Virus Corona
Debat Ali Ngabalin Soal Alat Tes Corona, Saking Kesalnya Haris Azhar: Ali Mochtar Dilockdown Aja
Harry Azhar dan Ali Ngabalin saling berdebat soal Virus Corona. Keduanya malah jadi trending di Twitter.
WARTA KOTA -- Nama Ngabalin menjadi trending di Twitter, Selasa (17/3/2020).
Pertama kali cuitan itu dilempar Fadli Zon dengan menautkan rekaman video debat antara staf kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin dengan Hariz Azhar.
"Mungkin Ngabalin nggak tahu kalau “Persahabatan” itu nama rumah sakit. Makanya diminta sebut nama rs nya dijawab berkali2 “Persahabatan”, Ngabalin bingung," tulis Fadli Zon.
Direktur Lokataru Haris Azhar berdebat keras dengan tenaga ahli Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin.
Hal itu terjadi saat keduanya menjadi bintang tamu dalam acara Dua Arah yang tayang di KompasTV, Senin (16/3/2020).
Dikutip dari KompasTV, awalnya ketika Hariz Azhar menyebut ada rumah sakit rujukan yang belum memiliki alat tes Virus Corona.
"Masalah kita di lapangan, bisa kerja apa enggak, para pekerja medis itu kasihan tidak mendapatkan guidence,"
"Alat mengecek Corona enggak ada," imbuhnya.
• UPDATE Tambah 15 Ruang Isolasi, Kini RSPI Sulianti Saroso Tidak Terima Pasien Rawat Inap
• Perbatasan Malaysia Ditutup, Singapura Pastikan Pasokan Bahan Makanan Cukup Selama Virus Corona
Mendengar hal tersebut Politisi PDIP Mochamad Nabil Haroen langsung memberikan tanggapan.
Dirinya menanyakan rumah sakit rujukan yang dimaksud oleh Hariz Azhar yang disebut tidak mempunyai alat untuk mengecek Virus Corona.
"Di mana yang nggak ada alat mengeceknya di mana?," tanya Nabil Haroen.
"Anda harus kasih tau di mana," imbuhnya.
Tidak ketinggalan Ali Ngabalin juga langsung menyahut memberikan pertanyaan serupa.
Ali Ngabalin meminta Haris Azhar menyebutkan rumah sakit yang dimaksud supaya tidak membuat masyarakat panik.
"Harus dikasih tahu, jadi jangan sampai Anda menyebutkan sesuatu yang Anda tidak tahu, itu membuat panik orang," kata Ali Ngabalin.
Namun di sela pertanyaan dari Ali Ngabalin dan Nabil Haroen, Haris Azhar memberikan jawaban dengan menyebut Rumah Sakit Persahabatan yang ada di Jakarta.
"Orang memang panik, enggak ada yang bahagia, orang panik hadapi Corona," terangnya.
"(RS) Persahabatan, dari tadi saya bilang Persahabatan, kupingnya enggak di pakai, jangan cuma mulut saja," jelas Haris Azhar.
Tidak ingin kondisi semakin memanas dan menjadi tak kondusif, pembawa acara Cindy Sistyarani mencoba melerai perdebatan mereka.
Cindy kemudian mengalihkan kepada topik pembahasan lain, yaitu seputar perlukan Indonesia dilakukan lockdown.
"Mas Haris jadi apakah harus lockdown dilakukan?" tanya Cindy.
Namun alih-alih memberikan jawaban, keduanya masih tetap beradu argumen.
Setelah itu, Haris Azhar justru menjawab jika Ali Mochtar yang mesti di-lockdown.
"Ali Mochtar mesti di-lockdown," kata Haris Azhar.
Sementara itu, hingga berita ini diturunan, pihak RS Persahabatan belum memberikan tanggapan terkait pernyataan Haris Azhar tersebut.
Simak videonya mulai menit ke- 6.23:
Mardani Ali Minta Jokowi Jangan Bernarasi
Sebelumnya, dalam acara tersebut, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih tegas dalam pencegahan penyebaran Virus Corona di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Mardani Ali mulanya menyinggung soal pernyataan dari Presiden Jokowi yang mengatakan belum ada rencana memberlakukan lockdown untuk Indonesia.
Mardani Ali mengakui hal itu memang menjadi kewenangan dari seorang presiden.
Dirinya juga masih bisa menerima soal status negara Indonesia di tengah maraknya penyebaran Virus Corona.
"Lockdown atau tidak, saya senang, saya bahagia, monggo ambil wewenangnya," ujar Mardani Ali.
Meski begitu, Mardani Ali mengingatkan kepada Jokowi ataupun pemerintah untuk tetap memerhatikan bagaimana kondisi yang terjadi.
Ia juga mengingatkan akan ada ledakan pandemi Virus Corona andai tidak ada lockdown atau minimal slowdown.
"Kalau tidak ada slowdown atau lockdown akan ada ledakan pandemi," katanya.
"Tapi ketika kita lockdown atau slowdown kita akan mampu (mengatasi pandemi)," sambungnya.
Maka dari itu, Mardani Ali meminta Jokowi untuk mempertimbangkan kembali.
Selain itu, Mardani Ali kemudian menyinggung soal Jokowi yang kurang tegas dalam melakukan pencegahan Virus Corona yang memiliki nama penyakit Covid-19.
Dirinya mendesak Jokowi untuk melakukan aturan nyata yang tegas, bukan hanya sekadar imbauan.
"Slowdown atau lockdown monggo dibuat, kalau imbauan di rumah saja, beribadah, bekerja, tidak bisa imbauan, sekarang bukan saatnya kita berdoa saja atau imbauan saja," tegasnya.
"Mana aturannya, Singapura sudah jelas, bahwa social distancing minimal satu meter, namanya tempat duduk harus ada jarak, di kita mana?"
Lebih lanjut, Mardani Ali memperlihatkan sebuah data grafik tentang Virus Corona yang terus melonjak.
Hal itu tentu patut dipikirkan dengan benar oleh pemerintah.
Oleh karenanya, dia berharap Jokowi tidak hanya bernarasi untuk memberikan imbauan, melainkan juga harus dibarengi dengan eksekusi aturan yang nyata.
"Dari grafik beda sendiri, dan naik sendiri," ungkap Mardani Ali.
"Artinya kondisi negara kita jauh lebih berat ketimbang negara lain, oleh karena itu jangan bernarasi, ambil eksekusi."
"Monggo pak Presiden ambil eksekusi," pungkasnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)