanya mereka akan titip baju untuk dipakaikan," tuturnya.
Pengamanan jenazah katanya masih dilakukan lewat penempatan jenazah dalam kantong plastik ke dua.
Selanjutnya pihaknya melakukan penyemprotan disinfektan kembali guna memastikan jenazah bebas dari virus corona.
"Setelah kita plastikin lagi, kita masukkan ke kantong jenazah dan kita sterilkan (semprot disinfektan) lagi," jelas Kombes Sumy Hastry Purwanti.
"Baru kita masukkan ke dalam keranda yang tertutup dan kita bawa ke kamar jenazah sampai menunggu ambulans menjemput," lanjutnya.

Kombes Sumy Hastry Purwanti mengungkapkan seluruh prosedur pemulasaran jenazah pasien positif virus corona dirancang PDFI guna mencegah penularan covid-19 lewat jenazah.
Pemerintah katanya juga sudah menetapkan bahwa kedalaman liang bagi jenazah Covid-19 minimal 1,5 meter dan berjarak minimal 50 meter dari mata air.
Terkait hal tersebut, Kombes Sumy Hastry Purwanti berharap masyarakat yang tinggal di area tempat pemakaman jenazah pasien Covid-19 tidak khawatir.
Apalagi lanjutnya, melakukan aksi penolakan ketika pasien positif virus dimakamkan.
"Makannya masyarakat jangan sampai menolak, karena proses memulasari jenazah sudah benar. Kantung jenazah yang kedap, dia akan hancur dalam kantong jenazah. Tidak mungkin ke mana-mana kumannya," ujarnya. (Tribunnewsmaker/Wartakotalive.com/abs)
Sebagian berita ini telah tayang di Tribunnewsmaker dengan judul Ganjar Pranowo Tanggapi soal Warga Tolak Pemakaman Perawat Corona, Siapkan Taman Makam Pahlawan