Virus Corona Jabodetabek

Pemerintah Kota Depok Perpanjang Masa Belajar di Rumah Bagi Sekolah dan Pendidikan Nonformal

Wali Kota Depok kembali memberikan instruksi untuk memerpanjang masa belajar di rumah bagi tingkatan Paud sampai SMA/SMK/MA.

Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Murtopo
Warta Kota/Alex Suban
Belajar di rumah membutuhkan disiplin yang lebih tinggi daripada belajar di sekolah, karena atmosfer yang berbeda di kedua tempat tersebut. 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK -- Pemerintah Kota Depok terus berupaya menekan penyebaran virus corona atau Covid-19 dengan mengatur sejumlah instansi terkait dan lainnya untuk bekerja di rumah.

Kini, Wali Kota Depok kembali memberikan instruksi untuk memerpanjang masa belajar di rumah bagi tingkatan Paud sampai SMA/SMK/MA.

"Hari ini telah diterbitkan Surat Edaran Wali Kota Depok Nomor 420/117-Huk/Disdik tentang Perpanjangan Masa Belajar di Rumah Bagi Peserta Didik," kata Idris dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (8/4/2020).

Aplikasi Zenius Bermitra dengan Gojek Luncurkan Layanan Belajar di Rumah Gratis

Perpanjangan masa belajar tersebut juga berlaku bagi Lembaga Pendidikan Non Formal.

Idris mengatakan, SE tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Kota Depok.

"Masa belajar di rumah ini diperpanjang mulai tanggal 13 - 30 April 2020," paparnya.

Tetap terpantau

Sudah  dua pekan ini, seluruh murid sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas atau sederajat belajar di rumah, sehubungan untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19). 

Kondisi ini pada tahap awal cukup menyulitkan karena faktor belum terbiasanya kegiatan belajar mengajar dilakukan jarak jauh, baik oleh murid maupun guru.

Faktor-faktor penyebabnya antara lain, tingkat pemahaman aplikasi yang menunjang belajar jarak jauh atau secara online, kekuatan jaringan, dan kemampuan finansial orangtua untuk membiayai kuota jaringan internet yang tidak merata.

Meski begitu, kesulitan utama yakni penguasaan aplikasi penunjang kegiatan belajar mengajar perlahan mulai diatasi.

Muhammad Raka, siswa SMK Kebon Jeruk di Jakarta Barat, misalnya, mengaku selama ini tidak ada masalah dengan sistem belajar jarak jauh.

Tingkat Stres Lebih Besar Saat Belajar di Rumah

“Hampir setiap mata pelajaran setiap harinya ada tugas. Untuk deadline pengerjaannya seminggu. Biasa berdua mengerjakan bersama teman," ucap kata Raka, Rabu (1/4).

Dalam sistem belajar ini, Raka hanya bermodalkan smartphone dan jaringan internet. 

Sabrina Waworuntu, siswa SMAN 28 Jakarta mengaku belajar secara online di rumah baginya sangat menyenangkan.

Ia jadi lebih fokus saat mengerjakan tugas. Selain itu ia juga jadi lebih mudah akses konten materi apapun dari internet sebagai panduan.

"Aku sih ya nyaman-nyaman aja yah. Belajar kaya gini masuk aja sih buat aku. Malah bisa bebas buka materi dari internet selain dari buku LKS. Cuma harus aku akui sih jenuh natap layar atau buka grup belajar setiap hari. Untung guru aku orangnya asik jadi yak engga bikin jenuh. Justru aku kangen latihan basket sama temen di sekolah, " tandas murid kelas satu jurus perhotelan SMK 57 Jakarta itu. 

SMA dan SMK se-Banten Belajar di Rumah Sampai 1 Juni 2020

Kesulitan belajar secara online di awal-awal juga diakui Alvi Luviani Rahayu, guru desain grafis di SMK Plus Pelita di Cibinong, Bogor. Namun, kini dirinya mengaku sudah mulai terbiasa.

Untuk membangun semangat para murid selama proses pembelajaran, guru yang sudah dua tahun mengajar ini membuat games bagi para murid di sela-sela pelajaran.  Lalu setelah itu diberikan soal-soal atau praktik.

"Kita juga buat grup chat. Jadi semua murid bisa nanya apa aja di sana. Saya juga sisipkan dengan beberapa kalimat humor pemberi semangat agar mereka tidak tegang. Namun saya tekankan agar kepada para murid meskipun belajar online ini tetap saja seperti belajar di sekolah. Medianya saja yang berbeda," tandas Alvi. 

