Anarko Sindikalis

Ramai Ditanyakan, Kenapa Buku Kumcer Eka Kurniawan Jadi Barang Bukti Polisi dalam Kasus Anarko?

Buku tersebut merupakan kumpulan cerpen karya Eka Kurniawan, terbitan Gramedia Pustaka Utama

Editor: Feryanto Hadi
--
Buku Eka Kurniawan Corat-coret di Toilet 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Konferensi pers yang dilakukan jajaran Polda Metro Jaya terkait kasus penangkapan sejumlah orang dari kelompok Anarko Sindikalis mencuri perhatian publik.

Salah satunya keberadaan sejumlah buku yang dijadikan barang bukti.

Dari beberapa buku yang digelar di meja saat konferensi pers, Sabtu (11/4/2020), terdapat satu buku dengan judul Corat-coret di Toilet.

Buku tersebut merupakan kumpulan cerpen karya Eka Kurniawan, terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Publik lantas bertanya, kenapa buku kumpulan cerpen itu masuk menjadi barang bukti.

Pembahasan soal buku Kumcer dan Prescon ini ramai di linimasa Twitter.

Dentuman Disebut Akibat Badai Petir di Gunung Salak,Simak Sejarah Erupsi Gunung yang Masih Aktif itu

Transformasi Kim Jong Un, Dulu Anak Manja dan Nakal, Kini Dikenal Diktator dan Koleksi Banyak Selir

Sebagian menilai, pihak kepolisian hanya melihat sampul depan buku dimana di sana ada gambar seperti bom molotov.

Netter bernama Fahri Salam mengaku telah menghubungi Eka Kurniawan dan meminta tanggapan terkait bukunya menjadi barang bukti polisi.

Dikutip dari situs pribadinya, ekakurniawan.com, dia lahir di Tasikmalaya, 1975, menyelesaikan pendidikan dari Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tahun 1999. Pada tahun itu ia menerbitkan buku pertamanya yang berasal dari tugas akhir kuliah, Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis. Ia menulis cerita pendek, novel, maupun esai di berbagai media.

Kelompok Anarko Sindikalis Punya Jaringan Besar, Rencanakan Aksi Vandalisme Serentak pada 18 April

Waduh, Anggota Kelompok Anarko Sindikalis Didominasi Anak Muda Terpelajar, dari SMA Sampai Mahasiswa

Tentang buku

Menyadur tulisan di situs toko buku online Mizan Store, buku ini pertama kali diterbitkan sekitar tahun 2000 oleh Yayasan Aksara Indonesia berisi sepuluh cerpen, kemudian diterbitkan ulang oleh Gramedia pada tahun 2014 dengan menambah dua cerpen lagi.

Cerpen-cerpen tersebut adalah Peter Pan, Dongeng Sebelum Bercinta, Corat-Coret di Toilet, Teman Kencan, Rayuan Dusta untuk Marietje, Hikayat Si Orang Gila, Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam, Siapa Kirim Aku Bunga?, Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti, Kisah dari Seorang Kawan, Dewi Amor, serta Kandang Babi

Adapun Corat-coret di Toilet yang menjadi judul buku, merupakan salah satu judul cerpen.

Lima Fakta Lagu Aisyah Istri Rasulullah, Berasal dari Malaysia hingga Mendunia Usai Dibawakan Sabyan

Hanung W L selaku Copywriter Mizanstore menulis, toilet yang ada dalam cerita adalah toilet yang ada di lingkungan kampus. Toilet yang biasa digunakan mahasiswa dan mahasiswi, selain untuk melaksanakan hajat buang air kecil dan buang air besar, juga menjadi lahan untuk menuliskan suara hati mereka.

"Semua tentu berawal dari toilet yang bersih, yang dindingnya baru saja dicat, dan pengunjung pertama yang penuh ide (atau sangat iseng) untuk membuat vandalisi pertama."

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved