Virus Corona

Sembuh dari Virus Corona Belum Tentu Kebal, Buktinya Tentara Korea Selatan Positif Covid-19 Lagi

Waduh, Sempat Sembuh dari Virus Corona, Tentara Korea Selatan Positif Covid-19 Lagi. Berikut Alasan Mengapa Bisa Kembali Terinfeksi

Editor: Dwi Rizki
AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT via Tribun Medan
Para pekerja medis dilengkapi pakaian pelindung memindahkan seorang pasien diduga terinfeksi virus corona (tengah) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam, di daerah Cheongdo, Korea Selatan, Jumat (21/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan. 

Namun, angka pasien yang sembuh di negara tersebut juga cukup banyak, yaitu dilaporkan sebanyak 5.033 pasien.

Ilustrasi virus corona Korea Selatan
Ilustrasi virus corona Korea Selatan (Shutterstock)

Kasus Serupa

Dikabarkan, kasus serupa juga dialami oleh seorang pria Jepang berusia 70 tahun di Tokyo.

Pria tersebut kembali positif virus corona setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Bahkan pria tersebut telah beraktivitas seperti biasanya sampai kemudian kembali dirawat setelah mengalami demam.

Terkait kondisi itu, ahli virologi Spanyol, Luis Enjuanes, menyebutkan bahwa ada sejumlah pasien, sekitar 14 persen, yang sudah dites negatif virus corona, kembali dites dengan hasil positif.

Peneliti di Dewan Riset Nasional Spanyol (CSIC) ini menjelaskan dalam kasus-kasus ini, kemungkinan virus yang 'hidup kembali' alih-alih mengulang terjadinya infeksi.

Enjuanes menjelaskan, di antara beberapa kemungkinan, secara umum virus corona ini memang membuat orang mengembangkan kekebalan tubuh.

Pekerja medis mengenakan alat pelindung diri terlihat di Rumah Sakit Dongsan di Daegu, Korea Selatan,  Minggu (29/3/2020).
Pekerja medis mengenakan alat pelindung diri terlihat di Rumah Sakit Dongsan di Daegu, Korea Selatan, Minggu (29/3/2020). (PHOTO: EPA-EFE)

Alasan Bisa Kembali Terinfeksi

Enjuanes mengatakan, kendati virus dapat ditekan dengan daya imunitas tubuh, tetapi respons kekebalan itu berbeda-beda dan untuk pasien tersebut tampaknya tidak terlalu kuat.

"Maka, ketika respons kekebalan melonggar, virus yang masih ada di beberapa saluran tubuh muncul kembali," ungkap Enjuanes pada (23/3/2020).

Teori yang diungkapkan Enjuanes memperkirakan bahwa virus corona itu tertinggal di tubuh pasien selama tiga bulan atau lebih.

Menurut dia, standar seseorang yang telah terinfeksi seharusnya menjadi zero positif, atau bahkan semestinya telah mengembangkan kekebalan tubuhnya.

"Dan jika ia telah kebal, virus (Covid-19) seharusnya tidak muncul lagi. Namun, penginfeksinya bisa tetap ada di jaringan khusus yang mungkin tidak terpapar sistem pertahanan tubuh sebagaimana organ tubuh lainnya," jelas dia.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved