Pilkada Kota Depok
Namanya Muncul Jelang Pilkada, Internal Partainya Diisukan Pecah Suara, Begini Kata Yeti Wulandari
"Saya tidak pernah mengintervensi atau mencoba melobi terkait Pilkada ini ke DPP (Gerindra)..."
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Fred Mahatma TIS
"Saya tidak pernah bersosialisasi ke bawah atau membranding diri saya sebagai calon kepala daerah karena memang saya dari awal tidak berambisi (jadi kepala daerah)" tuturnya.
Bantah pecah suara
Perihal Pilkada serentak yang diikuti sekitar 270 wilayah di Indonesia, Yeti mengatakan hingga kini Partai Gerindra belum memanggil satu pun para kadernya yang akan maju menjadi kepala daerah.
Yeti membantah bila persoalan Pilkada ini membawa efek buruk bagi kesolidan Gerindra alias pecah suara di internal khususnya di tingkatan DPC.
"Oh ngga (pecah suara), sebagai kader, masalah dinamika siapa yang terpilih itu kan hal biasa," paparnya.
Dengan demikian, Yeti mengatakan bila keputusan pusat telah resmi turun, siapapun yang akan diusung maka akan mendapat dukungan penuh dari kader lain, termasuk dirinya.
"Karena memang di Gerindra ini kan menggunakan sistem komando, jadi, perintah pusatlah yang menjadi komando atau arah bagi kami, intinya sih seperti itu," kata Yeti.
Hanya satu nama
Sementara itu, beberapa waktu lalu, Hamzah sempat mengatakan bahwa hingga detik ini DPC Partai Gerindra Kota Depok hanya memiliki satu nama untuk diusung yakni Pradi Supriatna.
"Kan aturannya itu, mereka yang mau mencalonkan ya harus melalui DPC, sejauh ini yang mencalonkan ya cuma Bang Pradi," tutur Hamzah.
Ucapan Sami'na Wa Atho'na pun sempat disindir Hamzah, bahwa jika memang memegang prinsip tersebut, maka seluruh kader siapapun orangnya harus taat dengan keputusan partai.
"Kalau memang taat dengan partai ya jalankan apa yang diinstruksikan partai," katanya.