KKB Papua
Pratu Demisla Jual Amunisi ke KKB Papua, Anggota TNI Ini Divonis Penjara Seumur Hidup dan Dipecat
Majelis Hakim Pengadilan Militer III-19 Jayapura menjatuhkan vonis pidana penjara seumur hidup kepada Prajurit Satu Demisla Arista Tefbana di Jayapura
PAPUA, WARTAKOTALIVE.COM - Majelis Hakim Pengadilan Militer III-19 Jayapura menjatuhkan vonis pidana penjara seumur hidup kepada Prajurit Satu Demisla Arista Tefbana di Jayapura, Papua, Kamis (12/3/2030).
Demisla terbukti bersalah memasok tiga pucuk pistol dan 1.300 butir amunisi bagi dua warga di Timika yang berafiliasi dengan kelompok kriminal separatis bersenjata.
Sidang dipimpin hakim ketua Letnan Kolonel Chk Agus P Wijoyo, serta dua hakim anggota Mayor Chk Dendy Suryo Saputro dan Mayor Laut M Zainal Abidin.
Dalam persidangan, Agus mengatakan, Demisla yang bertugas sebagai anggota intelijen di Kodim 1710/Mimika terbukti bersalah menguasai dan menjual senjata api dan amunisi tanpa izin ke pihak yang bisa mengganggu keamanan negara.
Dari keterangan lima saksi, Demisla membeli tiga pucuk senjata jenis pistol browning buatan Belgia dengan kaliber 9 milimeter dari temannya di Bandung.
Ia lantas menjual pistol tersebut kepada dua warga yakni Jefri Albinus Bees dan Moses Gwijangge.
Satu pucuk senjata seharga Rp 50 juta.
Sementara itu, Demisla mendapatkan sebanyak 1.300 butir amunisi dari empat rekannya di Batalyon 754/Eme Neme Kangasi di Timika.
Kemudian ia menjual kepada dua warga yang sama seharga Rp 100.000 untuk satu butir amunisi.
Perbuatan Demisla terjadi dalam rentang waktu bulan Juni tahun 2018 hingga Juli 2019.
Total sebanyak lima kali Demisla bertransaksi dengan kedua warga tersebut.

Demisla dinilai telah melanggar Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 12/1951 tentang kepemilikan senjata serta amunisi, sumpah prajurit dan Sapta Marga TNI.
”Memutuskan untuk menjatuhkan vonis penjara seumur hidup bagi Pratu Demisla. Terdakwa juga diberhentikan dari dinas militer TNI Angkatan Darat,” kata Agus.
Demisla melalui dua kuasa hukumnya, yakni Mayor Chk Alvie Syahri dan Letnan Satu Chk Doni Webyantoro menyatakan banding.
Humas Pengadilan Militer III-19 Jayapura Mayor Chk Dendy Suryo Saputro, seusai persidangan, mengungkapkan, total sebanyak 3.660 butir amunisi dari Demisla dan Sersan Dua Wahyu Insyafiadi dari yang dibawa Moses ke kampung halamannya di pedalaman Mimika, yakni Distrik Jita.
Tim gabungan TNI/Polri berhasil mengamankan 600 butir amunisi dari Wahyu dan dua pucuk pistol dari Demisla saat menangkap Jefri, rekan Moses, pada 25 Juli 2019.
Wahyu berasal dari satuan Brigade Infanteri 20 Ima Jaya Keramo (IJK) Timika.
Wahyu bertugas sebagai penjaga gudang amunisi.
Ia pun telah divonis majelis hakim Pengadilan Militer III-19 Jayapura dengan pidana penjara seumur hidup dan dipecat dari dinas militer pada 11 Februari 2020 lalu.
Adapun Jefri berperan sebagai penghubung Demisla dan Wahyu dengan Moses untuk transaksi senjata dan amunisi.
Jefri telah divonis enam tahun penjara di Pengadilan Negeri Timika pada 4 Februari 2020.
Sementara Moses belum ditemukan hingga kini.
”Dari keterangan Demisla, Moses memiliki keterlibatan dengan kelompok sipil separatis bersenjata,” kata Dendy.
Total sebanyak dua aparat keamanan di Mimika yang gugur karena diserang kelompok kriminal separatis bersenjata dalam dua pekan terakhir.
Komandan Distrik Militer 1710/Mimika, Letnan Kolonel Inf Pio Nainggolan menetapkan status keamanan siaga satu di seluruh wilayah Mimika.
Kebijakan ini untuk mengantisipasi serangan kelompok kriminal separatis bersenjata.
Sementara itu, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto mengatakan, TNI AD sangat transparan untuk mempublikasikan putusan pengadilan militer terhadap anggota yang terlibat kepemilikan amunisi dan senjata api di Papua.(*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Jual Amunisi ke Kelompok Separatis di Mimika, Pratu Demisla Divonis Penjara Seumur Hidup
Dugaan Sumber Dana KKB Papua untuk Beli Senjata dan Amunisi
Terungkap dugaan sumber dana kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua untuk membeli senjata dan amunisi.
Dugaan sumber dana KKB Papua ini diungkap oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.
Menurut Paulus Waterpauw, salah satu sumber dana yang digunakan oleh KKB Papua adalah sumbangan dari kepala kampung.
Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kapolda Papua: Kepala Kampung Jangan Beri Dana ke KKB', Paulus Waterpauw mengimbau kepada kepala kampung untuk tidak memberikan bantuan dana kepada KKB Papua.

Menurut Paulus, selama ini diduga kelompok bersenjata ini meminta dana kepada kepala kampung.
Dana tersebut kemudian digunakan untuk membeli senjata api dan amunisi.
"Apapun alasannya, saya tekankan kepada kepala kampung tidak memberikan dana sedikitpun kepada kelompok-kelompok tersebut," kata Paulus, Jumat (22/11/2019) malam.
Paulus mengingatkan, apabila ada kepala kampung yang terbukti memberikan bantuan dana kepada KKB, maka akan ditindak tegas.
• TERBONGKAR Motif di Balik KKB Papua Sering Ganggu Freeport, Ini Kata Kapolda yang Bikin Miris
• TERUNGKAP KKB Papua Ternyata Terpecah Belah, Aksi Egianus Kogoya Bikin Kelompok Lain Iri
• UPDATE Fakta Baru Kerusuhan di Deiyai Melibatkan KKB Papua, Korban dari TNI & Polri Bertambah
Mengingat, selama ini kelompok bersenjata tersebut kerap melakukan aksi teror penembakan maupun pembunuhan, baik terhadap aparat keamanan maupun warga sipil di pedalaman Papua.
"Kami akan tindak tegas kepala kampung yang terbukti berikan dana kepada KKB," ujar Paulus.
Diberitakan sebelumnya, TNI juga sempat membongkar dugaan sumber senjata yang dipakai oleh KKB Papua
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Ini Beberapa Dugaan Sumber Senjata Kelompok Separatis Papua', Aidi menyebut sumber senjata dan amunisi yang dimiliki KKB Papua berasal dari berbagai pihak.
• TERNYATA Kerusuhan di Papua Dimanfaatkan Egianus Kogoya, Rekrut KKB Papua yang Tak Eksis
• SIMAK 3 Kisah Unik Perburuan KKB Papua, Mulai Mistis Prajurit Kopassus hingga Mimpi Komandan TNI AD
• TERNYATA Korban Kriminal Otak Serangan KKB Papua yang Masih 17 Tahun Ini Tak Cuma TNI, Sipil Juga
Menurut Aidi, beberapa bulan lalu berhasil ditangkap warga Polandia di Wamena yang sedang bertransaksi amunisi dengan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Barang bukti yang berhasil diamakan saat itu berupa ratusan amusi.
Namun, diduga sudah banyak yang lolos, sebelum ditangkap.
"Kemungkinan sudah lolos ribuan butir yang lain sebelum tertangkap," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/7/2019).

Selain itu, garis perbatasan negara yang sangat luas dan garis pantai Papua yang demikian panjang dan tidak mungkin bisa dijaga selama 24 jam, dinilai memungkinkan menjadi peluang pasokan amunisi dari luar.
Menurut Aidi, pasca kerusuhan Ambon dan Poso juga menjadi salah satu faktor tersebarnya senjata dan amunisi ke KKB Papua.
Sebab, dari tangan perusuh di lokasi tersebut, belum semuanya berhasil ditarik kembali ke negara.
"Kemungkinan sebagian besar disusupkan masuk ke Papua," tutur Aidi.
• TERUNGKAP Danjen Kopassus Terapkan Strateginya Bikin Pimpinan KKB Papua Menyerahkan Diri
• Komandan TNI AD Mimpi Aneh Sebelum Gempur KKB Papua, Bermakna Kematian tapi Endingnya Misi Sukses
• Pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya Dapat Peringatan dari TNI agar Menyerahkan Diri
Tak hanya itu, terjadinya konflik di beberapa negara tetangga seperti Filipina juga menjadi peluang sumber pasokon amunisi dan senjata masuk ke Papua.
Selain itu, dalam beberapa kali penyerangan Pos TNI-Polri, anggota kelompok separatis berhasil merampas senjata dan amunisi dari tangan aparat keamanan.

Aidi juga menyebutkan, ada dugaan keterlibatan tokoh-tokoh Papua tertentu yang mendukung KKB Papua.
Salah satu indikasinya, beberapa tokoh Papua diam dan tidak bereaksi ketika kelompok separatis melaksanakan serangkaian tindakan kekerasan, pembantaian, penyerangan, pemerkosaan dan lain-lain.
Namun, saat negara bertindak mengerahkan aparat keamanan TNI-Polri, mereka ramai-ramai melancarkan protes, mengkritik, memaki, memfitnah bahkan meminta TNI-Polri ditarik dari Nduga.
"Jadi bukan tidak mungkin para tokoh Papua tertentu berada di balik pergerakan KKB Papua di hutan," kata Aidi.
• TERUNGKAP Prajurit TNI Berhasil Desak KKB Papua hingga Masuk Jurang, Ini Kronologinya
TNI dan Polri sergap petinggi KKB Papua
Di sisi lain, TNI dan Polri berhasil menyergap KKB Papua bernama Iris Murib menjelang HUT OPM
Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Pimpinan KKB Ditangkap Saat Cari Amunisi untuk HUT OPM di Papua', Iris Murib ditangkap pada Kamis (21/11/2019) di Kali Pindah-pindah, Jalan Trans Timika-Nabire, Distrik Iwaka.
Dia ditangkap sekitar pukul 14.21 WIT
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, penangkapan Iris Murib dilakukan oleh Tim Khusus Polda Papua dan Satgas Nemangkawi.
Saat akan ditangkap, Iris Murib sempat melakukan perlawanan.

Menurut Paulus, dalam penangkapan itu Iris Murib terpaksa ditembak, supaya tidak melawan dan melarikan diri.
"Sekarang sudah di RS Bhayangkara Jayapura guna menjalani perawatan," kata Paulus.
Menurut Paulus, polisi sudah lama mengikuti gerak-gerik Iris Murib.
Paulus Waterpauw mengatakan, Iris Murib ditangkap saat sedang mempersiapkan aksi menjelang ulang tahun Organisasi Papua Merdeka ( OPM) pada 1 Desember 2019.
• Ramalan Zodiak Cinta Senin 25 November 2019 Gemini Kian Mesra, Pisces Bikin Tak Nyaman, Virgo Curiga
Menurut Paulus, Iris Murib ditangkap saat mencari amunisi terkait rencana aksi 1 Desember 2019 tersebut.
Selain itu, Iris Murib diketahui akan bergabung dengan KKB lainnya yang menuju Tembagapura, baik dari Intan Jaya, Sugapa, dan lainnya.
"Prinsipnya, yang bersangkutan di Timika dan akan bergabung ke Tembagapura bersama kelompok-kelompok lain dan melakukan aksi pada 1 Desember nanti," ujar Paulus.
• Ruben Onsu Banjir Pujian Netizen, Ini Gara-garanya yang Dilakukan Pertama Kali Demi Betrand Peto
Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Profil Iris Murib, Pimpinan KKB yang Dikenal Sadis dengan Catatan Hitam', Paulus Waterpauw menyebut Iris Murib dan kelompoknya tergolong sadis dalam melakukan aksinya.
Terlebih lagi, Iris Murib memiliki karakter keras dan bertindak sebagai eksekutor.
Paulus menceritakan beberapa riwayat kelam mengenai Iris Murib.
Pada 2014 lalu, kelompok yang dipimpin Iris Murib menembak dua personel kepolisian di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
• Chat Facebook Suami Ajak Chek-in Wanita Simpanan Viral di Medsos, Istri Syok Ternyata Adik Sendiri
Serangan itu menyebabkan Aipda Tomson Siahaan dan Bripda Ari Aprianto gugur.
"Ketika itu, personel kepolisian melakukan bersih-bersih dalam rangka perayaan ibadah Natal di gereja, kemudian diserang," kata Paulus saat ditemui pada Jumat (22/11/2019) malam.
Kemudian, pada 2015, Iris Murib pernah melakukan penyerangan terhadap Polsek Sinak.
Penyerangan itu lagi-lagi menimbulkan korban jiwa.
• ISTRI Mau Hadiahi Suami Tiket Masuk Bola Malaysia vs Indonesia, Suami Malah Nonton Sama Selingkuhan
Kelompok yang dipimpin Iris Murib menyebabkan tiga personel polisi gugur, dan seorang terluka.
Selain itu, Iris Murib juga merampas delapan pucuk senjata api dan amunisi.
"Saat itu, anggota (polisi) sedang istirahat, kemudian diserang," ujar Paulus.
Paulus mengapresiasi keberhasilan tim gabungan ini dalam menangkap Iris Murib, salah satu pimpinan KKB.
• VIDEO Ular Piton Bertarung Melawan Macan Tutul Jadi Viral, Simak Cara Raja Hutan Habisi Si Piton
Kepolisian akan memberikan penghargaan kepada personel gabungan yang menangkapnya.
"Karena dia sudah lama kita cari, di mana dia cukup keras, sadis, dan keji," kata Paulus. (Putra Dewangga Candra Seta)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Dugaan Sumber Dana KKB Papua untuk Beli Senjata & Amunisi Terungkap, Kapolda Tindak Tegas Pelakunya