Omnibus Law RUU Cipta Kerja Diyakini Akan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia dinilai sangat risky, complicated, dan membutuhkan waktu satu tahun atau lebih untuk proses pemindahannya.
SEMARANG, WARTA KOTA-- Perang dagang Amerika Serikat dan China pada tahun 2019 menjadi bukti titik lemahnya daya tarik Indonesia terhadap investor yang hengkang dari China.
Menurut data World Bank dalam Laporan Global Economic Risks and Implication for Indonesia 2019, disebutkan bahwa Indonesia dinilai sangat risky, complicated, dan membutuhkan waktu satu tahun atau lebih untuk proses pemindahannya.
Demikian disampaikan Ir. Aloysius Budi Santoso, M.M., Head of Manpower and Social Security Committee for Wages at APINDO dalam Seminar Omnibus Law Cipta Kerja di Ruang Seminar Gedung Laboratorium Ligitasi, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (26/2/2020).
Seminar yang digelar oleh Universitas Diponegoro bekerja sama dengan Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (IKA UNDIP) ini bertajuk ‘Omnibus Law RUU Cipta Kerja dalam Perspektif Akademis & Pelaku Usaha’.

Menurut Budi, jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan sebesar 5,5 persen di tahun 2021, maka investasi perlu bertumbuh sebesar 13 persen dari nilai investasi di tahun 2019.
“Untuk dapat bertumbuh sebesar enam persen di tahun 2024, maka pertumbuhan investasi sebesar 40 persen dari nilai investasi di tahun 2019, atau dari rata rata 3.200 triliun pada periode 2015-2019 menjadi rata rata 4.400 triliun pada periode 2020-2024,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Warta Kota, Kamis (27/2/2020).
Dengan Omnibus Law Cipta Kerja, kata Budi, diharapkan terjadi perubahan struktur ekonomi yang akan mampu menggerakkan semua sektor, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7 persen-6,0 persen.
Hal ini digenjot melalui penciptaan Lapangan Kerja yang berkualitas sebanyak 2,7 sd 3 juta per tahun, dibandingkan 20-2,5 juta jika tanpa Omnibus Law.
“Kita juga dorong peningkatan investasi sebanyak 6,6 persen-7,0 persen yang meningkatkan Income dan Daya Beli, dan mendorong Peningkatan Konsumsi (5,4 persen-5,6 persen)," katanya.
"Kemudian peningkatan produktivitas yang akan diikuti Peningkatan upah, sehingga dapat meningkatkan Income, Daya Beli dan Konsumsi,” tambah Budi.
Dita Indah Sari Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja R
Prof Dr Retno Saraswati SH MHum Dekan FH Undip
Ketua IKA UNDIP Maryono
Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (IKA UNDIP)
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir Apresiasi Survei yang Dilakukan Lazismu |
![]() |
---|
Baru Dilantik Jadi Bupati Banyuwangi, Ini Profil Ipuk Fiestiandani |
![]() |
---|
Berat Badan Turun 25 Kilogram Usai Diet Ketat, Tya Ariestya: Suami Nggak Perlu Repot Cari Istri Muda |
![]() |
---|
Foto Penangkapan Millen Cyrus Saat Nongkrong di Kafe, Hasil Urin Dinyatakan Positif Benzodiazepam |
![]() |
---|
Kronologis Oknum TNI Diduga Hamili Istri Orang Tapi Terpaksa Dibebaskan Oleh Hakim, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|