Fintech
Bermula dari Kamar Kos, Ramadhan Saputra Kembangkan Usaha Bakmi dengan Pinjaman dari Kredivo
Ramadhan Saputra, pemilik Warung J’geer, merupakan satu dari jutaan pengguna Kredivo (fintech lending) yang memanfaatkan kemudahan akses pinjaman.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
“Sampai suatu ketika, ada orderan sekitar 50 pcs dan itu kewalahan. Semua tempat di kosan saya penuh untuk meletakkan dan memasak orderan, bahkan hingga ranjang..."
PERKEMBANGAN teknologi yang makin pesat membuat semua sektor fokus terhadap dunia digital.
Kehadiran teknologi juga membawa perubahan bagi lanskap bisnis di sektor keuangan saat ini.
Pelaku di sektor keuangan pun semakin dituntut untuk mampu memberikan layanan dan produk keuangan yang inovatif, efisien, cepat, mudah, dan memberikan banyak pilihan bagi masyarakat.
• Kredivo Luncurkan Zero-click Checkout, Pangkas Waktu Proses Pembayaran Digital Menjadi Nol Detik
• Masyarakat Diminta Bijak Manfaatkan Fintech, OJK Sarankan Lapor Jika Ada Fintech Nakal
• Heboh Penggerebekan Kantor Pinjaman Online di Pluit, Berikut Deretan Kasus Penipuan Fintech Ilegal
Hal ini bisa kita lihat dari perkembangan fintech lending dalam beberapa tahun terakhir yang semakin signifikan.
Guna memaksimalkan dampak dari kehadiran fintech lending, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun meminta para pelakunya untuk menyalurkan pinjaman sebesar 20 persen dari total pinjaman untuk sektor produktif.
Selain mampu untuk turut menggerakkan roda perekonomian negara, pemanfaatan pinjaman dari fintech lending pada sektor produktif yang inklusif juga mampu menciptakan masyarakat yang lebih berdaya guna dan melek keuangan.
Ramadhan Saputra, pemilik Warung J’geer, merupakan satu dari jutaan pengguna Kredivo (fintech lending) yang memanfaatkan kemudahan akses pinjaman untuk merintis usaha dan mewujudkan impiannya.
Pria yang akrab disapa Rahmat itu memulai usaha warung Bakmi Medannya dari kamar kosan yang hanya berukuran 2x2 meter.
Tentu bukan hal yang mudah bagi Rahmat yang tidak memiliki cukup modal pada saat itu untuk mengembangkan usahanya.
Tekadnya untuk memiliki usaha bakmi dimulai pada saat ia diminta untuk memasak di acara ulang tahun anak rekan kantornya.
Tak disangka, banyak di antara rekan kantornya yang menyukai dan kemudian memesan bakminya.
“Sampai suatu ketika, ada orderan sekitar 50 pcs dan itu kewalahan. Semua tempat di kosan saya penuh untuk meletakkan dan memasak orderan, bahkan hingga ranjang. Pokoknya itu saya taruh aja makanan di tempat yang bisa ditempatkan,” ungkap Rahmat dalam keterangan tertulis Kredivo, yang diterima Wartakotalive.com, Jumat (6/3/2020).
Bahkan, kerap kali ia harus memasak secara diam-diam agar tidak ketahuan oleh pemilik kosannya.
Walaupun proses yang dilalui tidak mudah dengan berbagai tantangan, usaha Bakmi Medan Rahmat terus berlanjut hingga beberapa bulan.
Kembangkan usaha
Seiring dengan berjalannya waktu, tawaran untuk memasak bakmi ini semakin lama semakin bertambah. Saat itulah muncul tekad di benak Rahmat untuk semakin mengembangkan usahanya.
Hingga pada akhirnya, ia memberanikan diri untuk menyewa sebuah tempat usaha secara bulanan, bermodalkan dari gaji yang disisihkan setiap bulannya.
Rahmat bahkan merenovasi tempat usaha tersebut seorang diri. Persiapan mengembangkan usaha bakminya pun semakin lengkap dan siap, setelah Rahmat membeli berbagai peralatan masak dari sisa tabungannya tersebut.
Akan tetapi, modal yang ia miliki dari gaji yang disisihkan per bulannya masih belum cukup untuk menutupi biaya bahan baku.
Uang yang dimiliki sebelumnya sudah dialokasikan untuk biaya sewa tempat usahanya. Hal ini menjadi tantangan lagi bagi Rahmat dalam membutuhkan modal lebih agar dapat membeli bahan-bahan baku tersebut.
Singkat cerita, Rahmat lantas mengajukan pinjaman tunai ke Kredivo untuk membeli bahan baku seperti mie, telur, minyak, dan sebagainya.
Hal ini membuat usaha Rahmat mulai berjalan dan pembeli makin berdatangan.
Namun, ia juga menyadari bahwa bahan baku yang dimiliki masih kurang dan tempat yang ia miliki belum mempunyai kursi dan meja.
Pada akhirnya, ia kembali memutuskan untuk kembali melakukan pinjaman tunai kedua kali nya dengan Kredivo,untuk modal memenuhi kebutuhan bahan baku dan peralatan kursi dan meja bagi pelanggan.
"Hingga sekarang Alhamdulillah usaha saya terus berjalan dengan lancar ditambah dengan pelanggan yang tak pernah sepi,” tambah Rahmat.
Peluang ekonomi
Mengomentari kisah perjuangan Rahmat, CEO Kredivo Indonesia Alie Tan mengatakan, pihaknya percaya bahwa peran teknologi dalam layanan keuangan telah menciptakan berbagai peluang ekonomi, terutama yang berkaitan dengan sektor produktif.
“Kisah insipiratif seperti Rahmat, menjadi penggerak bagi kami untuk terus melakukan berbagai inisiatif guna menciptakan generasi melek keuangan, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan akses layanan keuangan secara bijak dan produktif,” ungkap Alie Tan.
Saat ini, pengguna Kredivo yang mengajukan pinjaman tunai untuk segmen produktif juga telah mencapai 20 persen dari total pengguna, di mana sebagian besar digunakan untuk mengembangkan usaha.