Virus Corona
Kronologi Makam Jenazah Positif Corona di Sebuah Kebun di Banyumas Dibongkar Usai Didemo Warga
Dalam video itu, tampak warga melakukan demonstrasi memprotes pemakaman jenazah itu di kampung mereka
WARTAKOTALIVE.COM, BANYUMAS--Sejak Rabu (1/4/2020) pagi jagat media sosial dihebohkan dengan adanya video penolakan pemakanan jenazah positif Corona.
Salah satunya terjadi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Dalam video itu, tampak warga melakukan demonstrasi memprotes pemakaman jenazah itu di kampung mereka
Seorang warganet bernama Cella dengan akun Twitter @AkuDiyem menjabarkan kejadian sebenarnya.
"Di desa aku lagi rame penguburan pasien covid19 tanpa izin trus di demo sama warga disitu."
• Puji Jokowi dan Dukung Menko Luhut, Ruhut Sitompul: Ngotot Lockdown Ketahuan Niat Busuknya
• Presiden Jokowi Umumkan Stimulus, IHSG kok Malah Anjlok ke Zona Merah?
"itu kejadian di desa tumiyang kec.pekuncen kab.Banyumas, beredar pasien yang meninggal warga purwokerto katanya Bos Adira, karena di wilayah purwokerto tidak diizinkan dikubur makanya mereka mengubur di desa tumiyang tanpa meminta izin atau musyawarah dengan warga setempat," tulisnya di akun Twitter, Rabu (1/4/2020)
Berikut videonya:
Ia kemudian menjelaskan kronologi dari kejadian itu.
Ia meminta masyarakan tidak hanya melihat sepenggal video, yakni ketika beberapa warga menghadang sebuah ambulans di tengah jalan dan memintanya memutar balik.
"Dan sangat disayangkan yang pertama kali beredar adalah video pada saat warga mencegat mobil ambulance, anda boleh saja marah/geram pada saat menonton video tersebut, alangkah baiknya anda telusuri beritanya terlebih dahulu.
Jangan melihat dari covernya saja tanpa melihat isi."
Cella menyebut, kejadian yang sebenarnya tidak hanya yang tampak dari video itu.
Namun, sebelumnya, warga sudah merasa 'kecolongan' mengingat petugas sebelumnya tidak meminta izin kepada warga akan adanya pemakaman jenazah positif virus corona.
• Lima Fakta Maria Vania, Presenter dan Model Seksi yang Sering Dijuluki Pemersatu Bangsa
Pemakaman dilakukan pada malam hari saat listrik desa itu padam.
Pemakaman juga dilakukan di kebun, bukan di area pemakaman.
Warga yang mengetahui hal itu, berkumpul dan menggelar demonstrasi.
Bupati Banyumas malam itu sampai turun tangan.
Bahkan, warga menggelar demonstrasi hingga malam.
Akhirnya makam itu dibongkarkeesokan harinya.
• Dalam 24 Jam Satu PDP Meninggal di RSPI Sulianti Saroso dan Dua Pasien Baru Datang
"Mungkin saya akui cara penolakan dari warga juga salah, tapi apakah benar juga jika pemakaman dilakukan pada saat malam hari pada saat listrik padam dan tanpa izin???"
"Banyak yang menyalahkan tindakan warga yang demo. Logikanya saja, mereka diam diam memakamkan jenazah pada saat desa itu listrik lagi padam, tanpa izin pula, apa tidak geram?" jelasnya.
"Seharusnya ada izin kepada warga setempat, jangan asal ngubur. Bukan tidak berperikemanusiaan hanya saja cara mereka kurang benar, mengubur dekat pengairan warga setempat."
"Banyak yg bilang "gimana kalo itu keluarga sendiri"
Gini, kalo dari pihak mereka menggunakan prosedur pemakaman yang benar mungkin warga tidak akan demo, dari awal saja pihak mereka yang diam diam memakamkan tanpa izin."
"Beberapa pihak menyayangkan karna kurangnya edukasi kpd rakyat kecil, ya memang betul disana warga kebanyakan petani, hanya bisa menonton televisi yang beritanya juga simpang siur mengenai virus covid19 yang memang menular, makanya warga khawatir tertular."
Cella menyebut, warga tidak suka dengan cara petugas yang seolah ingin sembunyi-sembunyi dalam memakamkan jenazah itu.
Apalagi, malam itu aliran listrik di desa setempat padam
Yang bikin warga makin marah, dua jenazah itu dimakamkan di dekat sumber mata air dan juga dekat dengan pekarangan warga.
"Jika mereka menggunakan tata cara pemakaman pasien covid19 dgn benar mungkin tidak akan terjadi demo, apalagi disitu jelas mereka memakamkan dekat dengan pembagian air bersih warga setempat dan dekat dengan pekarangan warga," ungkap Cella.
"Seharusnya ada izin kepada warga setempat, jangan asal ngubur. Bukan tidak berperikemanusiaan hanya saja cara mereka kurang benar, mengubur dekat pengairan warga setempat."
"Bukan tidak ada rasa kemanusiaan, tapi jika cara mereka saja salah bagaimana warga bisa menerima? Sedangkan warga sekitar sudah waspada dan mulai lockdown di daerah masing masing."
Makam itu akhirnya dibongkar pada keesokan harinya.
Bupati Banyumas yang sehari sebelumnya menenangkan warga, ikut menggali makam kembali.
• Setelah Dikaitkan dengan Video Syur, Angela Tee: Aku Dihina dan Dibully
Bupati angkat bicara
Pro kontra pemakaman jenazah yang terinfeksi virus Covid-19 atau corona di Banyumas, Jawa Tengah, terus menjadi sorotan.
Bupati Banyumas Achmad Husein pun menegaskan, pihaknya akan menggandeng ahli untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat soal jenazah yang terinfeksi virus.
"Ini masyarakat yang belum tahu, akan berdiskusi dengan pakar tentang itu kemudian disampaikan kepada masyarakat bahwa virus itu di dalam jenazah, begitu masuk tanah maka virusnya juga mati. Tidak akan kemudian berkembang biak dan menjalar itu tidak, mungkin itu yang kemudian masyarakat belum mengerti," jelas Husein dikutip Warta Kota dari Kompas.com
Seperti diketahui, Husein, pada Rabu (1/4/2020) pagi, memimpin langsung proses pemindahan jenazah pasien positif corona yang ditolak warga di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kecamatan Patikraja dan Kecamatan Wangon.
Dirinya ingin menunjukkan, jenazah pasien positif corona yang telah dimakamkan tidak menularkan virus.
"Saya sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa jenazah (pasien positif corona) setelah meninggal itu tidak berbahaya," kata Husein melalui pesan singkat, Rabu (1/4/2020).
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga angkat bicara soal masalah tesebut yang terjadi di sejumlah daerah. Dirinya mengingatkan, keluarga duka seharusnya justru mendapatkan dukungan, bukan penolakan.
"Kasihan mereka. Mereka itu bukan musuh kita. Justru mereka butuh dukungan," kata Ganjar.
• Polri Kembali Tegaskan Amankan Kebijakan PSBB Didampingi Darurat Sipil
• Klarifikasi Presenter Soraya Rasyid dan Angela Tee Terkait Viral Video Mesum di Media Sosial
Selain itu, dirinya juga menegaskan, proses pemakaman sesuai prosedur tidak akan membahayakan masyarakat sekitar.
"Kalau sudah dilakukan sesuai prosedur, jenazah sudah dibungkus dan dikubur itu tidak apa-apa. Virusnya ikut mati di sana. Yang penting jangan ikut melayat," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasien positif corona asal warga Kecamatan Purwokerto Timur tersebut meninggal dunia di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Selasa (31/3/2020) pagi.
Lalu, saat petugas hendak memakamkan pasien tersebut di tiga lokasi yang disiapkan Pemerintah Daerah Banyumas, ternyata ditolak oleh warga di Desa Tumiyang, Kecamatan Pakuncen.