Hal senada disampaikan Hesty Helyantie, guru administrasi umum di SMK Humanika di Cisarua, Bogor. Menurut wanita berkerudung itu, proses mengajar yang akan dilakukan dirinya sudah ada jadwalnya. “Nanti tinggal stand by depan gadget masing-masing," kata Hesty kepada Warta Kota. 

Meskipun sistem belajar digunakan secara online, absensi tetap diberlakukan oleh Hesty mengikuti aturan sekolah. Bila tidak ada murid yang memberikan tugas atau tidak ada kabar saat proses belajar online akan dianggap alfa.  

Tim Pemantau

Para murid SMAN 78 di Jakarta Barat juga mulai terbiasa dengan sistem belajar online. Bahkan, pihak sekolah memiliki tim pemantau khusus untuk melihat keaktifan guru dan siswa.

Wakil Sarana Prasarana dan Kehumasan SMAN 78 Jakarta, Zainuddin mengatakan, tim pemantau terdiri dari tiga orang guru.  Seluruh guru wajib mengisi sebuah formulir di Google terkait aktivitas belajar mengajar dengan para siswa.

"Tim itu nantinya langsung melaporkan data tersebut ke kepala sekolah lalu kepala sekolah melanjutkan laporan ke kepala sudin pendidikan Jakarta Barat," kata Zainuddin Rabu (1/4).

Setiap memberikan mata pelajaran para guru diwajibkan mengisi formulir online dan memberikannya ke tim pemantau. Jika ada guru yang ketahuan belum mengirimkan laporan, maka Kepala Sekolah akan menegur guru tersebut lewat grup online.

"Jadi bukan siswa saja yang dipantau. Guru juga kami pantau keaktifannya selama belajar jarak jauh berlangsung," jelas Zainuddin.  

Ia menjamin bahwa guru-guru di sekolahnya berkerja seperti pada umumnya meski berada di rumah.

Setiap pagi para guru disebut sudah memegang smartphone untuk mengajar dan memberikan tugas kepada siswa.  

Jam belajar pun dibuat sama seperti belajar di sekolah. Para siswa diwajibkan mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan oleh guru.

Meski begitu Zainuddin tidak menampik masih ada kendala dalam penerapan PJJ di sekolahnya.

Kuota internet menjadi salah satu keluhan yang siswa sampaikan kepada para guru.  

Keluhan itu khususnya datang dari para siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi.

"Biasanya murid terbebani dengan kuota internet. Maka kami imbau para guru agar tidak terlalu memberikan teknik pembelajaran atau tugas yang membebani siswa khususnya untuk kuota," tutur Zainuddin.  

Misalnya saja kata Zainuddin, guru harus dapat mentolerir siswa yang kehabisan kuota ketika hendak mengirimkan tugas. Maka siswa diberi kesempatan waktu tambahan untuk mengirimkan tugas.

“Dulu empat mata pelajaran setiap hari. Sekarang hanya tiga mata pelajaran saja, tapi waktu belajar tetap sampai pukul 15.00 WIB," kata Zainuddin. Hal itu lantaran untuk mengurangi kejenuhan siswa yang belajar berjam-jam di rumah. Selain itu para guru juga dilarang untuk memberikan siswa pekerjaan rumah (PR).  

Peran Orangtua

Agar belajar secara online efektif, psikolog dari Universitas Indonesia, Dr Rose Mini Agus Salim mengatakan sangatlah penting peranan orangtua agar semangat untuk belajar di rumah terjaga.

Menurutnya, orangtua patut menularkan aura positif pada anak untuk memacu minat belajar.  Jika orang tua terlalu menunjukkan kepanikan atau tidak perduli pada anak, maka belajar di rumah tak akan efektif.

Berada di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama secara psikolog membuat siapapun akan mudah dilanda bosan. Agar belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan dan efektif, Rose mengatakan orangtua dapat mengatur jadwal anak secara disiplin.

Namun dalam penerapannya harus disisipkan hal yang membuat buah hati bersemangat. Pengaturan jadwal itu dibuat dengan sederhana dan teratur seperti membangunkan tidur, sarapan, belajar, dan bermain.  

Selain itu, orang tua dapat membuat challenge jika anak sudah mengerjakan soal pelajaran. Ajak anak melakukan aktivitas sesuai hobinya.

"Meski di rumah lebih fleksibel,  anak dapat menerapkan disiplin belajar dari hal-hal kecil dan menyenangkan. Misalnya para orang tua mengatur jadwal harian belajarnya pada jam berapa dalam sehari. Lalu sisipkan aktivitas yang melibatkan hobinya atau beri permainan yang merangsang mereka untuk semangat. Bukan game online yah. Lalu setelah itu beri mereka tugas mengerjakan soal. Pokoknya buat belajar  jadi menyenangkan," sarannya. (ADV)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved