Pencegahan TBC

Waspadai Pandemi COVID-19, Tetapi Jangan Abaikan TBC, Tak Kalah Mematikan

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh seseorang

Editor: Feryanto Hadi
zoom-inlihat foto Waspadai Pandemi COVID-19, Tetapi Jangan Abaikan TBC, Tak Kalah Mematikan
www.4lifesistemimun.com
Ilustrasi.

Di tengah situasi pandemi COVID-19, Indonesia juga masih bergelut melawan penyakit Tuberculosis (TBC).

Penyakit ini masih menjadi persoalan kesehatan karena tingginya jumlah pengidap TBC dan berpotensi menyebabkkan kematian.

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh seseorang kemudian menjadi TBC laten.

UPDATE Sosial Media Jadi Penyebab Ketakutan Masyarakat Akan Virus Corona, Padahal Lebih Bahaya TBC

Ada Imbauan Tidak Melayat Ibunda Jokowi, Rumah Duka dan Pemakaman Dijaga Ribuan Personel

Bagian tubuh yang diserang adalah paru-paru, tetapi bagian tubuh lainnya juga bisa menjadi sasaran, seperti sistem peredaran darah, sistem saraf pusat, sistem kelenjar getah bening, tulang, dan lainnya.  

Bahayanya adalah penyakit ini bersifat menular karena seseorang yang terkena TBC, jarang menyadari bahwa tubuhnya telah terinfeksi dan kuman TBC telah berkembang biak.

Alih-alih melakukan pemeriksaan malahan tetap beraktivitas tanpa alat pengaman, seperti masker sehingga batuk dan bersin akan terbawa oleh butiran debu atau titik air yang berterbangan di udara dan mengenai orang lain. 

Walaupun penyakit TBC di Indonesia dinyatakan oleh WHO berada pada urutan ke-3 terbesar di dunia setelah India dan Cina, tetapi kebanyakan orang masih belum menyadari apakah ia mengidap TBC dan kerap bingung membedakannya dengan penyakit lain.

Presiden Sudah Larang, Sejumlah Menteri Ini Nekat Datang Melayat Ibunda Jokowi ke Solo

Padahal bisa jadi  gejala TBCC sudah dimulai  bertahap kemudian berkembang dalam jangka waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan.

Sebenarnya, saat kuman TBC tersebut masuk ke paru-paru akan terjadi perlawanan dari sistem pertahanan tubuh, yaitu sel-sel darah putih akan mengepung bakteri-bakteri TBC.

Masalahnya, bakteri TBC berukuran kecil dan ulet sehingga kebanyakan dapat lolos serta dilapisi oleh zat seperti lilin sehingga dapat tetap hidup. 

Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris di Batang, Sita Parang Hingga Kabel, Berikut Kronologinya

Dalam hal ini kita diharapkan menerapkan gaya hidup sehat dan bersih untuk mendukung sistem pertahanan tubuh untuk memusnahkan kuman yang masuk melalui saluran pernafasan karena bakteri dapat bersarang dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala kemudian akan aktif bila sistem imunitas melemah.

Manager Medical Underwriter Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengatakan jika secara fisik terdapat gejala-gejala, seperti nafsu makan berkurang, sering keringat dingin terutama pada malam hari, sering merasa lelah berlebihan, batuk berdahak berkepanjangan hingga 3 minggu yang tak kunjung sembuh hingga mengalami batuk berdarah,  perubahan warna kulit menjadi lebih pucat, terasa nyeri pada dada dan merasa sesak ketika bernafas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

 “Bila mendapati diri atau keluarga kita terdapat gejala yang disebutkan, sebaiknya segera periksa ke dokter spesialis paru dan penyakit dalam karena jika dibiarkan dapat merusak jaringan paru dan menularkan ke orang lain," ujarnya melalui siaran pers kepada Warta Kota, Rabu (25/3/2020)

"Bagi yang memiliki sistem imunitas yang lemah dan pernah melakukan kontak dengan penderita TBC juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan TBC," imbuhnya.

Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penyakit TBC Masih Kurang

Nantinya, kata dia, dokter ahli selain melakukan pemeriksaan fisik juga akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah pasien positif mengidap penyakit TBC.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved