Virus Corona

Kasus Covid-19 Tanpa Gejala Hantui China, Wuhan Cabut Status Bebas Wabah Corona di 45 Perumahan

Pemerintah Kota Wuhan mencabut status "bebas wabah" atas 45 kawasan perumahan karena muncul kasus tanpa gejala dan alasan lain yang tidak mereka sebut

NOEL CELIS / AFP
Seorang wanita mengenakan masker wajah berjalan di sepanjang jalan di Wuhan, di provinsi Hubei tengah China, 1 April 2020. Wuhan kala itu menyatakan tidak di-lockdown lagi. 

WARTAKOTALIVE.COM, WUHAN-- Pemerintah Kota Wuhan mencabut status "bebas wabah" atas 45 kawasan perumahan karena muncul kasus tanpa gejala dan alasan lain yang tidak mereka sebutkan.

Kantor berita Xinhua, Senin (6/4), melaporkan, status "bebas wabah" memungkinkan orang yang tinggal di kompleks perumahan di Wuhan bisa meninggalkan rumah mereka selama dua jam sekaligus.

Mengutip Reuters, Komisi Kesehatan Nasional China, Senin (6/4), mengatakan, terdapat 78 kasus tanpa gejala baru virus corona pada Ahad (5/4), naik dari hari sebelumnya sebanyak 47 kasus.

CHINA Tuding Warga dari Inggris-Italia Bawa Virus Corona ke Wuhan, Pelajar Newcastle Kini Diisolasi

Terbaru, Sebanyak 14 Persen Pasien yang Sembuh Virus Corona di Wuhan Ternyata Masih Positif

Kasus pasien tanpa gejala, yang tidak menunjukkan gejala tetapi bisa menularkan virus, telah menjadi perhatian utama China, setelah langkah penguncian yang ketat berhasil memotong tingkat infeksi.

Provinsi Hubei, episentrum wabah virus corona, menyumbang hampir setengah dari kasus baru tanpa gejala. Sebanyak 705 orang dengan kasus tanpa gejala berada di bawah pengawasan medis di China.

Pekerja medis yang menjadi sukarelawan di Wuhan untuk membantu memerangi wabah virus corona Covid-19, berdiri berkelompok sebelum mereka naik bus untuk pulang ke rumah, di Wuhan di provinsi Hubei tengah China,  Selasa 31 Maret 2020. Petugas medis bantuan di Wuhan kembali ke rumah atau tempat kerja masing-masing setelah tak ada pasien baru di kota ini .
Pekerja medis yang menjadi sukarelawan di Wuhan untuk membantu memerangi wabah virus corona Covid-19, berdiri berkelompok sebelum mereka naik bus untuk pulang ke rumah, di Wuhan di provinsi Hubei tengah China, Selasa 31 Maret 2020. Petugas medis bantuan di Wuhan kembali ke rumah atau tempat kerja masing-masing setelah tak ada pasien baru di kota ini . (NOEL CELIS / AFP)

Lonjakan kasus tanpa gejala menimbulkan kekhawatiran ketika Ibu Kota Hubei, Wuhan, bersiap untuk mengizinkan orang meninggalkan kota pada 8 April untuk pertama kalinya sejak lockdown akhir Januari lalu.

Detik-detik Waria Dibakar Hidup-hidup di Cilincing, Sempat Diseret ke Got Sebelum Ditinggal Kabur

Hentikan Lockdown

Wuhan China, tempat pertama kali muncul Virus Corona, sejak beberapa hari lalu telah menghentikan kebijakan lockdown setelah tak ada lagi pasien baru Covid-19.

Meski demikian, pemerintah setempat memeriksa secara ketat para pendatang atau masuknya orang luar ke salah satu provinsi di China itu. 

China melaporkan 39 kasus virus corona baru pada hari Minggu, naik dari 30 hari sebelumnya. Jumlah kasus virus corona tanpa gejala juga melonjak. China terus berjuang untuk memadamkan wabah.

Bill Gates Prediksi Pandemi Virus Corona Baru Akan Berakhir Tahun Depan, Begini Alasannya

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan bahwa 78 kasus asimptomatik baru telah diidentifikasi pada Minggu sore dibandingkan dengan 47 hari sebelumnya.

Kasus impor dan pasien tanpa gejala, yakni kasus tanpa menunjukkan gejala tetapi masih dapat menularkan virus kepada orang lain, telah menjadi perhatian utama China dalam beberapa pekan terakhir.

China sebelumnya berhasil menekan tingkat infeksi dengan penahanan ketat.

Otoritas kesehatan Provinsi Hubei mengungkapkan bahwa, Hubei yang merupakan episentrum awal wabah, menyumbang hampir setengah dari kasus asimptomatik baru.

Kemendag Menunda Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia Tahun 2020

Sebanyak 705 orang dengan kasus tanpa gejala berada di bawah pengawasan medis di sekitar daratan China.

Lonjakan kasus tanpa gejala yang baru dilaporkan China minggu lalu menimbulkan kekhawatiran.

Pasalnya, ibu kota provinsi Hubei di Wuhan bersiap untuk mengizinkan orang meninggalkan kota pada 8 April untuk pertama kalinya sejak dikunci pada akhir Januari.

Foto ini diambil pada 31 Maret 2020 menunjukkan anggota tim bantuan medis dari Huaian berpose untuk selfie setelah kembali dari Wuhan China untuk membantu upaya pemulihan virus corona Covid-19, di Huaian di provinsi Jiangsu timur China.
Foto ini diambil pada 31 Maret 2020 menunjukkan anggota tim bantuan medis dari Huaian berpose untuk selfie setelah kembali dari Wuhan China untuk membantu upaya pemulihan virus corona Covid-19, di Huaian di provinsi Jiangsu timur China. (STR / AFP)

Hubei mulai melonggarkan pembatasan perjalanan akhir bulan lalu. Ini adalah bagian dari upaya China yang lebih luas untuk mengembalikan perekonomian ke jalur semula.

Di sisi lain, China berusaha mencegah gelombang kedua infeksi.

Kisah Ojol 59 Tahun Antar Penumpang Sejauh 230 KM, Ditipu tidak Dibayar hanya Ditinggali Sandal

Senin (6/4), Xinhua melaporkan bahwa otoritas Wuhan mencabut status bebas wabah dari 45 kompleks perumahan karena munculnya kasus tanpa gejala dan karena alasan lain yang tidak ditentukan.

Status bebas epidemi memungkinkan orang yang tinggal di sebuah kompleks di Wuhan untuk meninggalkan rumah mereka selama dua jam sekaligus.

China telah melaporkan total 81.708 kasus, dengan 3.331 kematian.

China telah menutup akses bagi orang asing di tengah penyebaran virus corona secara global. Tapi, sebagian besar kasus impor melibatkan warga negara China yang kembali dari luar negeri.

Dari kasus baru yang menunjukkan gejala kemarin, 38 adalah orang yang telah memasuki Tiongkok dari luar negeri, dibandingkan dengan 25 hari sebelumnya.

Kisah Ojol 59 Tahun Antar Penumpang Sejauh 230 KM, Ditipu tidak Dibayar hanya Ditinggali Sandal

Perbatasan Rusia

Dari mereka, 20 telah tiba di provinsi timur laut Heilongjiang yang berbatasan dengan Rusia. Semuanya adalah warga Tiongkok yang telah terbang dari Moskow ke Vladivostok, termasuk 12 yang menggunakan penerbangan 2 April yang sama, dan melakukan perjalanan ke China melalui jalan darat.

Sumber infeksi lain yang mungkin adalah sekitar 1,6 juta warga Tiongkok yang belajar di luar negeri. Banyak di antara mereka telah berjuang untuk kembali ke rumah sejak Beijing membatasi penerbangan internasional ke negara itu.

seorang pasien berusia 98 tahun yang sudah pulih dipulangkan dari Rumah Sakit Leishenshan di Wuhan
seorang pasien berusia 98 tahun yang sudah pulih dipulangkan dari Rumah Sakit Leishenshan di Wuhan (Asiawire/DMU)

Kedutaan besar China di Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa China tengah mempersiapkan penerbangan charter untuk membawa pulang pelajar China yang belajar di AS, dimulai dengan yang termuda.

Sapa Warga Indonesia di Tengah Indonesia, ini Pesan Maria Ozawa

Provinsi Guangdong melaporkan satu infeksi baru yang ditularkan secara lokal. Angka ini turun dari lima hari sebelumnya di provinsi yang sama.

Kasus penularan lokal di kota Shenzhen, adalah orang yang telah melakukan perjalanan dari provinsi Hubei, kata pihak berwenang provinsi Guangdong.

Komisi kesehatan Guangdong menaikkan tingkat risiko untuk total empat distrik di kota Guangzhou, Shenzhen dan Jieyang dari rendah menjadi sedang pada hari Minggu.

Vokalis Band Lyla Berstatus ODP Saat Mudik ke Kampung Halaman

Dan hasil pemeriksaan tersebut,  mereka mendapatkan fakta bahwa seorang remaja dari Inggris yang kembali ke Wuhan terbukti membawa Virus Corona. 

Dailymail.co.uk memberitakan, seorang remaja Tionghoa yang belajar di Inggris telah menjadi orang pertama yang membawa Virus Corona baru kembali ke Wuhan, bekas pusat pandemi.

Kota ini pekan lalu menyatakan bahwa mereka telah membatasi wabah setelah mencatat hanya satu infeksi baru dalam 10 hari.

Artikel ini telah tayang di Kontan Co.id dengan judul Muncul kasus tanpa gejala, Wuhan cabut status bebas wabah corona

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved