Virus Corona
Dosen Universitas Muhamadiyah Tangerang Suspect Covid-19, Diimbau Mahasiswa UMT Lakukan Screening
Seorang dosen Universitas Muhamadiyah Tangerang suspect Covid-19, pada Jumat (20/3/2020).
Seorang dosen Universitas Muhamadiyah Tangerang suspect Covid-19, pada Jumat (20/3/2020).
Adanya dosen UMT suspect virus corona, pihak kampus imbau mahasiswa UMT lakukan screening.
Terkait tenaga medis UMT suspect Covid-19, dibenarkan Humas Protokol UMT Kota Tangerang Agus.
Ia menjelaskan yang bersangkutan saat ini telah menjalani proses perawatan di RS Mitra Kemayoran, Jakarta.
• UI Putuskan Pembelajaran Jarak Jauh, Mahasiswa Kos Disarankan Pulang, Dosen Dilarang ke Luar Negeri
• Ribuan Mahasiswa Batal Wisuda Gara-Gara Virus Corona, Ini Penjelasan Rektor Universitas Mulawarman
• Cegah Virus Corona, Mahasiswa Binus Diimbau Ambil Sistem Belajar di Rumah
"Mengonfirmasi bahwa memang benar dosen kami mengalami suspect virus corona," ujar Agus kepada Warta Kota, Jumat (20/3/2020).
Menurutnya yang bersangkutan merasakan gejala demam tinggi. Dosen tersebut terpapar Covid-19 di luar kampus.
"Alhamdulillah sesuai informasi terkini yang bersangkutan kondisinya sudah mulai membaik," ucapnya.
Agus menyebut bagi pihak mahasiswa dan juga para kolega yang sempat kontak dengan yang bersangkutan agar melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Untuk mahasiswa lakukan screening di fasilitas kesehatan setempat. Untuk memastikan kampus steril, kami melakukan penyemprotan cairan disenfektan di seluruh ruangan," kata Agus.
Tenaga Medis RSUD Tangerang Dikarantina
Dampak virus corona atau Covid-19, tenaga medis di RSUD Kota Tangerang dikarantina pada Jumat (20/3/2020).
Adanya petugas medis RSUD Kota Tangerang dikarantina akibat virus corona tersebut, turut membuat pihak RS mendirikan tenda darurat.
Hal itu juga terjadi lantaran penyebaran virus corona di Tangerang makin meluas.
Banyak pasien yang berdatangan ke rumah sakit untuk mengecek gejala Covid-19, termasuk di RSUD Kota Tangerang.
Bahkan rumah sakit milik Pemkot Tangerang ini menderikan tenda peleton dalam pelayanannya tesebut.
Tenda darurat berwarna hitam berukuran besar dibangun di depan halaman RSUD.
Tenda tersebut diperuntukan bagi ODP (orang dalam pemantauan) virus corona.
Hal itu pun diungkapkan langsung oleh Dirut RSUD Kota Tangerang, Henny Herlina.

Bahkan akibat penyebaran Covid-19 ini sejumlah tenaga medis di RSUD turut dilakukan pemeriksaan intensif.
"Memang ada yang dikarantina (tenaga medis)," ujar Henny kepada Warta Kota, Jumat (20/3/2020).
Sejumlah pasien dan pegawai dilakukan screening.
Terutama bagi mereka yang mengalami gejala-gejala seperti batuk pilek dan demam.

"Karena mereka ada keluhan-keluhan seperti itu. Makanya dikarantina," ucapnya.
Hal senada diutarakan oleh Kepala Humas RSUD Kota Tangerang, Tintin.
Tintin menambahkan pihak rumah sakit menyiapkan tempat bagi petugas yang memiliki gejala ke arah sana.
"Karena memang kali ini merupakan garda paling depan," kata Tintin.
Dirinya mengimbau kepada pegawai mau pun masyarakat agar tidak panik mengenai persoalan ini.
Selain itu terapkan sejumlah langkah-langkah antisipasi untuk pencegahan.
"Kami minta agar masyarakat tidak keluar rumah bila tidak perlu sekali. Jaga kesehatan, cuci tangan dan minum vitamin serta asupan makanan - makanan bergizi," ungkapnya.
Tenda Darurat
Pemandangan tak seperti biasanya terlihat di RSUD Kota Tangerang pada Jumat (20/3/2020) ini.
Tenda peleton didirikan di depan halaman rumah sakit milik Pemkot Tangerang tersebut.
Tenda itu berukuran besar. Berwarna hitam dan cukup menampung orang banyak.
Dirut RSUD Kota Tangerang Henny Herlina menjelaskan bahwa saat ini pihaknya kekurangan tempat imbas mewabahnya virus corona.
Bahkan seluruh kamar penuh dan sebagian pasien belum tertangani dampak COVID-19 ini.
"Selain keterbatas tempat juga antisipasi mencegah penyebaran bila ada ODP (orang dalam pemantauan) corona," ujar Henny kepada Warta Kota.
Menurutnya tenda peleton ini dipinjam dari pihak Koramil.
Sejumlah pasien yang mengalami gejala Covid-19 ditempatkan di tenda tersebut.
"Untuk screening pasien-pasien dengan gejala batuk pilek demam," ucapnya.
Para pasien juga nantinya dilakukan pemeriksaan di tenda yang sudah didirikan ini.
Petugas rumah sakit pun melakukan pengawasan ketat dalam hal pemeriksaan tersebut.
Jumlah Pasien Covid-19 Melonjak 100 Persen Lebih di Tangerang Raya
Penyebaran virus corona meluas di Tangerang Raya, lantaran jumlah pasien Covid-19 melonjak 100 persen lebih.
Soal jumlah pasien virus corona di Tangerang Raya melonjak 100 persen lebih, dikatakan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Banten, Ati Pramudji.
Ati Pramudji menjelaskan, wilayah Banten positif virus corona tersebut, hanya terjadi di wilayah Tangerang Raya.
Meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
• BREAKING NEWS: Update Virus Corona Terkini, Pasien Meninggal 25 Orang, Positif Covid-19 311 Orang
• Apa Itu Virus Corona? Berikut Bentuk, Ciri-ciri, Gejala Hingga Penyebaran dan Penanganannya
• COVID-19, Beredar Kabar Penerbangan Ditutup Sebulan Mulai 20 Maret 2020, Begini Bantahan AP II
Data itu pun terhitung per tanggal 18 Maret 2020 malam.
"Iya jumlah pasien positif virus corona saat ini menjadi 20 orang"
"Lebih dari 100 persen peningkatannya dibandingkan hari kemarin," ujar Ati kepada Warta Kota, Kamis (19/3/2020).
Pada data per tanggal 17 Maret 2020 malam jumlah pasien positif terkena Covid-19 sebanyak 8 orang.
Mereka berasal dari wilayah Tangerang Raya.
"Ini data resmi yang dikeluarkan oleh Pemprov Banten"
"Setiap jam 19.00 WIB di-update," ucap Ati yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Banten.
Data terbaru ini yakni dari 20 kasus positif di antaranya 17 orang yang mengalami perawatan.
Ada 1 orang yang sembuh dan 2 orang meninggal dunia.
Kasus terbanyak berada di Kabupaten Tangerang sebanyak 8 orang dalam perawatan dan 1 orang dinyatakan sembuh.
Kemudian Kota Tangerang sebanyak 6 orang yang masih dirawat.
Sementara itu wilayah Tangerang Selatan sebanyak 3 orang dirawat dan 2 orang meninggal dunia.
Presiden Jokowi Perintahkan Rapid Tes Covid-19 Secara Massal
Melonjaknya pasien terpapar virus corona atau Covid-19 di Indonesia, Presiden Jokowi minta dilaksanakan rapid test virus corona secara massal.
Pergerakan Virus Corona di Indonesia semakin meluas.
Terlihat, Virus Corona di Indonesia sampai Kamis (19/3/2020) telah terjadi 311 kasus positif, pasien meninggal 25 orang, dan pasien sembuh terdapat 11 orang.
Akibat kejadian melonjaknya kematian akibat Virus Corona, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengambil kebijakan baru.
Presiden Jokowi menginstruksikan agar segera dilaksanakan rapid test Virus Corona (Covid-19) massal di Indonesia.
"Segera lakukan rapid test dengan cakupan lebih besar," ujar Presiden Jokowi dalam rapat terbatas melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/3/2020).
"Agar deteksi dini indikasi awal seseorang terpapar Covid-19 bisa dilakukan," lanjut dia.
Agar rapid test Covid-19 berjalan lancar, Presiden Jokowi meminta agar Kementerian Kesehatan segera memperbanyak alat tes sekaligus tempat tes.
Tidak hanya Kemenkes, Presiden Jokowi juga meminta pelibatan sejumlah unsur, mulai dari rumah sakit pemerintah, BUMN, TNI-Polri, hingga swasta demi kelancaran rapid test massal itu.
Bahkan, Presiden Jokowi juga membuka peluang bagi lembaga riset dan perguruan tinggi untuk juga bisa terlibat.
"Lembaga riset dan pendidikan tinggi yang mendapatkan rekomendasi dari Kemenkes," kata dia.
SUBSCRIBES US:
Seiring dengan akan berjalannya rapid test Covid-19, Presiden Jokowi sekaligus meminta jajarannya menyiapkan protokol kesehatan yang jelas dan mudah dipahami masyarakat.
"Ini penting sekali terkait dengan hasil rapid test ini, apakah dengan karantina mandiri, self isolation, ataupun memerlukan layanan RS," kata dia.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, pihaknya sedang mengkaji penerapan rapid test untuk memeriksa apakah seorang pasien positif terjangkit virus corona atau tidak.
Yuri menjelaskan, rapid test adalah mekanisme pemeriksaan spesimen pasien terduga Covid-19 bukan menggunakan metode swab tenggorokan (mengambil cairan di tenggorokan), melainkan dengan sampel darah.
Metode ini disebut memiliki keunggulan.
Salah satunya, tidak membutuhkan sarana prasarana pemeriksaan laboratorium pada biosecurity level II.
"Artinya, tes ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh RS di Indonesia," ujar Yuri.
Sampai Rabu (18/3/2020), tercatat ada 227 kasus Covid-19 di Indonesia.
Dari jumlah itu, 11 pasien dinyatakan sembuh dan 19 pasien meninggal dunia. (DIK/Wartakotalive.com)