Virus Corona
Anies Sebut DKI Beri Insentif Rp 215.000 Per Hari, Insentif Tertinggi bagi Petugas Medis Corona
Anies Baswedan Sebut DKI Beri Insentif Tertinggi, Rp 215.000 Per Hari bagi Petugas Medis Corona
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, pihaknya akan memberikan insentif bagi petugas medis maupun pihak yang terlibat dalam penangan virus Corona ( Covid-19).
Insentif tersebut berupa uang tambahan senilai Rp 215.000 per harinya.
Menurut Anies, insentif ini pantas diberikan lantaran para petugas memiliki beban kerja baik tenaga maupun pikiran yang meningkat selama dua bulan terakhir akibat adanya virus Corona.

"Karena jumlah orang yang datang untuk mendapatkan pelayanan jumlahnya meningkat secara signifikan dan tenaga pikiran yang mereka harus berikan cukup besar.
"Bukan saja hari-hari ini, sesungguhnya sudah selama dua bulan terakhir ini sudah cukup intensif," ucap Anies dalam konferensi pers di Pendopo, Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2020).
• Pasien Positif Virus Corona di Indonesia Bertambah 17 Orang, DKI terbanyak
• Sempat Diprotes, PT Tranjakarta Normalkan Layanan Serta Tambah 60 Bus Sekolah Jangkau Warga Rusunawa
Pemberian insentif ini, kata dia, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02.2019 tentang Biaya Standar Masukan tahun 2020 dan sejalan dengan Peraturan Gubernur Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Biaya.
Anies menuturkan, insentif sebesar Rp 215.000 merupakan jumlah maksimum yang bisa diberikan Pemprov DKI Jakarta.
"Dan kami memberikan dalam angka yang tertinggi sebagai wujud penghormatan kami kepada tim medis dan semua pribadi-pribadi yang terlibat di dalam penanganan covid-19 di Jakarta," tuturnya.
"Bukan saja berat secara tugas tapi mereka adalah orang-orang yang paling berisiko terpapar. Bahkan seperti yang kami sampaikan kemarin sebagian pun sudah dalam kenyataan terpapar covid-19," tambahnya.
• Ini Daftar Pemain yang Masa Depannya Tak Jelas, Imbas Virus Corona, Termasuk Zlatan Ibrahimovic
Hingga Senin ini, pemerintah memastikan jumlah pasien yang terkonfirmasi terinfeksi virus Corona bertambah sebanyak 17 orang.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam keterangan pers kepada wartawan di Jakarta, Senin.
"Ada penambahan jumlah pasien sebanyak 17 orang (positif tertular virus corona) sehingga saat ini ada 134 pasien yang tertular," ujar Achmad Yurianto.
• Virus Korona Kian Meluas, Panitia Pemilih Usul Paripurna Pemilihan Wagub DKI Dipercepat, PKS Menolak
Untuk 17 pasien itu tersebar di sejumlah wilayah. Secara khusus, lokasinya berada di Jawa Barat (satu pasien), Jawa Tengah (satu pasien), Banten (satu pasien), dan DKI Jakarta (14 pasien).
Anies Cabut Pembatasan Jam Operasional
Sebelumnya Anies Baswedan mencabut kebijakan pembatasan pengoperasian transportasi publik yang dikelola pemerintah daerah.
Transportasi umum yang Senin (16/3/2020) ini hanya beroperasi selama 12 jam dari pukul 06.00-18.00, mulai Selasa (17/3/2020) frekuensinya akan dinormalkan kembali.
“Sesuai arahan Bapak Presiden terkait penyelenggaraan kendaraan umum massal untuk masyarakat."
• Emosi Diprotes Penumpang yang Antre Sampai ke Jalan dan Kehujanan, Petugas MRT Sampai Bilang Begini
"Maka kami kembali menyelenggarakan dengan frekuensi tinggi untuk penyelenggaraan kendaraan umum di Jakarta,” kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Senin (16/3/2020) malam.
Anies Baswedan menjelaskan, transportasi yang jadwalnya dikembalikan normal yakni Bus Transjakarta, Kereta Mass Rapid Transit (MRT), dan Kereta Lintas Rel Terpadu (LRT).
Meski jadwalnya dinormalkan kembali, Pemprov DKI Jakarta tetap memberlakukan social distancing measure (pembatasan interaksi) di setiap penumpang.
• TAMBAH 17, Pasien Virus Corona di Indonesia Jadi 134 Orang, 14 Kasus Baru Ada di Jakarta
Upaya ini dilakukan untuk menekan potensi penyebaran virus corona (Covid-19) yang mulai mewabah di DKI Jakarta.
“Kami akan laksanakan dengan social distancing measure secara disiplin."
"Artinya akan ada pembatasan jumlah penumpang per bus dan per gerbong di setiap kendaraan umum yang beroperasi di bawah Pemprov DKI Jakarta.”
• JOKOWI Berikan Oleh-oleh Jamu kepada Tiga Mantan Pasien Virus Corona
“Juga akan ada pembatasan jumlah antrean di dalam halte dan jumlah antrean di dalam stasiun."
"Sekali lagi, tujuannya untuk mengurangi risiko penularan (virus corona),” tambahnya.
Sebelumnya, sejumlah penumpang MRT yang antre sampai ke jalan dan kehujanan, sempat protes dan berdebat dengan petugas.
• Dirut RSUP Persahabatan Sarankan 40 Wartawan Istana yang Kontak dengan Menhub Istirahat di Rumah
Hal itu terjadi di Stasiun MRT Istora Mandiri di Jalan Sudirman, depan BEI, Jakarta Selatan, Senin (16/3/2020) sore.
Perdebatan dikarenakan petugas tetap memaksa penumpang antre di jalan meski hujan mengguyur.
• Siswa SMP Gantung Diri karena Diduga Handphone Disita Orang Tua, Sempat Ditawari Makan
"Beberapa penumpang yang kehujanan karena antre di luar sempat berdebat dengan petugas," ungkap Ineke Novianty, salah satu calon penumpang MRT kepada Wartakotalive, Senin (16/3/2020).
Menurut Ineke, sebelum perdebatan terjadi, petugas menjawab pertanyaan beberapa penumpang dengan baik.
"Mungkin karena banyak yang nanya, petugasnya dari sabar jadi emosi."
• Warga Bekasi yang Meninggal di Cianjur Positif Virus Corona, Istri dan Anaknya Juga Tertular
"Sehingga penumpang lain jadi marah."
"Mereka tanya kenapa antre sampai di luar, kenapa enggak antre dari tangga, dan berapa menit antre," papar Ineke.
Karena banyak pertanyaan itulah, petugas MRT terpancing emosinya dan menimbulkan perdebatan di Stasiun MRT Istora Mandiri.
• Apkasi Ajak Pelajar Akses Fasilitas Belajar Online Gratis dari Rumah
"Bahkan petugasnya sampai bilang, 'mbak jangan salahin petugas, salahin gubernurnya yang bodoh'. Gitu kata petugasnya," beber Ineke.
Mendengar hal itu pun, penumpang lain yang protes menjadi terdiam dan berupaya tenang.
"Habisnya, udah kebijakan gubernur gitu, mau diapain," ucapnya.
• BEGINI Status Terakhir WhatsApp Siswa SMP yang Gantung Diri karena Ponselnya Disita Ortu
Pembatasan jam operasional MRT menimbulkan antrean dan penumpukan penumpang di sejumlah stasiun MRT, Senin (16/3/2020) sekira pukul 17.30.
Di antaranya, di Stasiun MRT Istora Mandiri di Jalan Sudirman.
Bahkan, calon penumpang mengantre hingga puluhan meter dan sampai ke ruas jalan di pintu masuk Stasiun MRT.
• Jokowi dan Istri Sudah Tes Virus Corona, Hasilnya?
Ineke Novianty, salah satu calon penumpang mengatakan, antrean terjadi sejak pukul 16.30.
"Ini karena jam operasi MRT cuma sampai pukul 18.00."
"Jadi pekerja yang masuk buru-buru pulang untuk bisa masuk MRT," kata Ineke kepada Wartakotalive, Senin (16/3/2020).
• Larang Pemerintah Daerah Lakukan Lockdown, Jokowi: Itu Kebijakan Pemerintah Pusat!
Menurutnya, kondisi hujan membuat antrean calon penumpang tetap mengular sampai ke jalan.
"Jadi yang antre sampai di luar dan di jalan, jadi kehujanan. Besok yang naik MRT supaya bawa jas hujan atau payung," saran Ineke.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, Gubernur DKI Jakarta Anies Bawesdan memang membatasi jam operasional sejumlah angkutan massal termasuk MRT.
• Pengamat Nilai AHY Potensial Jadi Presiden, Makanya Banyak yang Jegal
MRT yang semula jadwal keberangkatannya tiap 5 menit dan 10 menit, sejak Senin (16/3/2020) diubah menjadi tiap 20 menit.
"Rangkaian MRT yang setiap hari beroperasi tiap 16 rangkaian, tinggal 4 rangkaian."
"Waktu operasi yang semula jam 5 pagi sampai jam 24 00, sekarang hanya jam 6 pagi sampai jam 6 sore," jelas Anies Baswedan, Minggu (15/3/2020).
Jokowi: Kurangi Antrean di Moda Transportasi
Sementara, Presiden Jokowi menginstruksikan pemerintah daerah tetap menyediakan dan mengoperasikan transportasi umum bagi masyarakat.
Jokowi juga berharap, ada sejumlah kebijakan yang diambil oleh perusahaan transportasi publik tersebut, sehingga tidak menimbulkan keramaian dan kepadatan penumpang.
• Imbas Virus Corona, Mulai April Karyawan Bakal Gajian Full Tanpa Dipotong Pajak Selama 6 Bulan
Hal itu tekait pembatasan sejumlah transportasi publik akibat mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia.
"Transportasi publik tetap harus disediakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," kata Jokowi.
Pemerintah juga memastikan transportasi publik tetap berjalan secara normal.
• Ini Penyebab Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Gelap Gulita, Sempat Bau Sangit
"Dengan catatan, meningkatkan tingkat kebersihan moda transportasi tersebut, baik itu kreta api, bus kota, MRT, LRT, bus transjakarta," jelas Jokowi.
Jokowi meyakini pemerintah akan terus melakukan upaya agar tak ada kerumunan atau antrean yang mengakibatkan kepadatan di transportasi publik.
Karena, dikhawatirkan kerumunan orang bisa meningkatkan penyebaran virus corona (Covid-19).
• Gegara Virus Corona, Jokowi Kini Minum Jamu Tiga Kali Sehari
"Yang penting bisa mengurangi tingkat kerumunan, mengurangi antrean dan mengurangi tingkat kepadatan orang di dalam moda tranportasi tersebut."
"Sehingga kita bisa menjaga jarak satu dengan lainnya," ucap Jokowi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemprov DKI Beri Insentif Rp 215.000 Per Hari bagi Petugas Medis Corona", Penulis : Ryana Aryadita Umasugi