Virus Corona
Dr HANDOKO Gunawan Blak-blakan Diisolasi di RS, Lebih Enak Jadi Tahanan KPK,hingga Certa Naik Taksi
Dokter senior spesialis paru Handoko Gunawan dinyatakan negatif corona virus setelah diisolasi 14 hari. Dia blak-blakan selama diisolasi.
Bisa dijelaskan maksudnya putus hubungan dengan dunia luar?
Yang penting kan bukan juga di putus hubungan. Takut juga. Lagi pula ini upaya melindungi keluarga. Apalagi dengar cerita dokter ini, bantu orang covid, pingsan, kemudian meninggal.
Ada salah satu dokter, sampai dia pulang saja sebelum meninggal. Pulang ke rumah cuma lihat anak dan istrinya dari luar pagar. Kemudian dia lari lagi ke rumah sakit, bantu penanganan covid. sampai akhirnya dia pingsan.
Jadi, yang penting itu tenaga kesehatan harus diperhatikan. Perawat-perawat dengan gaji yang kecil, harus ditingkatkan.
Dia kan resikonya tinggi kena covid. Kalau dia kena, gimana keluarganya di rumah? Belum kalau dia kerja kan tidak pakai APD. APD mahal. Tidak bisa semua rumah sakit pakai APD.
APD harganya Rp 1 juta per unit. Sekali pakai langsung dibuang. Jadi mengimbau masyarakat untuk ingat bahwa dokter dan perawat ada di garis terdepan berhadapan dengan covid.
Jangan sampai mereka mati sia-sia. Gizinya perbaiki. Kirim-kirim makanan, susu, telur, untuk tenaga medis kita.
Sebenarnya tenaga medis Indonesia sendiri optimistis atau tidak bahwa kita bebas dari Corona?
Terus terang kita sangat pesimis. Kasusnya begitu banyak. Fasilitas pelindung kami pun minim.
Potensi pasien positif covid bisa disembuhkan sebenarnya berapa persen?
Angka kematian rata-rata 3-4 persen. di Indonesia saya dengar 8 persen. Tapi karena apa? itu yang meninggal banyak yang sebelumnya tidak terdeteksi covid. Yang terdeteksi paling hanya puncak gunung es.
Kalau kita lakukan swab massal, nanti baru ketahuan berapa banyak yang kena covid ini. karena itu swab harus gratis.
Alasan lain tenaga medis Indonesia pesimistis berhadapan dengan covid apa dok?
Sampai sekarang belum ada obat yang pasti menyembuhkan pasien covid. Selain itu tenaga medis kita juga keteteran. Jumlah tenaga medis sedikit, kasus terlalu banyak.
Coba lihat di RS Persahabatan, kasus yang datang berapa banyak? Sampai ratusan.