Virus Corona
Ancaman Virus Corona di Kamp Pengungsian Rohingya Sangat Mengkhwatirkan, Internet Harus Dipulihkan
Ancaman Virus Corona di Kamp Pengungsian Rohingya Sangat Mengkhwatirkan, Internet Harus Dipulihkan
Pandemi coronavirus atau Covid-19 semakin meluas dan menambah kekhawatiran berbagai kalangan, termasuk Bangladesh.
Diketahui, Bangladesh telah berlakukan lockdown di 34 kamp pemukiman pengungsi Rohingya di distrik COx's Bazar, selatan Bangladesh.
Dilansir Anadolu Agency, upaya tersebut dilakukan Bangladesh untuk membendung pandemi covid-19.
• Tengah Dilacak Jejak Sopir Bus Wonogiri-Jakarta-Bogor Positif Corona, Dirawat di RSUD Wonogiri
• Bagaimana Cara Isolasi Diri Secara Mandiri Untuk Mencegah Covid-19? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Pihak berwenang sebelumnya telah meminta lebih dari satu juga anggota komunitas Rohingya yang bermigrasi ke provinsi Rakhine Myanmar, agar tinggal di dalam kamp sementara sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Terkait hal ini, Md Mahbub ALam Talukder, yang merupakan Komisaris Pengungsi dan Pemulihan Korban Bangladesh atau Bangladesh’s Refugee Relief and Repatriation Commissioner (RRRC) angkat bicara.
"Sejak pagi ini (Rabu, 25/3/2020), kami telah memulai lockdown di semua kamp Rohingya sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah, karena ketakutan atas wabah virus corona," katanya.
• Mulai Jumat 27 Maret Pasar Tanah Abang Tutup untuk Cegah Penyebaran Corona, Begini Kondisinya
"Bila virus menyebar ke kamp-kamp Rohingya, ini akan menjadi pekerjaan yang sangat sulit bagi kami untuk mengendalikan situasi," tambahnya.
Talukder juga meminta Rohingya tinggal di rumah selama wabah virus corona ini.
"Kami sepenuhnya sadar dan mendesak mereka (Rohingya) untuk tinggal di rumah dan tidak berpergian, kecuali untuk kebutuhan darurat," terang Talukder.
Di Kamp Rohingya, setiap gubuk hampir 10 meter persegi diisi sesak hingga 12 orang.
• Menghadapi Virus Corona, Ade Fitrie Kirana: Membuat Dunia Seakan Berhenti Sejenak
"Anda dapat mendengar tetangga tetangga Anda bernapas," kata seorang sukarelawan seperti dikutip Aljazeera
"Jarak sosial "hampir tidak mungkin" di kamp-kamp Rohingya," kata kepala Dokter Bangladesh Tanpa Batas (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) Paul Brockman.
"Skala tantangannya sangat besar. Populasi yang rentan seperti Rohingya kemungkinan akan terpengaruh secara tidak proporsional oleh COVID-19," imbuhnya.

Bangladesh hanya melaporkan sedikit kematian akibat virus corona dan kurang dari 50 kasus, tetapi para ahli khawatir ada lebih banyak lagi.
Di Kamp Rohingya tak ada internet karena diputus pemerintah setempat sejak setahun lalu.