Virus Corona

Tudingan Wali Kota Depok Merugikan Warga di Lingkungan Pasien, Ini yang Sebenarnya Terjadi

Akibat statemen Wali Kota Depok yang beberkan data pasien merugikan warga perumahan Studio Alam.

Layar tangkap Narasi TV/Mata Najwa
Anis Hidayah tetangga pasien 01 dan 02 suspect virus corona ungkap kerugian akibat statemen pemerintah, terutama dari Wali Kota Depok yang membuat resah warga 

WARTAKOTA --- Sebuah informasi tentang data pribadi dua pasien yang dinyatakan positif tertular virus corona beredar di dunia maya.

Informasi detail itu beredar lewat pesan di grup WhatsApp Messenger.

Dalam pesan itu, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, tercantum dengan jelas mengenai alamat  pasien serta kronologi mereka tertular virus tersebut.

Hal itu membuat shock pasien dan para tetangganya yang tinggal di perumahan Studio Alam Depok.

Dalam acara Mata Najwa, Selasa (4/3/2020) malam, hal itu diungkap Anis Hidayah tetangga pasien 01 dan 02.

"Pasien sama terkejutnya dengan warga Indonesia yang mendengar soal kabar warga Indonesia yang diduga kena Virus Corona dan yang paling membuat shock data privasi keluarga itu dibeberkan di umum dan stament otoritas dari A-Z itu beda semua dan semua menyakitkan bagi pasien, lingkungan tempat tinggal," jelas Anis yang hadir di acara Mata Najwa yang mengulas tema "Melawan Corona".

Paranormal Mbak You Ungkap Bakal Ada Artis Muda yang akan Meninggal karena Serangan Jantung

Wali Kota Depok Bilang Pasien Virus Corona Stres karena Masih Pegang HP, Sarankan Hindari Medsos

Anis ungkapkan akibat peryataan Wali Kota Depok membuat warga perumahan jadi rugi.

"Apalagi Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan warga yang tinggal di Perumahan Studio Alam Indah itu eksklusif, tidak saling kenal. Padahal kenyataannya tidak seperti itu."

"Lalu yang kedua Wali kota bilang di lingkungan kami habis ada tanam pohon di RW, padahal itu tidak benar. Kami hanya mengadakan acara pasar bumi karena di tempat kami ada komunitas organik dan menggelar pasar sahabat bumi."

"Bahkan nama dan alamat persis pasien disebutkan sang Wali Kota. Seharusnya kan data pasien dilindungi dan berlaku di semua negara. Tetapi begitu diumumkan oleh presiden semua datanya viral. harusnya Pak Moeldoko meluruskan ini karena semuanya jadi merugikan kami yang tinggal di daerah itu akibat informasi yang simpang siur," tutur Anis Hidayah.

Wali Kota Depok Mohammad Idris saat memberikan keterangan kepada wartawan di kawasan Margonda, Pancoran Mas, Depok, Selasa (18/2/2020).
Wali Kota Depok Mohammad Idris saat memberikan keterangan kepada wartawan di kawasan Margonda, Pancoran Mas, Depok, Selasa (18/2/2020). (Wartakotalive.com/Vini Rizki Amelia)

Najwa Shihab menanyakan apa dampak terburuk dari pemberitaan tersebut.

Anis menyebutkan, salah satu kerugiannya, ada warga sampai tak boleh ke kantor sampai dapat surat dari dokter yang menyatakan bebas dari virus corona.

Ada juga kesulitan pesan transportasi online karena dianggap lingkungan perumaham berbahaya, ada juga anak-anak yang dilarang pergi ke sekolah karena tinggal di Perumahan Studio Alam Indah Depok.

"Semua itu terjadi karena statemen dari Kadikominfo Depok," ujar Anis.

Lalu Najwa Shihab pun menambahkan itu juga karena peryataan dari Wali Kota Depok.

Selain itu juga berita di media online kebanyakan menyebarkan informasi hoaks.

Ini Kesaksian Julie, Pasien Corona yang Sembuh setelah Karantina 9 Hari

Najwa Shihab juga menceritakan bahwa tim Mata Najwa sudah menghubungi pasien 01 yang menyatakan dirinya dalam kondisi baik dan menyesalkan sejumlah informasi yang menyudutkan namanya.

Kejadiannya yang sebenarnya adalah pasien 01 bertemu dengan WN Jepang di ruang publik yang sama, bukan di rumah pasien.

"Jadi akun akan berterima kasih bila orang yang aku kenal atau orang yang satu lingkaran denganku menghormati privasiku dan menolongku melewati ini ketimbang memperburuk stres di kepalaku dengan menyebarkan foto-fotoku," kata pasien 01.

Seperti diketahui sebelumnya pada Senin (2/3/2020), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada dua warga yang tertular virus corona.

Saat mengumumkan, Jokowi tidak menyebutkan identitas mereka.

Jokowi hanya menyebutkan bahwa dua orang tersebut merupakan ibu berusia 64 tahun dan putrinya yang berumur 31 tahun.

Usai Jokowi memberi pernyataan, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menambahkan keterangan lain.

Terwan menyebutkan, dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang positif tertular virus corona tinggal di wilayah Depok, Jawa Barat.

"Daerah Depok," kata Terawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Di hari yang sama, Wali Kota Depok Mohammad Idris membenarkan bahwa dua orang warganya terkonfirmasi positif virus corona.

"Ada dua yang positif orang tua dan anak, sementara dua orang ya. Ber-KTP dan beralamat di Depok," kata Idris dalam konferensi pers di Balai Kota Depok, Senin (2/3/2020).

Idris turut menginformasikan kabar bahwa rumah dua warganya itu beralamat di Perumahan Studio Alam, Depok, Jawa Barat.

"Saya belum cek langsung, namun rumahnya di Perumahan Studio Alam," kata Idris.

Tanggapan pemerintah

Moeldoko Kepala Staf Kepresidenan mengapresiasi sikap warga Indonesia yang tetap tenang menghadapi Virus Corona dibanding dengan negara lain.

Apalagi corona tingkat kesembuhannya lebih besar.

"Dulu pun kita sudah pernah menghadapi Sars dan Mers yang lebih parah dibanding Virus Corona," tutur Moeldoko

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bicara soal Virus Corona
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bicara soal Virus Corona (Layar tangkap Narasi TV/Mata Najwa)

"Apakah menurut Pak Moeldoko pemerintah sudah tanggap menghadapi situasi ini. kok kesannya mengentengkan ? tanya Najwa

"Sejak 7 Februari Pemerintah sudah membentuk Pinter, Pusat Informasi Terpadu convid-19. semua informasi soal Corona disampaikan. Bahkan kita sudah bikin protokol komunikasi antara pusat dan daerah sehingga tegas ada yang boleh diomongin dan ada yang tidak boleh diomongin ke publik," kata Moeldoko.

"Lalu yang dilakukan Wali kota Depok itu salah apa betul?" tanya Najwa

"Saya tidak coba menghakimi ya, beliau kan sudah klarifikasi kemarin di acara ILC, karena itu kita janganlah bertikai pada persoalan yang bukan intinya," jawab Moeldoko.

Sementara itu Nihayatul Wafiroh, Wakil Ketua Komisi IX DPR dalam kesempatan yang sama mengatakan jangan sampai masyarakat gaduh karena ketidaktahuan soal virus corona.

Seperti di Korea Selatan setiap 2 jam sekali ada sms blast yang menerangkan hal yang simple, gejala, apa yang harus dilakukan.

"Tapi di Indonesia tidak ada sama sekali. Bahkan ketika waktu itu saya ada di Terminal 3 Ultimate saat Virus Corona sudah merebak pada awal Februari di sana belum disediakan hand sanitizer," ujar politisi dari fraksi PKB ini.

Lihat videonya di sini:

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved