Virus Corona

Kata Kemenkes Soal Alur Deteksi Virus Corona, Mulai dari Pemantauan, Pengawasan dan Positif Covid-19

Begini penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengenai alur deteksi Covid-19. Mulai dari penemuan pasien demam hingga positif Covid-19.

Editor: PanjiBaskhara
Tangkap Layar Akun Instagram @kemenkes_ri
Begini penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengenai alur deteksi Covid-19. Mulai dari penemuan pasien demam hingga positif Covid-19. 

Apakah Anda sudah mengetahui mengenai alur deteksi virus corona atau alur deteksi Covid-19?

Kali ini, Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, menjelaskan alur deteksi virus corona itu.

Penjelasan alur deteksi Covid-19 dimulai dari penemuan pasien demam, hingga positif Covid-19.

Hal itu dipaparkan di akun Instagram resmi Kemenkes RI di @kemenkes_ri dikutip warkotalive.com.

"Bagaimana alur deteksi #COVID19 ?

Berikut alur penemuan kasus dan respon di wilayah. Kegiatan penemuan kasus #COVID19 wilayah dilakukan melalui penemuan orang sesuai definisi operasional.

Penemuan kasus bisa dilakukan di puskesmas dan fasyankes lain.

#WaspadaCOVID19
#tenangdanwaspada
#COVID19Indonesia" tulis akun Instagram @kemenkes_ri dikutip wartakotalive.com, Senin (9/3/2020).

Update Hotline Covid-19 Kemenkes RI

Pihak Kemenkes RI memberikan informasi mengenai update Hotline Covid-19.

Informasi itu dibeberkannya di akun Instagram @kemenkes_ri.

Menurut Kemenkes RI, masyarakat bisa menghubungi Hotline Covid-19 di PSC 119 dengan ext 9. 

"[UPDATE HOTLINE COVID-19]

Sehubungan dengan maraknya informasi mengenai #COVID19, saat ini hotline terkait #COVID19 sudah diintegrasikan melalui PSC 119 dengan ext 9.

Hal ini dilakukan untuk merespon lebih cepat, tidak semua pelayanan akan diberikan ambulans services, kebutuhan ini akan disesuaikan dengan laporan yang diterima terlebih dahulu dari penelpon.
.
.
Standar pelayanan PSC 119 adalah dimulai dari panggilan yang dilakukan oleh warga yang tengah mengalami gawat darurat kesehatan melalui nomor 119.

Kemudian dilakukan layanan kegawatdaruratan dengan menerjunkan ambulans.

PSC 119 merupakan layanan cepat tanggap darurat kesehatan.

PSC 119 dibentuk untuk mempercepat penanganan dan pertolongan pada yang membutuhkan penangan segera.

#Waspadaviruscorona #tenangdanwaspada
#updatecoronavirus

sehatnegeriku.kemkes.go.id
Follow kami:
Facebook : Kementerian Kesehatan RI
Twitter : @kemenkesRI
Youtube : Kementerian Kesehatan RI
Flickr : sehatnegeriku

HALO KEMENKES 1500567 (24 hours)

#kemenkesfact #kemenkestips #KEMENKESRI #sehatnegeriku" tulis akun Instagram @kemenkes_ri dikutip wartakotalive.com.

Uang bisa jadi penghantar virus corona?

Pihak Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), tanggapi soal uang tunai penghantar virus corona (Covid-19).

Menurut WHO, uang tunai bisa jadi penghantar virus corona, atau uang tunai berkontribusi penyebaran virus corona.

Diketahui, uang tunai terpapar virus corona bisa melalui sentuhan atau genggaman tangan.

Ilustrasi uang rupiah
Ilustrasi uang rupiah (KOMPAS/HERU SRI KUMORO)

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak menyentuh area wajah mereka setelah memegang uang tunai.

Seperti yang disampaikan perwakilan WHO bahwa uang kertas bisa menjadi media penghantar virus ini.

"Kami tahu bahwa uang sering berpindah tangan serta dapat menampung semua jenis bakteri dan virus," kata seorang perwakilan WHO.

"Kami pun mengimbau masyarakat untuk selalu mencuci tangan setelah memegang uang kertas dan menghindari menyentuh area wajah," jelas dia.

Dikutip dari laman Business Insider, Minggu (8/3/2020), dalam sebuah pernyataannya, ia mengatakan bahwa masyarakat harus mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan berupa hand sanitizer setelah memegang uang.

Terutama saat mereka hendak makan atau sebelum menyentuh makanan.

Kendati demikian, The Mayo Clinic menyampaikan bahwa sebenarnya virus cenderung bertahan lebih lama pada permukaan yang keras seperti plastik dan logam, dibandingkan permukaan yang lembut seperti uang kertas Dolar Amerika Serikat (AS).

Hal itu karena uang kertas tersebut merupakan campuran dari bahan kertas dan kain.

Namun, faktor-faktor seperti suhu dan kelembaban tentunya akan mempengaruhi berapa lama virus ini akan bertahan di permukaan.

Sementara itu pemerintah China mengatakan pada Februari lalu, mereka akan menghilangkan dan mendisinfeksi uang tunai dari rumah sakit, bus dan pasar di kawasan-kawasan yang terdampak parah virus corona.

Menyikapi sikap China, media yang berbasis di Inggris The Telegraph melaporkan bahwa Bank of England tidak akan mengikuti rencana negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu dalam mendisinfeksi uang tunai.

Sedangkan AS melalui Departemen Keuangan belum berkomentar atas isu ini. (CC/Wartakotalive.com/Tribunnews)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved